Pages

Kamis, 08 November 2018

Luk 14:15-24

Sarapan Pagi 
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya

 Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Selasa, 6 November 2018: Hari Biasa XXXI - Tahun B / II (Hijau)
BacaanFlp 2:5-11; Mzm 22:26b-17, 28-30a, 31-32; Luk 14:15-24



 1. Mampu menerima semua orang
Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah."

Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap.

Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.

Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat.

Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku."

Renungan:

Menjadi undangan dalam sebuah perjamuan merupakan suatu kehormatan bagi setiap orang. Undangan menjadi bukti cinta orang lain kepada kita. Namun, apa yang terjadi? Kita sering tidak mengindahkan undangan tersebut. Kita tidak memikirkan perasaan orang yang mau menjamu kita.

Banyak orang yang menjalin hubungan hanya dengan orang-orang yang sederajat dengan mereka. Orang-orang miskin, cacat, buta dan lumpuh tidak mendapat tempat diantara mereka. Hari ini Yesus menuntut dari kita sebuah sikap yang tidak biasa, yakni sikap rendah hati menerima semua orang dalam kehidupan kita. Beranikah kita?

Tuhan Yesus memberkati.