Jumat sore (28 September 2018) saya ditelpon oleh anak saya (K) yang berada di Palu. Karena listrik dan jaringan telkomsel mati, maka K memohon kami untuk melihat keadaan Palu melalui TV, bagian mana saja yang kena gempa dan tsunami.
Karena baterai hpnya habis (hp lainnya, yang XL), maka kami kehilangan kontak dengannya. Untuk keselamatan K, maka saya menghubungi komunitas saya untuk mohon dukungan doa.
Minggu siang K dapat menghubungi kami lagi, dan mengatakan bahwa akan pulang. Ketika mendengar kabar ini, seluruh syaraf saya yang terasa kaku langsung kendor dan mata saya tidak bisa dibuka lagi karena sangat mengantuk.
Melihat keadaan Palu yang demikian hancur, hati saya sangat sedih karena membayangkan keadaan anak saya yang juga mengalami hal yang sama, yaitu kelaparan dan harus berebut pulang dengan naik herkules.
Ternyata apa yang saya bayangkan berbeda dengan apa yang Tuhan berikan pada K. Setelah bertemu dengan K, maka saya baru tahu kisahnya.
Begitu terjadi gempa, seluruh karyawan ke luar dari gedung menuju lapangan sehingga tidak ada satupun yang kena runtuhan temboknya. Kendaraan yang ada di parkiran rusak.
Meskipun mempunyai saldo di ATM, ATM saat itu tidak berfungsi. Karena ada oknum yang mengkoordinir untuk menjarah mesin ATM. Datanglah truk yang membawa sepeda motor dan masing-masing pengendara sudah ada pembagian tugas untuk menjarah.
K dan teman-temannya tidak kelaparan karena mereka mau saling berbagi, ada yang mempunyai rendang dan nugget dimakan bersama. Setelah makanan tersebut habis, mereka mengumpulkan uang tunai untuk membeli Indomie dan air PDAM untuk minum, karena air botolan tidak ada.
K tidak dapat ikut naik herkules karena yang didahulukan adalah ibu dan anak, wanita hamil dan orang sakit. Karena banyak karyawan kantor yang tidak bisa ikut ter-evakuasi, maka mereka menghubungi kantor pusat. Sungguh bijaksana keputusan kantor pusat, para karyawan dan keluarganya yang ada di Palu di-evakuasi dengan menyewa pesawat Garuda ke Makassar.
Di Makassar K langsung membeli pakaian karena tidak bisa mengambil barangnya yang ada di kost. Keesokan harinya semua karyawan dipulangkan ke daerah asalnya selama seminggu.
Tuhan sungguh melindungi anak-anak-Nya, ada dua peristiwa penyelamatan yang dialami K.
1. Minggu, 30 September 2018 kota Palu akan mengadakan HUT-nya. K dan teman-temannya mau mengikuti lari maraton. Karena sorenya ada acara perpisahan dengan orang kantor, maka tanda peserta dan kaosnya diambil siang hari pada waktu istirahat siang.
2. Entah mengapa sesudah jam pulang kantor, K dan teman-teman seperti dilupakan untuk segera berangkat ke Hotel Mercure Palu.
Andaikata rencana K berjalan sesuai dengan kehendaknya, maka K hanya tinggal nama saja. Karena kedua tempat tersebut hancur lebur.
Sungguh janji-Nya digenapi:
Engkaulah yang memberkati orang benar, ya Tuhan; Engkau memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai (Mzm 5:13)
Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu (Mzm 91:7).
Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia (1 Kor 2:9).
(Sumber: Warta KPI TL No. 162/X/2018).
(Sumber: Warta KPI TL No. 162/X/2018).