Kamis, 11 Oktober 2018

01.02 -

Mat 4:1-11

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Minggu, 5 Maret 2017: Hari Minggu Prapaskah I - Tahun A/I (Ungu)
Bacaan: Kej 2:7-9, 3:1-7; Mzm 51:3-4, 5-6a, 12-13, 14, 17; Rm 5:12-19; Mat 4:1-11


1. Berpuasa

Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.

Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." 

Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." 

Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"

Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." 

Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.

Renungan:

Berpuasa adalah saat untuk belajar mengandalkan Tuhan. Berpuasa bukan saat untuk menunjukkan kekuatan dalam hal "siapa yang lebih kuat menahan lapar". Jika kita berpuasa untuk "berkompetisi menahan lapar" maka kita tidak akan pernah di-isi oleh Roh Kudus melainkan diisi dengan kesombongan rohani dan keegoisan semata.

Mengapa Yesus perlu berpuasa? Bukankah Dia adalah Anak Allah yang pasti sudah dipenuhi oleh Roh Kudus? Yesus berpuasa untuk menunjukkan kepada kita hakekat sejati dari berpuasa.

Berpuasa bukan sekedar tuntutan religius. Berpuasa bukan sekedar hukum agama yang harus dijalankan. Berpuasa bukan agar manusia dihormati sebagai "manusia religius" sehingga perlu menulis dimana-mana, "hormatilah orang yang sedang berpuasa".

Yesus mau menunjukkan bahwa berpuasa yang sejati adalah ketika manusia mengandalkan Allah dalam kondisi apapun, mengantar manusia untuk memahami bahwa harta dan takhta (kuasa) tidak biasa menggantikan kuasa Allah dalam kehidupan ini.

Tantangan dan cobaan hidup bisa mengubah orientasi kita pada harta dan takhta. Namun ketika kita berpuasa, kita akan menyadari bahwa semua yang ada di dunia: makanan, harta, dan takhta, tidak bisa diandalkan, kecuali kita mengandalkan Tuhan semata.

Tuhan Yesus memberkati.