Sebelum mengikuti Yesus, Tomas adalah seorang nelayan. Tapi tidak seperti Petrus atau Andreas yang memiliki perahu sendiri; Tomas hanyalah seorang nelayan kuli yang tidak memiliki perahu. Hidupnya hampir selalu serba kekurangan. Inilah yang membuat ia sangat hati-hati, pesimistik, cepat menyangka akan terjadi hal-hal buruk.
Ketika Yesus ditangkap, Tomas kehilangan keberaniannya. Ia melarikan diri bersama para rasul yang lain. Hatinya hancur oleh rasa duka atas wafatnya Kristus yang dikasihinya.
Kemudian, pada hari Minggu Paskah, Yesus menampakkan diri kepada para rasul-Nya setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Waktu itu Tomas tidak bersama mereka.
Begitu ia datang, para rasul yang lain menceritakan padanya dengan penuh sukacita, “Kami telah melihat Tuhan!” Mereka pikir Tomas akan ikut bergembira bersama mereka. Tetapi, Tomas tidak percaya. “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya,” demikian katanya, “dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.”
Delapan hari kemudian, Yesus kembali menampakkan diri kepada para rasul. Kali ini, Tomas juga ada bersama mereka. Yesus memanggilnya dan memintanya untuk mencucukkan jarinya ke dalam luka di tangan-Nya dan luka di lambung-Nya. St.Tomas yang malang!
Ia jatuh tersungkur di kaki Sang Guru dan mengucapkan ungkapan imannya yang indah, yang terus kita ulangi sampai hari ini dalam doa-doa kita; “Ya Tuhanku dan Allahku!”.
Kemudian kata Yesus, “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” (Yoh 20:28-29)
Sesudah hari raya Pentakosta, para rasul dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus. Mereka menjadi kuat serta teguh dalam iman dan kepercayaan pada Yesus.
Tomas diyakini berlayar ke India pada tahun 52 M untuk mengabarkan Injil kepada orang Yahudi diaspora di Kerala. Ia mendarat di pelabuhan kuno Muziris (Kota ini punah pada tahun 1341 akibat banjir besar) dekat Kodungalloor. Kemudian ia ke Palayoor (sekarang dekat Guruvayoor) dan pada tahun 52 itu pula sampai ke bagian selatan yang sekarang menjadi negara bagian Kerala, di mana ia mendirikan Ezharappallikal atau "Tujuh Setengah Gereja".
Gereja-gereja tersebut adalah di Kodungallur, Kollam, Niranam (Niranam St.Marys Orthodox Church), Nilackal (Chayal), Kokkamangalam, Kottakkayal (Paravoor), Palayoor (Chattukulangara) dan Thiruvithancode Arappally – gereja yang setengah.
Menurut tradisi, St.Tomas mati syahid di St. Tomas Mount di Chennai dan dimakamkan di dalam San Thome Cathedral Basilica.
Tradisi ini diperkuat dengan tulisan St.Efrem dalam karyanya "Carmina Nisibina" bahwa Tomas dibunuh di India disekitar tahun 72, dan jasadnya kemudian dikuburkan di Edessa, dibawa ke sana oleh seorang saudagar yang tidak disebut namanya.
Sebuah kalender gereja Suriah kuno mendukung tulisan St.Efrem di atas dan menyebutkan nama saudagar itu, dimana ditulis: "3 Juli, St. Tomas ditusuk dengan lembing di India. Badannya ada di Urhai (nama kuno untuk Edessa) setelah dibawa ke sana oleh saudagar Khabin dalam suatu perayaan agung.
Pada tahun 232 sebagian besar relikwi Rasul Tomas diserahkan oleh seorang raja India untuk dibawa ke kota Edessa, Mesopotamia. Sedikit relikwi tetap disimpan di makam St.Tomas dalam gereja di Mylapore, Tamil Nadu, India, sampai hari ini.
(Baca juga: Yoh 20:24-29)
(Baca juga: Yoh 20:24-29)