Pages

Jumat, 10 Agustus 2018

Mat 6:24-34

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)

 

Penanggalan liturgi

Sabtu, 23 Juni 2018: Hari Biasa XI - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: 2 Taw 24:17-25; Mzm 89:4-5, 29-30, 31-32, 33-34; Mat 6:24-34



1. Jangan kuatir

"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? (*) Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?

Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.

Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?

Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Renungan:

Ada 1001 alasan bagi kita untuk membuat kita menjadi kuatir dan pesimis dalam menjalani hidup. Namun, bersama Tuhan, ada 1001 alasan juga bagi kita untuk tetap optimis, menatap masa depan dalam menjalani hidup. (*) Dari kata-kata ini kita diajak untuk mempercayakan seluruh hidup kita hanya kepada-Nya. 

Jadi, dalam menjalani hidup yang penuh tantangan dan godaan ini, kita semestinya selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Sebab, semakin kita dekat dengan Tuhan, hati kita akan menjadi lebih damai, tenang dan penuh sukacita

Tuhan Yesus memberkati.