Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Minggu, 12 Agustus 2018: HR SP Maria diangkat ke Sorga; Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Why 11:19a; 12:1, 3-6a, 10ab; Mzm 45:10bc, 11, 12ab; 1 Kor 15:20-26; Luk 1:39-56
Bacaan: Why 11:19a; 12:1, 3-6a, 10ab; Mzm 45:10bc, 11, 12ab; 1 Kor 15:20-26; Luk 1:39-56
Jumat, 31 Mei 2019: Pesta Santa Perawan Maria mengunjungi Elisabet - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Zef 3:14-18a atau Rm 12:9-16b; MT Yes 12:2-3, 4bcd, 5-6; Luk 1:39-56
Beberapa waktu kemudian (1) berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ (3) ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.
Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, (2) melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."
Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya."
Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
Renungan
1. Quality time
(3) Perjumpaan antara Maria dan Elizabet membawa sukacita dan kegembiraan bagi kedua belah pihak.
Apakah perjumpaan kita dengan orang lain sudah membawa sukacita? Ataukah sebaliknya? Jika belum, marilah kita belajar untuk menggunakan atau memanfaatkan "setiap" perjumpaan kita dengan orang lain sebagai waktu yang sungguh berkualitas (quality time).
Maksudnya ialah melalui perjumpaan itu, entah kita sendiri maupun orang lain sama-sama mengalami sukacita dan kegembiraan, bukan sebaliknya. Dengan begitu maka "setiap" perjumpaan kita dengan orang lain menjadi saat yang membahagiakan.
2. Hidup dipenuhi dengan cinta Allah
Misteri keselamatan Allah atas umat manusia dapat kita lihat dalam diri Santa Perawan Maria. Santa Perawan Maria adalah manusia biasa seperti kita. Karena hidupnya dipenuhi oleh kasih Allah, maka Allah pun sangat mengasihinya.
Pada akhir hidupnya di dunia, Allah menganugerahkan kepadanya kehidupan abadi. Allah mengangkatnya ke sorga ke dalam keabadian sorgawi jiwa dan raganya.
Apa yang terjadi atas Bunda Maria ini sebenarnya juga merupakan gambaran bagi kita sekalian bahwa hidup kita pun akan demikian adanya, hidup kita tidak berakhir di dunia ini, karena masih ada kehidupan lain yang menantikan kita, yaitu kehidupan abadi di sorga, kembali kepada Allah Sang Cinta.
Namun, kita harus ingat bahwa sorga bukanlah suatu hal yang gratis dan serta merta kita dapatkan begitu saja. Tentunya ada syarat untuk bisa mencapai keabadian ini. Syaratnya adalah hidup kita dipenuhi dengan cinta Allah.
Kita sekalian diciptakan oleh Allah dengan cinta Allah, maka kita pun juga diminta oleh Allah untuk menunjukkan cinta Allah itu dalam hidup kita sehari-hari.
Tanda bahwa kita menampilkan cinta Allah, yaitu bila hidup kita dipenuhi dengan buah Roh Kudus (KGK 1832: 1. Kasih 2. Sukacita 3. Damai sejahtera 4. Kesabaran 5. Kemurahan 6. Kebaikan 7. Kesetiaan 8. Kelemahlembutan 9. Penguasaan diri 10. Kerendahan Hati 11. Kesederhanaan12. Kemurnian).
Semoga Allah yang Mahakasih senantiasa membimbing kita agar kita pun mampu menghasilkan buah Roh dalam hidup kita sehingga kita pun layak untuk mengalami seperti yang dialami Bunda Maria, diangkat ke sorga dan masuk dalam keabadian sorgawi.
3. Membagikan rasa syukur
(1) Santa Perawan Maria mengunjungi Elisabet, merupakan suatu ucapan syukur. Karena itu, Maria membagikan kebahagiaannya dengan Elisabet, dengan dunia.
Elisabet menjadi wakil dari manusia, yang mendengar kabar gembira bahwa Mesias, yang telah dinanti-nantikan sejak lama, sebentar lagi akan datang. Syukur, sebab umat manusia akan diselamatkan.
(2) Karena kegembiraan dan kebahagiaan yang dibawa oleh Santa Perawan Maria, maka Elisabet pun dipenuhi oleh Roh Kudus dan memuji Tuhan.
Kita pun dipanggil Allah untuk keluar dan membagikan rasa syukur itu kepada orang lain. Kita bersyukur, pertama-tama karena Allah mencintai kita.
Marilah kita membagikan rasa syukur kepada siapa saja ysng kita temui agar semua orang dapat bergembira dan berbahagia.