Selasa, 26 September 2017

Kerasukan roh lain

Pada waktu SMA, salah satu teman kost (X) ada yang kehilangan cincin. X pergi ke dukun untuk menanyakan siapa yang mencuri cincinnya.

Setelah pulang dari dukun, semua anak kost ditantang untuk minum air dari dukun tersebut, jika tidak mencuri cincinnya. Karena saya tidak mencuri cincinnya, maka dengan berani saya minum air dari dukun tersebut.

Selain itu di kamar mandi pembantu ada penunggunya sehingga yang punya kost memberi bunga sesajian. Pada waktu malam ketika hendak mengambil minum, saya harus melewati kamar mandi pembantu, saya merasa ngeri ketika melewatinya.

Dari semua anak kost, hanya saya saja yang mengalami hal-hal aneh, hampir setiap malam saya mendengar suara dari jendela kamar saya dan melihat tangan di samping saya, ada orang tanpa wajah. Puncak ketakutan saya ketika saya diangkat dari kasur dan dibanting. Setiap saya berdoa (saat ketakutan) selalu tidak terselesaikan baik doa Bapa Kami, Salam Maria maupun Rosario.

Pengalaman ini saya ceritakan pada teman kost, mereka menganggap saya sedang berhalusinasi. Kemudian saya bercerita kepada orang tua saya. Ibu saya meminta bantuan doa melalui team PD. Pada saat Pujian Penyembahan, mereka berbahasa roh, saya berteriak-teriak dan menangis.

Keesokan harinya doa dilanjutkan lagi karena team PD mengira saya luka batin. Ketika saya tahu bahwa mereka mendoakan saya untuk mengusir roh lain yang ada dalam tubuh saya, saya bertambah marah.

Akhirnya dipanggilkan romo. Pada saat romo menumpangkan tangan, saya merasa seluruh tubuh saya panas, saya berteriak-teriak mohon ampun. Karena tidak pernah mengalami kasus seperti ini, maka romo menyarankan saya ke Tumpang.

Di sana saya dilayani oleh dua suster Karmel. Setelah berkonsultasi dan didoakan, maka mereka tahu penyebab ketakutan saya, ternyata saya kerasukan arwah seorang ibu yang bunuh diri. Dia bunuh diri karena malu akibat diperkosa, dan dia menaruh dendam pada pemerkosanya. Setelah arwah itu didoakan, maka arwah itu ke luar dari tubuh saya.

Meskipun berada di tempat kost yang baru, saya juga mengalami hal yang sama. Setiap ikut PD, pada saat Pujian Penyembahan, saya berteriak-teriak. Akhirnya team PD hanya berdoa novena saja agar saya disembuhkan oleh Tuhan. Dalam keadaan down, saya berpikir percuma didoakan. Akhirnya saya dipulangkan ke Lumajang dan tidak mau didoakan lagi.

Orang tua dan adik saya takut menghadapi tingkah laku saya yang aneh. Saya membenci ayah saya, tanpa sebab apa pun tiba-tiba saya menggigit adik saya, kalau ada tamu saya tidak mau bertemu dan tatapan mata saya membuat orang ketakutan.

Atas saran seorang teman, ayah saya membawa saya ke dukun. Saya disuruhnya makan telur penyu agar arwah ibu tersebut keluar dari tubuh saya. Sejak saat itu keadaan dan tingkah laku saya membaik.

Namun, ketika saya mengikuti retret KTM (Komunitas Tritunggal Mahakudus), saya mengalami hal yang sama pada saat Pujian Penyembahan. Melihat keadaan saya, Romo Yohanes langsung menyuruh suster untuk mendoakan saya. Seketika itu saya tenang dan tiba-tiba saya bisa berbahasa roh.

Ternyata yang merasuki tubuh saya bukan arwah ibu yang bunuh diri tersebut tetapi kuasa gelap dari dukun yang membuat saya bertambah parah.

Pada saat Misa Penyembuhan, saya merasa berbicara langsung dengan Yesus, Dia menjamah saya lewat monstran yang dikelilingkan oleh Romo Yohanes. Di sinilah saya mengalami perjumpaan yang indah bersama Yesus.

Pada saat mengikuti retret Karunia Roh Kudus, saya mengalami pengalaman rohani yang luar biasa untuk yang kedua kalinya, yaitu: saya melihat salib besar dan bercahaya.

Saya bertanya pada Tuhan: "Tuhan, apa maksud dari penglihatan ini?" Jawab-Nya dalam hati saya: "Kamu harus bersaksi karena telah menerima kasih karunia-Ku." Berkat pertolongan Roh Kudus saya berani maju untuk bersaksi.

Selama 10 hari berada di sana, saya mendapat banyak berkat dan karunia Roh Kudus yang luar biasa.

Lewat peristiwa ini, Tuhan ubahkan hidup saya menjadi manusia baru. Dulu saya seorang yang minder, pendiam, dan pemalu. Sekarang saya mudah tersenyum dan bersyukur. Lewat peristiwa ini juga, Tuhan memanggil ayah dan saudara-saudara saya menjadi pengikut-Nya.

Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah (2 Kor 1:3-4).

(Sumber: Warta KPI TL No. 149/IX/2017).