18.52 -
*Pengagum atau Pengikut Kristus*
Mengenal jalan Tuhan atau perbuatan-Nya
Jalan dunia adalah mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka (Ef 2:2).
Pendurhaka adalah sama seperti penyembah berhala (1 Sam 15:23); pekerjaan Iblis (2 Tes 2:9); telah menolak firman Tuhan (1 Sam 15:23); tidak tetap hatinya dan tidak setia jiwanya kepada Allah (Mzm 78:8).
Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya (Mzm 25:10); jalan-Nya sempurna (Mzm 18:31). Mari, kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya (Yes 2:3).
Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju dan supaya Tuhan menepati janji yang diucapkan-Nya (1 Raj 2:3-4).
Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan kepada orang Israel (Mzm 103:7).
Orang Israel adalah umat yang kudus bagi Tuhan, mereka dipilih-Nya dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya. Hal ini terjadi karena "hati Tuhan terpikat" sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan mereka (Ul 7:6-7; 10:15).
Mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji (Rm 9:4).
[Kel 1:1-16] Para anak Israel datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing. Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa. Tetapi Yusuf telah ada di Mesir. Kemudian matilah Yusuf, serta semua saudara-saudaranya dan semua orang yang seangkatan dengan dia.
Orang-orang Israel beranak cucu dan tak terbilang jumlahnya; mereka bertambah banyak dan dengan dahsyat berlipat ganda, sehingga negeri itu dipenuhi mereka.
Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf. Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: "Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita. Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan jika terjadi peperangan jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini."
Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.
Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya: "Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup."
[Kel 2:23-24] Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah. Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub.
[Kel 3:7-10] Tuhan berfirman kepada Musa: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, Aku mengetahui penderitaan mereka. Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."
[Kel 13:17-18] Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah: "Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir."
Tetapi Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Teberau. Dengan siap sedia berperang berjalanlah orang Israel dari tanah Mesir.
[Bil 14:22-23] Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan suara-Ku, pastilah tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka! Semua yang menista Aku ini tidak akan melihatnya.
» Orang Israel hanya mengenal perbuatan-perbuatan Tuhan. Hal ini terjadi karena mereka tegar hatinya sehingga tidak mengenal jalan-Nya (Kis 19-9; Ibr 3:10; Kel 15:24; 16:2; 17:3).
Karena engkau ini bangsa yang tegar tengkuk, Aku tidak akan berjalan di tengah-tengahmu supaya Aku jangan membinasakan engkau di jalan. Aku akan mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu (Kel 33:2-3).
Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak Tuhan, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak (Ul 8:2).
[Yos 5:6-7] Empat puluh tahun lamanya orang Israel itu berjalan melalui padang gurun, sampai habis mati seluruh bangsa itu, yakni prajurit yang keluar dari Mesir, yang tidak mendengarkan firman Tuhan. Kepada mereka itu Tuhan telah bersumpah, bahwa Ia tidak akan mengizinkan mereka melihat negeri yang dijanjikan Tuhan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Tetapi anak-anak mereka yang telah dijadikan-Nya ganti mereka. Dari mereka itu tidak ada seorangpun yang masih tinggal hidup selain dari Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun, sebab keduanya mengikut Tuhan dengan sepenuh hatinya (Bil 26:65; 32:12).
Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia (Why 3:10).
Dalam segala kesesakanmu, bukan seorang duta atau utusan, melainkan Aku sendiri yang menyelamatkanmu; Akulah yang menebusmu dalam kasih-Ku dan belas kasihan-Ku. Aku mengangkat dan menggendongmu selama zaman dahulu kala (Yes 63:9).
Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk. Yang dimintakan dari padamu oleh Tuhan, Allahmu, selain dari takut akan Tuhan, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan (Ul 10:12-16).
Ketika itu percayalah mereka kepada segala firman-Nya, mereka menyanyikan puji-pujian kepada-Nya. Tetapi segera mereka melupakan perbuatan-perbuatan-Nya, dan tidak menantikan nasihat-Nya (Mzm 106:12-13).
Adakah mereka tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali tidak! Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka cemburu. Jadi, mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang mereka. Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya (Rm 11:11, 28-29).
Orang-orang bodoh tidak mengetahui jalan Tuhan, hukum Allah mereka. Siapakah orang yang takut akan Tuhan? Kepadanya Tuhan menunjukkan jalan yang harus dipilihnya (Mzm 25:12; Yer 5:4).
[Kel 33:11-13] Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya.
Lalu berkatalah Musa kepada Tuhan: "... jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu."
Lalu Ia berfirman: "Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu."
Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa (Mzm 16:11).
Aku tahu, ya Tuhan, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya (Yer 10:23). Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah itu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari (Mzm 25:4 -5).
(Sumber: No.149/IX/2017 » Renungan KPI TL Tgl 27 Juli 2017, Dra Yovita Baskoro, MM).