Ada seorang wanita yang kerasukan. Roh wanita itu mengaku bahwa dulu semasa hidupnya di dunia sebagai seorang pelacur, mengatakan bahwa ia merasa terganggu oleh anak-anak asrama yang berbicara jorok, kasar dan tidak sopan santun.
Ia memberi pesan agar rumah asrama dibersihkan dan menyebutkan nama-nama anak yang suka berbicara jorok. Setelah ditanya mengapa ia kok juga berbicara kasar; ia menjawab, “Aku ketularan anak-anak itu!”
Setelah permintaannya dipenuhi, ia meninggalkan korbannya.
Biasanya roh orang yang meninggal tidak wajar karena pembunuhan, korban kerusuhan, korban kecelakaan, bayi-bayi yang diaborsi dll., mengganggu orang yang masih hidup, dengan maksud mencari perhatian “minta didoakan” - hanya dapat merasuki jiwa yang “kosong”.
(Sumber: Warta KPI TL No. 19/XI/2005 » Dari pengalaman Fr. Fransiskus Suradi yang berorientasi pastoral di Paroki Allah Mahamurah Padang Surut, Sumatera Selatan, bersama Pastor Pius Pujowiyanto dan Robertus Sutopo SCJ).