Takhyul adalah suatu kepercayaan yang tidak berdasarkan akal sehat dan kebenaran.
Ketika seseorang Kristen percaya pada takhyul:
- Tidak percaya pada Tuhan dan Firman-Nya secara pribadi.
- Menandakan suksesnya pekerjaan iblis sebagai penipu ulung.
Percayakan saudara dengan tanda-tanda demikian?
- telapak tangan gatal » “nggak tahu ni, kok tiba-tiba …” » mau dapat rejeki nomplok.
- Kening berkedut » pertanda akan segera mendapat uang/kebahagiaan.
- Menggantung padi, kelapa, kain merah di bumbungan rumah » agar murah rejeki.
- Jangan tinggal di rumah tusuk sate » akan selalu mengalami kesialan/ usaha macet.
Jangan tertipu oleh Iblis yang sengaja merekayasa seolah-olah berkat yang kita terima datang dari takhyul dan bukan dari Tuhan sehingga kita tidak pernah mengucap syukur atas setiap berkat yang kita terima.
Ya … kalau orang Kristen memang tidak percaya begituan … toh tidak ada salahnya untuk diikuti. Sekilas nasihat itu ada benarnya, tetapi sebenarnya menyesatkan. Sebagai anak-anak Allah, justru kitalah yang seharusnya menjadi terang bagi mereka, bukan kita yang mengikuti mereka masuk ke dalam kegelapan.
- Cermin yang pecah » sebagai pertanda buruk.
- Angka 4 (shi = mati) » dipercayai mempunyai kuasa yang dapat membawa kematian/kerugian.
- Jangan berfoto bertiga » salah satunya akan cepat meninggal.
Larangan untuk memotong hewan saat istri sedang hamil » agar anak yang dilahirkan tidak cacat/ mempunyai tanda seperti sayatan senjata tajam.
Jangan menggunting kuku di malam hari » menyumpahi orang yang dikasihi cepat mati.
Menabrak kucing sampai mati » dalam waktu dekat akan mengalami kecelakaan.
Membawa gunting kecil waktu hamil agar anak yang dikandung tidak diganggu roh jahat.
Dengan percaya akan pengaruh atau kuasa dari waktu-waktu atau hari-hari tertentu (Gal 4:10-11) maka sebenarnya kita sedang berkata bahwa Tuhan Yesus mempunyai kuasa yang tidak terlalu besar atau terbatas sehingga perlu dibantu dengan melihat hari-hari yang baik.
Semua hari adalah baik dan hari-hari diciptakan oleh Tuhan untuk kebaikan manusia bukan untuk mencelakakan manusia.
Penghormatan kepada orang tua memang harus dilakukan tetapi bukan berarti harus menuruti setiap perkataan orang tua sekalipun bertentangan dengan Firman Tuhan.
Ada pula suatu bentuk takhyul yang tersamar seolah-olah hal itu sesuatu yang rohani, yaitu kepercayaan akan adanya kuasa di dalam benda yang digunakan di dalam ibadah, seperti Alkitab/salib.
Banyak orang Kristen yang menggantungkan salib di rumahnya dengan kepercayaan Iblis akan takut terhadap salib itu!
Ketahuilah, Iblis tidak pernah takut terhadap sepotong kayu yang berbentuk salib, ia hanya takut kepada Tuhan Yesus dan kuasa-Nya.
Ada juga orang Kristen yang menganggap Alkitab itu jimat, sehingga ia menaruh Alkitab di laci uangnya agar uangnya tidak hilang (penangkal tuyul).
Hal ini merupakan suatu bentuk kepercayaan yang salah. Praktek yang beranggapan bahwa kuasa Tuhan berada di dalam benda-benda ibadah adalah sama dengan praktek dukun-dukun yang mengisi benda-benda tertentu dengan ilmu-ilmu atau kuasa-kuasa tertentu (Kis 17:24), misalnya cincin, jimat, kepala kambing/sapi dll.
Setiap kejadian yang terjadi di dunia ini tidak dapat dijadikan dasar untuk membenarkan sesuatu. Segala yang terjadi di kolong langit ini perlu diuji kebenarannya dengan Firman Tuhan, karena hanya Firman Tuhanlah kebenaran sejati yang dapat menyaring kesesatan!
Bahkan Iblis membuat menjadi kenyataan kepercayaan kita yang salah itu agar kita semakin mempercayainya. Ingat semua tergantung dari ucapan kita!
Orang yang jauh dari Allah menjadi lahan subur bagi Setan untuk menaburkan benih-benih kejahatan yang membawa orang tersebut ke dalam api neraka bersama malaikat jurang maut (Why 9:11).
Bila diperhatikan dengan seksama apa yang mendorong seseorang untuk taat mempercayai dan melakukan takhyul tertentu, sebenarnya adalah karena ketakutan!
Takut sial, takut rezekinya tidak ada, takut mati, takut diganggu setan, takut persoalannya berkepanjangan, takut tidak mendapat jodoh dan berbagai macam ketakutan lainnya.
Ketakutan bukanlah masalah kejiwaan atau hal yang biasa-biasa saja, roh itulah yang bekerja dibalik takhyul. Ketakutan membuat kita tidak bisa mengambil sikap yang bijaksana (tepat pada waktunya) – tidak lagi mampu memandang sesuatu secara netral.
Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan, kasih dan ketertiban (2 Tim 1:7).
Orang yang diikat roh ketakutan hidupnya akan dikendalikan oleh rasa takut itu sendiri - bermula dari kejadian sehari-hari yang dialami (dari pengalaman-pengalaman traumatis, pertumbuhan masa kecil dengan pengawasan yang sangat ketat, mengalami kegagalan yang beruntun, dll.), kemudian ketakutan itu mengambil alih kendali hidup kita selanjutnya.
Jika kita masih terikat oleh suatu ketakutan yang pernah tertanam dalam jiwa kita, ketahuilah bahwa kita membutuhkan kelepasan di dalam nama Tuhan Yesus. Dengan mempercayai takhyul akan menghambat pertumbuhan iman – bisa membawa kepada kematian rohani.
Jika aku menaruh kepercayaan kepada …maka hal itu juga menjadi kejahatan … karena Allah yang di atas telah kuingkari ( Ayb 31: 24, 28).
(Sumber: Warta KPI TL No. 19/XI/2005 » Takhyul dan iman Kristen, Mansor No. 83 tahun VII Feb 2005)