Malaikat-malaikat ada sejak penciptaan dunia dan sepanjang seluruh sejarah keselamatan; mereka mengabarkan keselamatan dari jauh dan dari dekat dan melayani rencana ilahi untuk melaksanakan keselamatan itu.
Mereka mengunci firdaus duniawi (Kej 3:24), melindungi Lot (Kej 19), meluputkan Hagar dan anaknya (Kej 21:17), menghalangi tangan Abraham (Kej 22:11), menyampaikan hukum kepada bangsa Israel (Kis 7:53), menghantar bangsa Allah (Kel 23:20-23), mewartakan kelahiran (Hak 13), dan panggilan (Hak 6:11-24), membantu para nabi (1 Rj 19:5).
Seorang malaikat mendampingi setiap orang beriman sebagai pelindung dan gembala, supaya menghantarnya kepada kehidupan.
Sejak masa kanak-kanak (Mat 18:10) sampai pada kematiannya (Luk 16:22) malaikat-malaikat mengelilingi kehidupan manusia dengan perlindungan (Mzm 34:8; 91:10-13) dan doa permohonan (Ayb 33:23-24; Za 1:12; Tob 12:12).
Allah mengadakan pada awal segala sesuatu sekaligus dua ciptaan dari ketiadaan, yang rohani dan yang jasmani, yaitu malaikat dan dunia, dan sesudah itu yang manusiawi, yang sekaligus terdiri dari roh dan badan (Konsili Lateran IV DS 800, 3002; SPF 8)
Kristus adalah pusat dunia malaikat (Mat 25:31 – Semua malaikat bersama-sama dengan Dia). Mereka adalah milik-Nya. Karena mereka diciptakan oleh Dia dan untuk Dia (Kol 1:16 – Di dalam Dia telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintahan, maupun penguasa). Mereka adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan (Ibr 1:14).
Malaikat menunjukkan jabatan, bukan kodrat (roh) (Santo Agustinus)
Para malaikat mengelilingi Kristus, Tuhan mereka. Mereka mewartakan Injil (Luk 2:10), dengan menyampaikan Kabar Gembira mengenai penjelmaan (Luk 2:8-14) dan kebangkitan Kristus (Mat 28:2-8).
Pada kedatangan kembali Kristus, yang mereka makhlumkan (Kis 1:10-11), mereka akan menyertai Dia dan melayani Dia waktu pengadilan (Mat 13:41; 25:31-33, 46; Luk 12:8-9). Mereka melayani-Nya terutama dalam pelaksanaan perutusan keselamatan-Nya untuk manusia.
- Malaikat Gabriel menampakkan diri untuk menyampaikan kelahiran Yesus (Luk 1:26-33).
- Malaikat melindungi Yesus dalam kandungan (Mat 1:20).
- Sejumlah bala tentara sorga memuji Allah menyambut kelahiran Yesus (Luk 2:13-14).
- Malaikat melindungi Yesus dalam usia anak-anak (Luk 2:13, 19).
- Malaikat melayani Yesus di padang gurun (Mat 4:11).
- Malaikat menguatkan-Nya dalam sakratul maut (Luk 22:43).
Sampai Kristus datang kembali, pertolongan para malaikat yang penuh rahasia dan kuasa itu sangat berguna bagi seluruh kehidupan Gereja (KGK 334; Kis 5:18-20; 8:26-29; 10:3-8; 12:6-11; 27:23-25).
Malaikat adalah makhluk rohani yang memuliakan Allah tanpa henti-hentinya dan melayani rencana keselamatan-Nya untuk makhluk lain; makhluk rohani murni tanpa badan, mempunyai akal budi dan kehendak, pelayan dan pesuruh Allah. Mereka selalu memandang wajah Bapa di Sorga (Mat 18:10), melaksanakan firman-Nya dengan mendengarkan suara firman-Nya (Mzm 103:20).
Dalam segala pekerjaan baik, para malaikat bekerjasama dengan kita (Tomas Aquinas)
Setan dan roh-roh jahat menurut kodrat memang diciptakan baik oleh Allah, Tetapi mereka jahat karena kesalahan sendiri (Konsili Lateran IV, 1215: DS 800).
Mereka jatuh karena menolak melayani Allah dan keputusan-Nya. Sesudah jatuh tidak ada penyesalan, maka dosa mereka itu tidak dapat diampuni. Karena sifat tetap keputusan mereka yang tidak dapat ditarik kembali dan bukan karena kekurangan belas kasihan ilahi yang tidak terbatas.
Bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani (Ibr 2:16)
Diciptakan dalam keadaan kekudusan, manusia ditentukan supaya “di-ilahi-kan” sepenuhnya oleh Allah dalam kemuliaan.
Digoda oleh setan, manusia hendak “menjadi seperti Allah”, membiarkan kepercayaan akan Penciptanya mati di dalam hatinya (Kej 3:1-11), menyalahgunakan kebebasannya dan tidak mematuhi perintah Allah.
Iblis membunuh manusia sejak semula … bapa segala dusta (Yoh 8:44)
Di situlah terletak dosa pertama manusia (Rm 5:19). Sesudah itu tiap dosa merupakan ketidaktaatan kepada Allah dan kekurangan kepercayaan atas kebaikan-Nya.
Dalam dosa manusia mendahulukan dirinya sendiri daripada Allah dan dengan demikian mengabaikan Allah: ia memilih dirinya sendiri melawan Allah, melawan kebutuhan-kebutuhan keberadaannya sendiri sebagai makhluk dan dengan demikian juga melawan kesejahteraannya sendiri.
Allah tidak memaksakan kebaikan, tetapi Ia menghendaki makhluk bebas ... juga godaan mempunyai kebaikannya.
Di luar Allah tidak seorang pun tahu apa yang sudah diterima jiwa kita dari Allah, kita sendiri pun tidak.
Tetapi godaan membuka rahasia, supaya mengajar kita, agar mengenal diri dan dengan demikian menemukan kesusahan kita; dan supaya mewajibkan kita untuk berterima kasih bagi semua yang baik, yang telah godaan singkapkan bagi kita (Origenes, or.29).
Usaha setan membawa kerugian fisik bagi manusia dibiarkan oleh penyelenggaraan ilahi, yang mengatur sejarah manusia dan dunia dengan penuh kekuatan dan sekaligus dengan lemah lembut.
Ini merupakan satu rahasia besar, tetapi “kita tahu bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia” (Rm 8:28).
Supaya dapat melawan godaan, dibutuhkan keputusan hati (Mat 6:21, 24; Gal 5:25). Dalam “persetujuan” ini kepada Roh Kudus, Bapa memberi kekuatan (1 Kor 10:13).
Kemenangan dalam perjuangan yang demikian itu hanyalah mungkin di dalam doa.
Persekutuan dengan Dia, membuat hati kita waspada (Mrk 13:9; 33-37; 14:38; Luk 12:35-40). Kewaspadaan adalah “penjaga” hati. Tak henti-hentinya Roh Kudus mengajak kita waspada (1 Kor 16:13; Kol 4:2; 1 Tes 5:6; 1 Ptr 5:8).
Roh Kudus menyanggupkan kita membedakan antara pencobaan yang memang perlu sebagai “masa pencobaan” penuh harapan (Rm 5:3-5) demi pertumbuhan manusia batin (Luk 8:13-15; Kis 14:22; 2 Tim 3:12), dan godaan yang membawa dosa dan kematian (Yak 1:14-15).
Kita juga harus membeda-bedakan antara “digoda” dan “menyetujui godaan”.
Anugerah pembedaan membuka kedok penipuan godaan: kelihatannya benda itu indah, menarik, dan “sedap” (Kej 3:6), tetapi pada hakekatnya ia menggiring menuju kematian.
Tuhan, yang telah menghapus dosa kalian dan mengampuni kesalahan kalian, mampu melindungi dan membela kalian terhadap tipu muslihat setan, yang berjuang melawan kalian, supaya musuh yang biasanya menimbulkan dosa tidak mengejutkan kalian. Barangsiapa mempercayakan diri kepada Allah, tidak takut akan setan. Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita (Ambrosius, sacr. 5, 30; KGK 2852; Rm 8:31).
(Sumber: Warta KPI TL No.117/I/2014 » KGK 311, 326-335, 350-351, 391-393, 395, 397-398, 414, 2847-2849).