Ketujuh karunia Roh Kudus yang dikenal gereja merupakan karunia tetap (satu kali diberikan, diberikan secara terus menerus dan dapat berkembang terus menerus). Karunia Roh Kudus ini diberikan kepada kita sebagai karunia yang dicurahkan pada waktu dibaptis (Yes 11:2-3)
Kalau kita mau berkembang di dalam kehidupan rohani, maka karunia-karunia ini juga harus kita miliki dan harus berkembang.
Suatu saat tanpa kita sadari, karunia ini mulai kelihatan bagaikan antena-antena yang peka untuk menangkap gerak dan dorongan Roh Kudus.
Roh Kudus yang aktif, yang tinggal di dalam diri kita, mempunyai satu tujuan yaitu ingin mengubah hidup kita seluruhnya, Dia ingin meng-ilahi-kan hidup kita; mengadakan pembaharuan-pembaharuan dalam diri kita sampai akhirnya menguduskan kita yang minimbulkan perubahan yang sangat mendalam.
Cara kerja Roh Kudus ini bertiup seperti angin, kemana/dari mana; datang/pergi-Nya kita tidak tahu. Walaupun demikian hembusan Roh Kudus mempunyai arti dan tujuan karena Allah tahu dan mempunyai cara-cara-Nya sendiri.
Memang Roh Kudus bertiup secara bebas, akan tetapi juga dibutuhkan syarat-syarat tertentu (keterbukaan dengan mengharapkan dan merindukannya, dengan mengatur hidup kita melalui iman, harapan dan kasih) supaya kita mampu menerimanya.
Mengerti cara-cara kerja Roh Kudus berkarya ini sangat penting supaya kita dapat mempersiapkan diri akan ketujuh karunia sebagai dasar keselamatan kita.
Roh Kudus selalu memimpin/mengambil inisiatif-inisiatif/memberikan inspirasi-inspirasi/dorongan-dorongan untuk melakukan yang baik dihadapan Tuhan. Juga memberikan inspirasi-inspirasi besar sehingga betul-betul bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa kita duga (Yes 55:8).
Allah adalah kasih dan Roh Kudus adalah Roh cintakasih, dengan inilah kita dapat berkomunikasi dengan Dia. Bila Roh Kudus menggerakkan kita dan menghidupkan cinta di dalam diri kita, maka disitulah kita benar-benar mulai hidup.
Melalui sentuhan Roh Kudus ini, cintakasih tadi berubah menjadi suatu pengenalan yang penuh nikmat. Dan menjadikan kita semakin peka dalam bidang rohani (mana pekara yang berasal dari Allah/bukan, ini terjadi secara spontan).
Supaya dapat bekerja sama dengan Roh yang melakukan peng-ilahi-an selalu melalui proses. Tidak tergantung pada usia, misalnya St. Theresia Lisieux mencapai suatu kesucian yang begitu tinggi usia kurang dari 25 tahun.
Syaratnya :
- Sikap jujur dihadapan Tuhan.
- Kita bukan apa-apa dan kosong dihadapan Tuhan.
- Kita adalah anak yang diterima oleh Bapa didalam Sang Putra, karena kerahiman-Nya dimasukkan dalam keluarga Allah.
Semakin dekat dengan Allah, semakin kita menyadari bahwa Tuhan betul-betul Mahakudus dan diri sendiri pendosa (merupakan suatu rahmat yang Tuhan berikan kepada jiwa agar dapat membawa kita pada kepercayaan/pasrah pada Tuhan).
Oleh karena itu cinta kasih yang sejati, akan menghasilkan kerendahan hati dan membawa kita pada satu sikap hormat menyembah Allah dengan penuh kepercayaan, seperti seorang anak terhadap bapaknya yang hormat, dekat dan penuh cinta serta kekaguman terhadap Allah.
Pengalaman akan kasih Allah membuat segala sesuatu di dunia ini menjadi pudar (Flp 3:8).
(Sumber: Warta KPI TL No. 03/VII/2004 » Karunia-karunia Roh Kudus, Vacare Deo edisi Januari/Tahun VI/2004).