Penguasaan diri adalah salah satu buah Roh (Gal 5:23); kebajikan moral yang mengekang kecenderungan kepada berbagai macam kenikmatan dan yang membuat kita mempergunakan benda-benda duniawi dengan ukuran yang tepat (KGK 1809).
Jangan menuruti segenap keinginanmu, melainkan jauhkanlah dirimu dari segala nafsumu (Sir 18:30)
Hal-hal jahat yang dilakukan nenek moyang Israel (1 Kor 10:1-12):
1. Penyembahan berhala
Sering orang-orang ditipu si jahat, jatuh ke dalam pikiran-pikiran yang sesat, dan mengubah kebenaran Allah dengan lebih mengabdi ciptaan dari pada Sang Pencipta (LG 16; Rm 1:21, 25).
Persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah; berzinah secara roh dengan meninggalkan Allah (1 Kor 10:19-20; Hos 4:12; 9:1; Kel 34:15), menyembah batu, kayu atau jin-jin (Yer 3:9; Im 17:7) di atas setiap bukit yang tinggi dan di bawah setiap pohon yang rimbun (2 Raj 16:4); melakukan ramal dan telaah, dan menghubungi para pemanggil arwah dan para pemanggil roh peramal (2 Raj 21:6).
Menyembah Allah membebaskan manusia dari ingat diri, perbudakan dosa, dan pendewaan dunia. Kita menyembah Allah, kalau kita mengangkat doa pujian dan doa syukur, doa syafaat dan doa permohonan kita (KGK 2097-2098). Segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan (Kol 3:5).
2. Percabulan
Bangsa Israel berzinah dengan perempuan-perempuan Moab. Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu.
Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka Tuhan terhadap Israel; lalu berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “… gantunglah mereka di hadapan Tuhan di tempat terang, supaya murka Tuhan yang menyala-nyala itu surut dari pada Israel.”
Orang yang mati karena tulah itu ada dua puluh empat ribu orang banyaknya (Bil 25:1-9).
Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka Tuhan terhadap Israel; lalu berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “… gantunglah mereka di hadapan Tuhan di tempat terang, supaya murka Tuhan yang menyala-nyala itu surut dari pada Israel.”
Orang yang mati karena tulah itu ada dua puluh empat ribu orang banyaknya (Bil 25:1-9).
3. Mencobai Tuhan
Orang Israel berkata-kata melawan Allah dan Musa: “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.”
Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung di antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati (Bil 20:5-6).
Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung di antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati (Bil 20:5-6).
4. Bersungut-sungut
Pada keesokan harinya bersungut-sungutlah segenap umat Israel kepada Musa dan Harun, kata mereka: “Kamu telah membunuh umat Tuhan.”
Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Pergilah dari tengah-tengah umat ini, supaya Kuhancurkan mereka dalam sekejap mata.”
Mereka yang mati kena tulah itu ada empat belas ribu tujuh ratus orang banyaknya, belum terhitung orang-orang yang mati karena pekara Korah (Bil 16:41-49).
Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Pergilah dari tengah-tengah umat ini, supaya Kuhancurkan mereka dalam sekejap mata.”
Mereka yang mati kena tulah itu ada empat belas ribu tujuh ratus orang banyaknya, belum terhitung orang-orang yang mati karena pekara Korah (Bil 16:41-49).
Fungsi dari penguasaan diri:
1. Membantu orang beriman mengalahkan roh-roh jahat dan roh-roh penyembahan berhala.
Pada zaman modern ini banyak orang beriman terjerumus ke dalam penyembahan berhala dalam hidup mereka melalui tindakannya, pikirannya dan perasaannya.
Orang yang tidak punya penguasaan diri dapat berubah menjadi serakah dalam menikmati berkat-berkat yang Allah sediakan baginya, mereka lupa bahwa dalam berkat itu ada bagian orang lain yang Tuhan titipkan kepadanya (Mat 24:45).
Orang yang serakah, perhatian dan waktunya hanya digunakan untuk kepentingan dirinya sendiri.
Pada zaman modern ini banyak orang beriman terjerumus ke dalam penyembahan berhala dalam hidup mereka melalui tindakannya, pikirannya dan perasaannya.
Orang yang tidak punya penguasaan diri dapat berubah menjadi serakah dalam menikmati berkat-berkat yang Allah sediakan baginya, mereka lupa bahwa dalam berkat itu ada bagian orang lain yang Tuhan titipkan kepadanya (Mat 24:45).
Orang yang serakah, perhatian dan waktunya hanya digunakan untuk kepentingan dirinya sendiri.
2. Untuk melawan roh pencabulan.
Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia (1 Yoh 2:15-16). Keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera (Rm 8:6).
Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia (1 Yoh 2:15-16). Keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera (Rm 8:6).
3. Membantu orang beriman untuk tidak mencobai Tuhan.
Penguasaan diri membuat orang beriman mampu belajar penundukan diri kepada orang-orang yang telah ditetapkan Allah menjadi pemimpin didalam kehidupan mereka (Rm 13:1-2; 1 PtR 2:13; Ef 5:22-24, 6:1, 5).
Penguasaan diri membuat orang beriman mampu belajar penundukan diri kepada orang-orang yang telah ditetapkan Allah menjadi pemimpin didalam kehidupan mereka (Rm 13:1-2; 1 PtR 2:13; Ef 5:22-24, 6:1, 5).
4. Membantu orang beriman agar tidak bersungut-sungut (Yud 15-16).
Allah telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani (Ef 1:3), salah satunya benih penguasaan diri, bagian kita menumbuhkan buah Roh tersebut dengan cara:
1. Belajar mengendalikan mulut (1 Ptr 3:10).
2. Memperkuat roh (Gal 5:16). Jika kita penuh dengan Roh Kudus, ketika membaca Kitab Suci, firman Tuhan mudah diserap dan dimengerti.
3. Menerima kasih karunia Allah. Jika kita mempunyai penguasaan diri, tuduhan suara hati dan pikiran akan lenyap (Rm 2:15).
1. Belajar mengendalikan mulut (1 Ptr 3:10).
2. Memperkuat roh (Gal 5:16). Jika kita penuh dengan Roh Kudus, ketika membaca Kitab Suci, firman Tuhan mudah diserap dan dimengerti.
3. Menerima kasih karunia Allah. Jika kita mempunyai penguasaan diri, tuduhan suara hati dan pikiran akan lenyap (Rm 2:15).
Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya (1 Kor 9:25, 27).
Barangsiapa milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Ia menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus (Gal 5:24; 2 Kor 10:5)
(Sumber: Warta KPI TL No.120/IV/2014 » Renungan KPI TL tgl 29 November 2012 dan 6 Desember 2012, Dra Yovita Baskoro, MM).