Semangat dasar Prapaskah ialah pertobatan. Pertobatan itu tidak cukup hanya diungkapkan secara rohani, tetapi perlu dikonkretkan dalam ungkapan-ungkapan lahiriah.
Tiga ungkapan utama dari pertobatan yang dianjurkan ialah doa, puasa-pantang dan amal. Ungkapan lahiriah ini bukannya melemahkan fokus rohaninya, tertapi justru menguatkannya karena mengkonkritkan.
Bisa terjadi kita memberikan amal tanpa didasari pertobatan batin. Apalagi kalau pemberian amal itu bersumber dari kelimpahan kita dan sama sekali “tidak menyakitkan” kantong kita. sikap inilah yang harus dihindari.
Masa Prapaskah adalah kesempatan untuk melatih kepekaan kita pada situasi kemiskinan di sekitar kita, khususnya dalam situasi krisis global seperti saat ini dan menjadikan dunia di sekitar kita lebih nyaman dan lebih aman untuk setiap orang.
Menyisihkan sesuatu dari matiraga kita jelas mengungkapkan semangat berkorban (2 Kor 8:8-9; Rm 15:25-27), melepaskan keterlekatan baik pada makanan ataupun barang.
Secara positif memberi amal bisa diungkapkan sebagai melatih diri menjadi murah hati seperti Allah Bapa adalah murah hati (Luk 6:36).
Maka selama masa Prapaskah, kita melatih diri menjadi murah hati agar pada akhirnya sikap murah hati itu menjadi sikap batin kita.
Bersikap murah hati berarti tanpa mempedulikan berapapun yang kita miliki, kita memandang apa yang kita miliki sebagai anugerah yang diberikan kepadaku untuk dibagikan.
Jika demikian maka sikap murah hati akan menjadi sikap kita bukan hanya selama masa Prapaskah, tetapi menjadi bagian dari sikap dasar Kristiani kita yang selalu kita hayati.
APP (Aksi Puasa Pembangunan) adalah perwujudan dari kegiatan amal yang dikoordinir. Kegiatan amal selama masa Prapaskah ini inisiatif dari Gereja lokal.
Kesadaran ini mengalir dari kenyataan bahwa iman kita tidak boleh dibatasi pada bidang rohani dan bersifat individualistis, tetapi harus diresapkan ke dalam tatanan masyarakat dan diwujudkan dalam tindakan praktis dalam hidup bermasyarakat.
Inspirasi ini mengalir dari seruan nabi Yesaya: Berpuasa yang Kukehendaki ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! (Yes 58:6-7).
Kata “pembangunan” bukanlah pertama-tama dimaksudkan pembangunan fisik, tetapi pembangunan manusia seutuhnya. Karena itu APP terarah pada pewartaan dan perwujudan Kerajaan Allah.
APP bertujuan untuk mengangkat martabat dan harkat manusia dan mengembangkan keadilan, perdamaian dan kesejahteraan masyarakat. APP membantu kita untuk membumikan dan memasyarakatkan pertobatan dan pembaharuan diri kita selama masa Prapaskah.
(Sumber: Warta KPI TL No.142/II/2017 » Dari Prapaskah sampai Paskah, Dr. Petrus Maria Handoko, CM).