Pages

Jumat, 13 Januari 2017

Santa Bernadetha Soubirous




Bernadette Soubirous lahir dari pasangan Francois Soubirous dan Louise Casterot pada tanggal 7 Januari 1844, dia dibaptis setelah 2 hari kelahirannya. Dia adalah anak pertama dari 9 bersaudara, tetapi 3 di antaranya meninggal dunia di masa bayinya. 

Nama aslinya adalah Marie Bernarde, karena perawakannya yang kecil mungil maka dia dipanggil Bernadette (Bernarde kecil). Mereka hidup di Lourdes, sebuah desa di Perancis bagian Selatan.


Keluarga Soubirous hidup dalam kemiskinan dan sejak bayi kesehatan Bernadette kurang baik. Dia sering menderita sakit, terutama asma. Tetapi dia tetap membantu ibunya mengasuh kelima adiknya, ketika Bernadette telah dianggap cukup umur, dia bekerja sebagai pembantu dan penggembala ternak. 



Pada tanggal 11 Februari 1858, terjadi suatu peristiwa yang luar biasa. Ketika ia bersama adiknya Toinette dan seorang temannya sedang mencari kayu bakar di pinggir sungai Gave dekat kota Lourdes, tiba-tiba terdengarlah bunyi gemerisik. Dia mengarahkan pandangan ke arah padang yang terletak di sisi sungai, tetapi pepohonan di sana tampak tenang. Kemudian dia memandang ke arah gua (grotto) Massabielle (=Batu Besar), di sana terlihat seorang wanita mengenakan gaun putih yang indah dengan ikat pinggang berwarna terang, di atas masing-masing kakinya ada bunga mawar berwarna kuning pucat, sama seperti warna biji-biji rosarionya


Melihat pemandangan itu, dia menggosok-gosok matanya, kemudian dia mengambil rosario di dalam lipatan bajunya. Dia ingin membuat tanda salib, tetapi tangannya lemas. Wanita itu membuat tanda salib

Setelah usaha yang kedua, dia berhasil membuat tanda salib meskipun dengan tangan gemetar. Kemudian dia mulai berdoa rosario, wanita itu menggerakkan manik-manik di antara jari-jarinya tanpa menggerakkan bibirnya sama sekali

Setelah dia selesai mendaraskan Salam Maria, wanita itu tiba-tiba menghilang.

Bernadette meminta kepada kedua gadis lainnya untuk menjaga rahasia, tetapi adiknya mengatakannya kepada ibu mereka. Ibunya memarahinya dan berkata kepadanya agar menghilangkan ilusi tolol dari kepalanya. Tetapi Bernadette meyakini dalam hatinya bahwa kejadian-kejadian itu nyata.

Tiga hari kemudian, ketiga gadis itu kembali ke gua sambil membawa air suci untuk menguji batinnya. Wanita itu menampakkan diri sekali lagi tetapi hanya Bernadetta yang dapat melihatnya. Ketika Bernadetta menuang air suci ke tanah, wanita itu hanya tersenyum. Sekarang Bernadetta yakin bahwa ini bukan tipuan iblis.

Ketika Bernadette kembali ke gua bersama dengan orang-orang kota untuk ketiga kalinya pada tanggal 18 Februari, wanita itu menampakkan diri lagi dengan permintaan agar Bernadetta kembali 15 kali lagi dengan jarak waktu yang tetap

Dalam penampakan ini, wanita itu berkata secara khusus kepada Bernadetta bahwa dia tidak dapat menjanjikan kebahagiaan baginya di dunia ini, tetapi kebahagiaan itu akan menunggunya di sorga

Sekitar 100 orang desa mengikuti Bernadette ke gua, beberapa saksi menyatakan bahwa mereka merasakan suasana berserah hati selama penampakan Bunda Maria kepada Bernadette. Mereka melihat wajah Bernadette diliputi dengan ekspresi hormat dan tunduk

Walaupun sudah sangat santer beredar kabar bahwa adalah Bunda Maria telah menampakkan dirinya, tetapi wanita itu hanya tersenyum ketika ditanyai namanya.

Walaupun sudah ada 100 orang yang menyertainya selama Bernadette menerima penglihatan dari sosok wanita yang konon adalah Bunda Maria, banyak juga orang lain dari Lourdes yang menunjukkan sikap kritis dan meragukannya.

Orang-orang tua dan polisi beberapa kali membawa Bernadette untuk ditanyai, dia juga menjalani pemeriksaan kejiwaan. Dia juga ditekan agar tidak kembali ke gua.

Walaupun dalam tekanan, Bernadette tetap sabar, dengan kepolosannya dia memberikan keterangan yang sama tanpa melebih-lebihkannya. 

Seorang dokter menyertai Bernadette dalam perjalanan berikutnya dan menyimpulkan bahwa dia tidak menemukan apa-apa yang abnormal dalam diri Bernadette selama mengalami ekstase.

Pada penampakan keenam perempuan itu berkata kepada Bernadette: “Berdoalah bagi para pendosa.”

Sejumlah besar orang mengikuti Bernadette ke gua Masabielle, para pejabat pemerintah khawatir jika ada orang yang akan terluka atau jatuh di sekeliling lubang gua, maka Prokur Kerajaan, M. Dutour berkata kepada Bernadette agar dia tidak turun lagi ke gua. Tetapi Bernadette menolaknya sebab dia telah berjanji kepada perempuan itu untuk kembali. Terkejut atas kebulatan tekad Bernadette, Prokur berkata bahwa dia akan memikirkannya.

Komisaris polisi, Dominique Jacomet, berharap Bernadette menghentikan apa yang dianggap sebagai tebakan. Bagaimanapun, berdasarkan interogasi komisaris tidak menemukan inkon-sistensi dari kisah Bernadette, maka dia hanya mengancam Bernadette dengan hukuman penjara jika dia kembali ke gua.

Ayah Bernadette datang ke kantor polisi dan mengajak Bernadette pulang ke rumah. Komisaris memperingatkan dengan keras kepada mereka berdua agar tidak kembali ke gua. Tetapi perintah polisi itu ditentangnya. Dalam perjalanan pulang ke rumahnya Bernadette berbalik dan kembali ke gua.

Dibayang-bayangi oleh polisi dan orang banyak yang mengikutinya, Bernadette tidak menerima penampakan hari itu, tetapi dia harus menanggung ejekan yang menyakitkan hati dari orang-orang yang memfitnah dan yang tidak percaya.

Dua hari kemudian, pada tanggal 23 Februari, Bernadette kembali ke gua dan dianugerahi penampakan Bunda Maria yang meminta dengan sangat: “Penitensi!”

Hari berikutnya Maria berkata kepada Bernadette: “Minumlah dari sumber air ini dan mandilah di situ.” Bingung karena tidak ada sumber air di Gua Massabielle, Bernadette mulai menggali tanah dengan rasa takut.

Hal ini menimbulkan tertawaan dan cemoohan dari orang banyak, yang berpikir dia mulai gila. Tetapi tercenganglah orang banyak itu, dari tanah yang telah digalinya merembeslah air.

Air itu lalu diminumnya dan mukanya dibasuh dengan air yang masih bercampur lumpur. Melihat itu orang banyak menertawakannya.

Tetapi beberapa hari kemudian aliran air yang kecil itu berubah menjadi mata air yang jernih. Penduduk setempat mulai mengikuti Bernadette untuk minum dan mandi dari sumber air yang kini jernih tidak berlumpur itu. 

Ada seorang penduduk desa (Catherine Latapie) yang menyatakan bahwa lengannya lumpuh, setelah mandi di sumber air itu, lengannya dapat digerakkan kembali. Ini adalah catatan pertama kesembuhan ilahi

Kesembuhan ini tidak dapat dijelaskan secara ilmiah.

Pada penampakan yang ketigabelas pada tanggal 2 Maret, Bernadette diperintahkan untuk mengatakan kepada imam agar membangun kapel di Gua Massabielle.

Wanita itu berkata kepada Bernadette bahwa orang-orang harus datang ke gua dalam bentuk prosesi, tetapi Abas Peyramale berkata dengan sangat kasar kepada Bernadette bahwa dia tidak biasa menerima perintah dari penampakan-penampakan aneh jika perempuan itu menginginkan kapel dan prosesi-prosesi di gua, dia harus mengidentifikasikan dirinya. 

Pada penampakan yang keempat belas pada tanggal 3 Maret, Bernadette menanyakan nama sang wanita tersebut, tetapi wanita itu hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum, tidak memberikan jawaban apapun.

Keesokan harinya Bernadette diikuti 9 ribu orang kembali ke gua. Bernadette menanyakan nama wanita itu, tetapi wanita itu hanya tersenyum.

Ketika Bernadette menceritakan hal itu kepada Abas Peyramale, Abas hanya tersenyum mendengarnya, dan meyakinkan Bernadette bahwa wanita itu menertawakannya dan Abas menyuruh Bernadette untuk tidak kembali ke gua itu. Meskipun Bernadette sempat merasa bimbang, tetapi dia tetap pergi juga.

Tiga minggu kemudian Bernadette kembali ke gua itu, pada penampakan yang ke-16 Bernadette menanyakan nama wanita itu lagi. Wanita itu tidak tersenyum, dengan lengannya ke bawah, wanita itu mengangkat tatapannya ke sorga, dan kemudian dengan mengatupkan tangannya ke dada, ia berkata kepada Bernadette dalam bahasa Occitan: “Que soy era Immaculado Councepciou!” (“Aku adalah Yang Dikandung Tanpa Dosa”)

Bernadette, seorang gadis sederhana, baik, taat dan ramah, tetapi sedikit pendidikannya sehingga tidak tahu masalah yang berkaitan dengan doktrin-doktrin dan tradisi-tradisi Katolik, termasuk dogmaDikandung Tanpa Dosa”.

Setelah mendengar pernyataan itu, dia segera menyampaikan pesan itu kepada Abas Peyramale. Ketika mendengar perkataan Bernadette, hati Abas terpana lalu dia bertanya bertanya: ”Apakah kamu yakin?”

Jawabnya: ”Ya, saya yakin. Saya mengulang kata-kata wanita itu agar saya tidak lupa.” Ketika ungkapan ini keluar dari mulut Bernadetta yang buta huruf, maka Abas Peyramale baru yakin bahwa wanita itu adalah sungguh-sungguh Perawan Maria Yang Terberkati datang untuk meneguhkan dogma Immaculata Conceptio.

Ungkapan teologis ”Yang Dikandung Tanpa Dosa” Pada saat itu tidak banyak dikenal umat selain para tertahbis yang mendalami teologi dan filsafat.

Bernadette menerima penampakan Maria yang ke-18 dan itu adalah penampakan Bunda Maria yang terakhir kalinya bagi Bernadette pada tanggal 16 Juli 1858.

Beberapa tahun setelah penampakan itu, dia senantiasa dengan sabar menghadapi banyak orang-orang yang ingin menemuinya: ada orang-orang yang berharap mendapat kesembuhan hanya dengan menemuinya, bahkan ada juga orang-orang yang meragukannya dan menolak penampakan Bunda Maria.

Bernadette tidak pernah mencari nama tenar dan popularitas, dalam banyak hal dia berharap dapat hidup dengan tenang. 

Awalnya dia tertarik memasuki biara Karmel, tapi kondisi kesehatannya tidak memungkinkannya mengikuti rutinitas biara Karmelit yang berat. Akhirnya dia memutuskan masuk biara para Suster Charitas di Nevers, Perancis, pada usia 22 tahun. 

Saat pertama kali di biara, dia diminta untuk menceritakan penglihatannya di hadapan para suster yang sedang berkumpul, tetapi setelah dia selesai menceritakannya, suster kepala melarang dia dan seluruh suster lain membahas penglihatannya lagi dan hidup senormal mungkin di biara seperti suster lainnya.

Dia sangat senang dengan larangan tersebut walaupun suster kepala mengijinkannya sesekali menemui imam-imam senior dan uskup yang melakukan wawancara untuk keperluan Gereja.

Dia hidup senormal mungkin di biara dan di sana dia memperoleh kemampuan membaca dan menulis. Dia bekerja merawat orang sakit, membuat hiasan-hiasan taplak altar dan jubah-jubah. 

Suster Marie-Bernarde (nama biara Bernadette) sering sakit selama di biara, dia menderita TBC, sakit tulang, tumor, asma, dan kesehatan yang memburuk secara keseluruhan

Dalam suatu serangan asma yang berat, dia meminta air dari mata air di Lourdes, dan serangan asmanya secara ajaib berkurang dan dia tidak pernah menerima serangan asma yang buruk lagi

Tapi Suster Marie-Bernarde tidak memohon kesembuhan dari mata air Lourdes lagi saat dia menderita tuberkulosis pada tulang lutut kanannya.

Ketika ditanya mengapa dia tidak pergi ke Lourdes untuk memohon kesembuhan, dia mengatakan bahwa kesembuhan dari Lourdes bukanlah untuknya, tetapi untuk mereka yang lebih sakit daripadanya.

Dia menyaksikan perkembangan Lourdes menjadi tempat ziarah ketika dia masih tinggal di Lourdes antara usia 14-22. Sesudah masuk biara dia tidak tahu-menahu lagi tentang tempat ziarah itu. Bahkan pada saat pemberkatan Basilika Yang Dikandung Tanpa Dosa pada tahun 1876 dia juga tidak dapat hadir. 

Pada tanggal 16 April 1879 dia meninggal pada usia 35 tahun karena serangan TBC.

Suster Nathalie Portat yang menjaga Suster Bernadette menceritakan bahwa Bernadette kerap menampakkan ekspresi wajah menahan kesakitan dan meminta rekan-rekannya mendoakan jiwanya.

Pada saat terakhirnya, ia menceritakan bahwa Suster Bernadette mendoakan Salam Maria dengan penuh kerendahan hati bagaikan seorang anak perempuan kecil pada ibunya menyatakan dua kali ’Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini” Beberapa saat kemudian Bernadette membuat tanda salib, minum beberapa tetes air dan meninggal dalam kedamaian.

Ketika tubuh Suster Marie-Bernarde digali 30 tahun kemudian pa­da tanggal 30 September 1909, pihak penyelidik Gereja yang dipimpin oleh Uskup Nevers, Mgr. Gauthey, di hadapan dua dokter dan seorang suster komunitasnya, menemukan tubuhnya tidak rusak. Tidak busuk, tidak bau, dan tidak rusak sedikit pun – meskipun kulitnya menjadi kering dan tampak hitam setelah dimandikan, maka wajah dan tangannya dibalut dengan lilin untuk menyembunyikan perubahan warna; rosario dan salib dalam genggamannya berkarat. Mereka membersihkan dan mengenakan pakaian baru sebelum memakamkannya kembali.

Pada penggalian yang terakhir, tanggal 18 April 1925, tubuh Bernadette tetap tampak tidak ada tanda pembusukan, walaupun ada perubahan warna pada wajah dan lesakan pada mata dan hidung.

Gereja setempat kemudian membuat cetakan wajahnya dengan lilin berdasarkan foto-foto aslinya dan melapisi wajah aslinya yang menghitam.

Dewasa ini, tubuhnya tetap diperlihatkan dalam peti kaca di kapel biaranya, St. Gildard, di Nevers, Perancis, sebagai pernyataan bagi Perawan Maria dari Lourdes. Kapelnya menjadi tujuan peziarahan dan tubuhnya tetap utuh hingga hampir 130 tahun setelah kematiannya pada tanggal 16 April 1879.

Setiap tahun jutaan orang datang berdoa di tiga basilika Lourdes dan mengunjungi Gua Massabielle untuk mengambil air dari sumber air itu. Air itu telah begitu banyak menyembuhkan orang dari penyakit fisik dan rohani. 

Salah satu penyembuhan yang paling terkenal adalah penyembuhan mata Louis Bouriette. Bouriette adalah tukang batu setempat yang membangun kolam di sekeliling sumber air yang telah ditemukan Bernadette. Ketika dia menggosok matanya yang buta dengan lumpur dan berdoa kepada Perawan Maria, secara ajaib matanya dapat melihat kembali. 

Pada tahun 1986, 63 keajaiban lainnya telah dibuktikan kebenarannya oleh pemeriksa medis yang independen sebagai penghargaan iman. Dia adalah pelindung bagi orang sakit, keluarga, penggembala dan orang miskin. 

Sebuah tempat suci dibangun di Gua Massabielle, dan sumber airnya terkenal karena daya penyembuhannya. Pada tanggal 18 Januari 1862, Uskup Lawrence, Uskup Tarbes, keuskupan yang membawahi Lourdes, mengeluarkan surat yang mengakui pe­nampakan-penampakan di Lourdes sebagai penghargaan iman.

Lourdes pada pertengahan abad kesembilan belas adalah kota kecil di perbatasan dengan benteng-benteng pertahanan, sebuah tanda pertempuran-pertempuran di masa silam dengan penduduk yang bersandar pada kegiatan agrikultur dan hampir semua adalah penganut Katolik.

Kini Lourdes memiliki populasi 15 ribu orang tapi sanggup menampung lima juta peziarah selama masa peziarahan antara bulan Maret hingga Oktober. Diperkirakan Lourdes telah menerima peziarahan 200 juta orang sejak tahun 1860.

Bernadette Soubirous dikanonisasi menjadi orang kudus pada tanggal 8 Desember 1933 – Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Dosa. 

Sebuah catatan diberikan kepada kanonisasinya bahwa dia menerima sebutan orang kudus bukan sepenuhnya karena dia menerima penampakan Bunda Maria, tetapi terutama karena kesederhanaan dan kekudusan hidupnya. Pesta Santa Bernadette Soubirous dirayakan Gereja Katolik pada tanggal 16 April. 

(Sumber: Warta KPI TL No. 93/I/2012 » Gema Warta – Banjarmasin).