Pages

Minggu, 29 Januari 2017

Iman mengartikan lembar kehidupan





Tanpa tanda baca, banyak tulisan dan ungkapan akan menjadi celoteh yang tidak ada artinya sama sekali

Contoh: perhatikan kata-kata yang tidak menggunakan tanda baca berikut ini. "that that is is that that is not is not is not that its it is". 

Namun dengan dibubuhi tanda baca yang tepat, kata-kata itu menjadi: "That that is, is; that that is not, is not. Is not that, its? It is!" Artinya: Yang iya, iya; yang tidak, tidak. Bukankah begitu? Ya!

Hidup manusia yang tidak berdasarkan rambu-rambu iman akan terasa hampa.

Dalam bukunya Believing, Eugene Kennedy menulis, "Iman berhubungan dengan manusia ... dan berhubungan dengan identitasnya yang utuh. Tidak ada kepercayaan yang tidak melibatkan orang secara utuh. Anda tidak dapat beriman hanya dengan separo kepribadianmu."

Bandingkan pengalaman seorang yang beriman kepada Allah, yang percaya akan adanya kehidupan setelah kematian dengan pengalaman seorang agnostik. 

Bandingkan seorang yang tidak beriman dengan seorang pengikut Kristus yang memberikan pipi kirinya untuk ditampar sewaktu menghadapi penghinaan. 

Bandingkan keputus-asaan mereka yang memuja hal duniawi dalam menahan rasa sakit yang tak tertahankan dengan sakit yang dirasakan oleh seorang yang beriman, yang diringankan oleh penerimaan akan kehendak Tuhan. 

Bandingkan hedonisme seseorang dengan kegembiraan yang utuh dari seseorang sahabat yang mengantar mempelai laki-laki (Yoh 3:29). 

Sesungguhnya hanya rambu-rambu imanlah yang dapat memberi arti sejati bagi kenyataan-kenyataan hidup yang sebelumnya tidak berarti.

(Sumber: Warta KPI TL No.105/I/2013 » Renungan KPI TL tgl 13 September 2012, Romo Yan Madya, SVD).