Pages

Jumat, 04 November 2016

SAHABAT

Sejak memasuki persekutuan ini, saya sungguh-sungguh merasakan kasih Tuhan yang luar biasa, saya merasakan kebenaran firman Tuhan yang hidup.


Hal inilah yang membuat hati saya selalu berkobar-kobar untuk menceritakan kebaikan Tuhan dan pengajaran-pengajaran yang berkesan di hati saya kepada setiap orang yang saya jumpai.

Pada suatu hari, saya bercerita pada saudara saya (X) tentang ilustrasi “gelas kehidupan”. Gelas lambang bejana kehidupan kita. Jika kita mengisi gelas tersebut dengan batu besar (Tuhan) dan batu yang lebih kecil (keluarga) terlebih dahulu, maka gelas tersebut masih dapat diisi dengan kerikil (pekerjaan/apa yang ada di bumi ini). 

Jika kita goncang-goncangkan gelas tersebut, maka pasir (kesenangan/hobi) dapat memasuki celah-celah batu dan kerikil tersebut. Tetapi jika kita melakukan prioritas yang terbalik, kita akan dimuntahkan oleh Tuhan sehingga kita merasakan kesakitan. 

Ketika mendengar penjelasan ini, mulut X miring kiri, miring kanan. Karena begitu bersemangatnya, saya tidak menyadari keadaan tersebut. 

Melihat itu suami saya menendang kaki saya dan menegur saya, katanya: “Ngapain kamu cerita tentang Tuhan. Kalau mau cerita harus ada batasnya!”

Pada saat menghadiri Misa, saya mendengar homili Romo Goris tentang “Sahabat Yesus” Sahabat berarti Sa  - satu dalam suka, jika sahabat bersukacita maka kita juga turut bersukacita, tidak ada alasan untuk iri hati; ha - hadir dalam duka, jika sahabat mengalami kesesakan, kita harus hadir bersama-sama; bat - berjabat tangan, kita harus selalu mendoakan sahabat kita. Ketika mendengar homili tersebut saya benar-benar merasa belum menjadi sahabat yang baik terhadap X. 

Syukur kepada Allah, firman Allah yang hidup melaksanakan apa yang dikehendaki-Nya. Dia mengusik hati X yang super keras dan tidak percaya kepada Tuhan sehingga dia menerima undangan seorang temannya untuk mengikuti kegiatan di salah satu komunitas yang pertemuannya sebulan sekali. 

Berkat firman-Nya, kehidupan X diubahkan secara dahsyat dan sekarang dia dapat berkata: “Kasih Tuhan begitu luar biasa dalam kehidupanku.” 

(Sumber: Warta KPI TL No. 88/VIII/2011).