Saya mempunyai seorang sahabat yang sakit kanker getah bening stadium terakhir, dia sudah dioperasi dan dikemoterapi. Setiap memeriksakan kesehatannya, dia selalu mendengar kabar buruk dari dokter.
Tetapi kabar buruk tersebut ditangkisnya dengan kabar gembira, katanya: “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku (Mzm 23). Oleh bilur-bilur-Nya aku disembuhkan (1 Ptr 2:24). Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Flp 1:21).”
Pada suatu hari dia memohon saya untuk mendampinginya di rumah sakit Singapura. Setiap malam dia minta dibacakan firman Tuhan dan dikotbahi.
Pada saat saya mendampinginya, saya tidak pernah melihat dia ketakutan dan mengerang kesakitan seperti kebiasaan orang yang mengalami sakit kanker, meskipun dia tidak mengkonsumsi obat penenang.
Syukur kepada Allah, berkat firman-Nya yang selalu diperkatakannya, sekarang sahabat saya sudah sembuh total dari penyakit kankernya.
Dari pengalaman di atas, saya benar-benar melihat bahwa Tuhan membuat perbedaan antara orang yang beribadah kepada-Nya dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya (Mal 3:16-18).
Apakah yang dimaksud dengan beribadah kepada Tuhan? Yaitu mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan berkenan kepada Allah (Rm 12:1 – ibadah yang sejati).
Jadi, kita harus melakukan segala sesuatunya untuk kemuliaan Tuhan (1 Kor 10:31 - makan, minum atau melakukan sesuatu yang lain). Jika hal ini kita lakukan setiap hari dan sepanjang hidup kita maka kita akan menjadi milik kesayangan-Nya dan Dia akan mengasihi kita sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia (Mal 3:17).
Tetapi, jika kita hanya memikirkan kemuliaan diri sendiri maka kita akan menjadi seteru salib Yesus (Flp 3:18-19 – Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi).
Berbahagialah orang yang kesukaannya Taurat Tuhan dan merenungkannya siang dan malam; apa saja yang dibuatnya akan berhasil (Mzm 1:1-4).
Dalam perjalanan hidup saya sebagai hamba Tuhan selama 34 tahun ini, saya juga merasakan penggenapan janji-janji-Nya yang luar biasa, Dia memberikan perbedaan di dalam pelayanan saya.
Pada saat saya harus meninggalkan keluarga karena Injil, pada masa ini juga saya menerima kembali lipat ganda (Luk 18:30). Dia juga menyediakan sarana-sarana yang saya butuhkan, misalnya ada pelayanan di daerah minus dan daerah itu tidak mempunyai dana untuk mendatangkan pembicara, maka saya berdoa dan berdoa “apakah saya memang diutus Tuhan ke daerah tersebut”.
Jika memang kehendak-Nya, tiba-tiba ada dana yang masuk ke rekening saya untuk tujuan tersebut. Dan janjinya yang luar biasa adalah “Damai yang diberikan-Nya tidak seperti yang diberikan dunia” (Yoh 14:27). Inilah kunci yang memampukan saya melayani dengan sepenuh hati.
Jika saat ini saudara mengalami suatu pergumulan yang begitu berat, janganlah menduduki masalah itu tetapi memohonlah kepada malaikat Tuhan untuk menggulingkan batu itu agar jiwa kita tidak menjadi stres (Bdk. Mat 28:2). Bukankah firman-Nya mengandung janji (Rm 9:9), bahkan Tuhan Yesus telah berjanji akan menunjukkan jalan kepada kita.
Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yoh 14:6).
Jadi, lakukanlah segala perintah-Nya “Percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya dan saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus pada kita (1 Yoh 3:23) sehingga kita berada di dalam terang-Nya.
Pancarkanlah terang-Nya (kebaikan dan keadilan dan kebenaran - Ef 5:8-9), berkata-katalah dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani (Ef 5:19 – kata-kata yang enak didengar) supaya mereka melihat perbuatanmu dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka (1 Ptr 2:12; Mat 5:16)
(Sumber: Warta KPI TL No. 90/X/2011 » Renungan KPI TL tgl 6 Oktober 2011, Ibu Esther Kandouw)