Dan setiap orang yang mendengar karya-Nya pun ikut tertawa (Kej 18:11-13; 21:6 – Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid... akan melahirkan anak)
Yesus pun memiliki roh sukacita, sehingga Dia selalu bersyukur setiap saat (Luk 10:21).
Karena roh sukacitalah, maka Dia berkeliling untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan (Mat 4:23). Dan anak-anak pun selalu mengikuti-Nya ke manapun Dia pergi (Luk 18:15-17).
Orang-orang percaya selalu tertawa/bersukacita karena hatinya melimpah dengan pekara-pekara ilahi (Ayb 8:20-21; 42; Rm 14:17 – Kerajaan Allah bukan soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus).
Demikian pula dengan para murid-murid-Nya, meskipun mereka menderita penghinaan oleh karena Yesus, dianiaya, berkali-kali didera, dilemparkan ke ruang penjara yang paling dalam dan kaki mereka dipasung, mereka tetap gembira dan penuh dengan sukacita (Kis 5:41; 13:52).
Sukacita bukan soal tempramen manusia tapi soal roh sukacita.
Orang-orang pilihan seperti ilmu padi, semakin berisi semakin menunduk, semakin banyak pengetahuan semakin tidak banyak bicara (diam); mempunyai penguasaan diri yang tinggi dan memiliki kerendahan hati.
Hanya orang-orang pilihan yang dapat melakukan ini
- Selalu ada sukacita.
- Selalu optimis dan berpikir positif; melihat suatu masalah dengan kacamata Allah.
- Selalu bergembira atas petunjuk-petunjuk-Nya melebihi segala harta; melakukan firman Tuhan dengan setia (Mzm 119:14).
Orang-orang benar bersukacita, beria-ria di hadapan Tuhan, bergembira dan bersukacita (Mzm 68:4; Gal 2:16).
Mengapa ada juga murid-murid Yesus yang tidak dapat bersukacita senantiasa? Karena mereka tawar hati pada masa kesesakan (Ams 24:10), sehingga mereka tidak bisa merasakan kasih Allah dalam hidupnya.
Akibatnya, kekuatan mereka kecil/patah semangat (Ams 24:10; Yes 65:14) dan matanya juga menjadi kabur (Ayb 17:7; Rat 5:17). Akhirnya ... mereka selalu pesimis dan sulit untuk memiliki pikiran positif dalam kehidupan ini
Hal ini terjadi karena
1. Makan makanan rohani yang tidak sehat, sering jajan.
2. Tidak dapat mencerna makanan rohani dengan baik, sehingga sering salah lihat dan dengar.
Misalnya: “ikut Yesus pasti diberkati” - Memang Yesus datang supaya kita mempunyai hidup dalam segala kelimpahan (Yoh 10:10), tetapi semuanya itu ada syaratnya, yaitu:
harus menyangkal diri, memikul salib setiap hari dan mengikuti teladan Yesus (Luk 9:23);
Yesus adalah pokok anggur yang benar, kita adalah ranting-ranting-Nya. Jika kita tidak berbuah, kita akan dipotongnya, dibersihkannya agar kita lebih banyak berbuah (Yoh 15:2).
Jadi, mohonlah rahmat agar senantiasa memiliki hati yang rela untuk diproses dan dibentuk oleh Allah, agar dapat bersukacita dalam segala keadaan.
Orang yang suka bernyanyi mayoritas mempunyai roh sukacita sehingga matanya selalu berseri-seri, cukup mendapatkan air mata bahagia dan air mata sukacita.
Orang menangis dapat disebabkan oleh sukacita/terharu, atau karena dukacita/sedih. Kedua air mata ini ada bedanya.
Menangis karena sukacita/terharu (air mata obat): tubuh akan menghasilkan hormon endofrin, yang akan membuat tubuh sehat.
Menangis karena dukacita/sedih (air mata racun): ada ikatan-ikatan kromosom yang terputus sehingga makin lama tubuh kita kehilangan kekuatan.
Marilah kita belajar dari Musa, Daud dan Paulus:
Musa seorang yang lembut hati (Bil 12:3), dia mempunyai roh sukacita (Kel 15; Ul 32; Why 15:3) sehingga dengan kesabaran dapat memimpin suatu bangsa yang tegar tengkuk (suka mengeluh, suka menuntut, memberontak – Kel 32:9).
Umurnya seratus duapuluh tahun ketika ia mati; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang (Ul 34:7).
Tuhan mengutus Nabi Samuel kepada Isai. Ia menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu. Sebagai anak bungsu, Daud diperlakukan tidak adil dan selalu ditolak oleh keluarganya (semua diundang ke upacara pengorbanan, justru dia harus ke ladang untuk menggembalakan kambing domba – 1 Sam 16:5, 11; sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku ... - Mzm 27:10).
Meskipun demikian, hatinya tidak menyimpan kepahitan dan dukacita. Hal ini dapat dilihat dari wajahnya kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok (1 Sam 16:12).
Daud dipulihkan dari dosanya, fitnahannya dan kemiskinan sehingga mati di dalam kemuliaan dan kekayaan (1 Taw 29:26-28).
Sebagai pelayan Tuhan, Paulus sering berada di penjara, didera di luar batas, kerap kali dalam bahaya maut. Tetapi dia bersabar dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran sehingga senantiasa bersukacita (2 Kor 6:3-10; 11:23-33).
Roh sukacitalah yang membuat dia berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah sehingga terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua (Kis 16:24-26; Mzm 22:4).
Tuhan tidak akan memakai kita, jika kita tidak mempunyai roh sukacita seperti Saul. Jadi, marilah kita belajar kehidupan sorga yang selalu bersukacita, bersama para malaikat dan orang kudus di sorga bernyanyi haleluya sehingga sukacita selalu mengalir terus dan dapat dirasakan oleh orang-orang di sekitar kita.
Semua orang yang mencintai keselamatan, mencari Tuhan dengan bergembira dan bersukacita (Mzm 40:16-17).
(Sumber: Warta KPI TL No. 70/II/2010 » Renungan KPI TL tgl 28 Januari 2010, Dra Yovita Baskoro, MM).