Pages

Jumat, 07 Oktober 2016

Doa ketika dalam kesedihan

Tanpa terasa sudah delapan tahun saya mengikuti pencerahan di KPI TL. Setiap sharing dan pengajarannya selalu saya tanamkan di hati. 

Dalam kelompok ini, setiap Paskah ada tradisi mengambil ayat-ayat Kitab Suci yang dapat memberikan kekuatan bagi setiap orang yang mendapatkannya. 


Pada Paskah tahun ini saya mendapatkan kartu “Doa ketika dalam kesedihan”. Pada saat mendapatkan doa tersebut saya bertanya-tanya dalam hati ‘Kesedihan apa yang akan terjadi pada saya? Wong Bapak, suami dan anak-anak saya sehat semua. Apakah doa saya kurang?’

Di bulan November 2009, pesan iman ini baru jelas.

Ketika mendampingi Bapak menerima sakramen pengurapan orang sakit, hati saya hancur. Sebab, sebagai anak tunggal saya merasa bakal ditinggalkan Bapak. Selain itu saya merasa sendirian karena tidak mempunyai saudara seiman di daerah tempat tinggal Bapak saya. 

Meskipun demikian, ternyata mereka begitu peduli terhadap saya. Merekalah yang menolong saya, mulai dari Bapak sakit sampai meninggalnya, bahkan sampai empat puluh harinya.

Ketika mendampingi Bapak saya yang dalam keadaan kristis, saya hanya bisa melakukan pujian penyembahan. Di sinilah saya merasakan penghiburan yang luar biasa. 

Meskipun dalam kesedihan, saya bisa enjoy. Dan yang lebih aneh lagi, ketika saya melakukan pujian penyembahan di Klaten, saya benar-benar merasakan kehadiran Ibu Yovita dan tim doa hari Selasa ikut serta bersama saya melakukan pujian dan penyembahan. 

Dan saya juga teringat sharing-sharing serta pengajaran yang diberikan di KPI TL. Itulah penghiburan yang Tuhan berikan kepada saya, sehingga saya tidak merasa sendirian lagi.

Inilah “Doa ketika dalam kesedihan” yang setiap hari saya baca mulai bulan April sampai November 2009, sesuai anjuran Ibu Emmy.

“Tuhan, Engkau adalah penolong bagi setiap orang yang berseru kepada-Mu. Saat ini aku datang kepada-Mu dalam kesedihan yang mendalam menghadapi kesulitan dan kesesakan hidup ini. Dunia sekelilingku nampak suram, gelap dan hati ini terasa pilu. 

Setiap malam air mataku mengalir membasahi tempat tidurku. Tiada lagi rasa malu untuk menangis, karena ketika berada di dunia, Yesus pun menangis. 

Tuhan, aku tidak memohon agar Engkau menghapuskan penderitaan ini, karena Yesus menjadi sempurna dalam penderitaan-Nya. Namun, sertailah aku senantiasa. 

Engkaulah Bapa bagiku dan hiburlah aku. Kasihanilah aku Tuhan, dan bentuklah aku lewat pengalamman pahit ini. 

Bangkitkanlah sukacita mengatasi kesedihan ini. Terima kasih Tuhanku. Dalam nama Yesus aku berdoa. Amin.

Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahterasebabkepada-Mulah ia percaya (Yes 26:3)

(Sumber: Warta KPI TL No. 69/I/2010)