Kekuatan jahat ini terorganisir dengan baik, terdiri dari pemerintah-pemerintah dunia yang gelap (semua roh-roh jahat, roh mementingkan diri sendiri, roh iri hati, roh kecemburuan, roh kebencian, roh kekerasan, roh pemberontakan, roh penolakan, roh kesedihan, roh frustasi, roh kepahitan, roh kebingungan, roh ketakutan, semua roh yang menyebabkan penderitaan dan penyakit, roh perjudian, roh percabulan, roh bunuh diri, roh pembunuh dll).
Tujuan mereka:
* Menghentikan pertumbuhan rohani, supaya tidak bertumbuh ke arah kedewasaan penuh akan Kristus. Mereka mempengaruhi manusia agar malas untuk berdoa/membaca dan mempelajari firman Allah/menjadi pelaku firman (melakukan kehendak Allah).
* Menghancurkan tubuh Kristus dengan cara mencuri sukacita
- dalam keluarga: ada pertengkaran antara suami dan istri, ada pemberontakan anak-anak terhadap orang tua dll.
- dalam gereja: ada perpecahan/permusuhan sehingga gereja kurang memenangkan jiwa-jiwa bagi Kerajaan Allah.
Jika kita ingin menghancurkan pertahanan musuh, kita harus memakai senjata yang paling ampuh, yaitu: doa dan puasa.
Melalui doa syafaat
* Kita mempunyai kunci untuk mengikat roh-roh teritorial yang menguasai kita/orang yang kita doakan (roh-roh dosa, roh-roh sakit penyakit, roh-roh sihir, roh-roh penyembahan berhala dll).
Dan kita juga mempunyai kunci untuk melepaskan kuasa Allah untuk membebaskan kita/orang yang kita doakan yang tertawan oleh roh-roh yang menguasainya.
* Yesus Kristus, Imam Besar bersyafaat bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya supaya imannya tidak gugur (Luk 22:32; Yoh 17:20).
* Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan (Rm 8:26).
* Roh Kudus akan menyatakan identitas dari roh-roh jahat dan para penguasa di atas kota-kota kita sehingga kita dapat mengenal dan mengetahui musuh; kita mengetahui akar dan penyebab dari setiap masalah. Roh-roh inilah yang menyerang keluarga, tubuh jasmani dan keuangan kita. Tanpa doa kita seperti serdadu buta.
* Sebagai respon dari doa syafaat. Tentara Allah yang tidak kelihatan akan digerakkan oleh Tuhan untuk berperang dan mengikat roh-roh jahat/kuasa-kuasa jahat/roh-roh teritorial yang telah membangun benteng-benteng atas kota-kota kita dan menghalangi pekerjaan Allah.
Kita harus hidup dalam persekutuan yang tidak putus-putus dengan-Nya sehingga kita memiliki kuasa di dalam doa (Yoh 15:7) dan mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah (Ef 4:13).
Sebagai murid Kristus, marilah kita meneladan kehidupan Yesus:
- Sebelum Yesus maju ke garis depan (melayani orang-orang yang membutuhkan, mengajar, menyembuhkan yang buta/tuli/segala penyakit yang mereka derita/membangkitkan orang mati), Dia menyediakan waktu dengan Bapa dalam hadirat-Nya di mana Bapa menyatakan kehendak-Nya kepada-Nya. Melalui doa, Dia telah menembus garis pertahanan musuh, berperang dan memenangkannya!
- Sebelum Yesus memulai pelayanan-Nya, Dia menghabiskan empat puluh hari dalam doa dan puasa di padang gurun dan kembali ke Galilea penuh dengan kuasa Roh (Luk 4:1-14).
- Sebelum memberi makan lima ribu orang dengan melipat gandakan lima roti dan dua ikan, Dia pergi dengan perahu ke tempat yang sunyi (Mat 14:13).
- Sebelum menyembuhkan orang Genesaret yang dibawa kepadaNya, Yesus pergi ke atas bukit untuk berdoa seorang diri (Mat 14:23).
- Sebelum memilih kedua belas murid-murid-Nya, pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah (Luk 6:12).
- Sebelum memulai pelayanann-Nya ke seluruh Galilea di mana Dia berkotbah dan mengusir setan; pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana (Mrk 1:35).
- Sebelum Dia naik ke kayu salib ... Pada perjalanan-Nya ke Yerusalem ..., Yesus mengetahui bahwa Dia akan ditangkap dan disalibkan, Dia naik ke gunung berdoa.
- Sebelum Dia ditangkap dan dipukuli, dicemooh dan disalibkan, Yesus pergi ke taman Getsemani untuk berdoa (Mat 26:36-46).
- Yesus “tidak berdoa bagi orang sakit”, tetapi Dia memakai otoritas yang telah diterima-Nya ketika Dia bersekutu dengan Bapa-Nya (Yoh 11:1-44).
- Kata Marta/Maria kepada Yesus: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.” Marta berkata kepada-Nya: “Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati.”
- Yesus menengadah ke atas dan berkata: “Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”
Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: “Lazarus, marilah ke luar!” Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki tangannya masih terikat dengan kain kafan dan mukanya tertutup dengan kain peluh
» Meskipun Yesus dikelilingi orang-orang yang tidak percaya (membatasi kuasa Allah), Yesus tetap mengucap syukur kepada Bapa-Nya. Dia datang kepada Bapa dengan penuh keberanian dan keyakinan yang teguh bahwa Bapa telah mendengarkan Dia.
Dia datang kehadirat Bapa-Nya dengan jaminan penuh bahwa doa-Nya telah dijawab, meskipun di hadapan-Nya ada sesuatu yang nyata ... Lazarus mati. Dia tetap berkata-kata dengan penuh kuasa sehingga terjadi mujizat.
Doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya akan diampuni (Yak 5:15)
Perhatian utama kita janganlah kepada tanda-tanda kedatangan-Nya, tetapi berjaga-jagalah dalam doa (Mrk 13:32-37):
1. Goncangkanlah dirimu dari tidurmu!
Kedatangan Yesus akan terjadi tiba-tiba ... tidak diduga-duga ... tanpa peringatan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi selalu siap sedia/berjaga-jaga dan sadar (1 Tes 5:6; Mat 24:44; Why 3:2-3).
- Ada banyak orang Kristen yang tidur secara rohani. Mereka tidak memperhatikan apa yang dilakukan oleh Roh Kudus di muka bumi ini, dan mereka terlalu sibuk dengan kehidupan dan kesenangan mereka. Mereka mencari kepuasan dan kehendak mereka sendiri, dan tidak melakukan kehendak Allah.
- Ada orang-orang Kristen yang saat ini tertidur ... tidak peka dan tidak peduli tentang Allah dan apa yang sedang terjadi di sekitar mereka. Mereka telah menutup mata mereka untuk dosa-dosa, kesakitan, dan penderitaan di sekitar mereka.
- Mereka telah menjadi dingin dan beku dalam hubungan pribadi mereka dengan Allah. Mereka tidak lagi menyediakan waktu untuk setiap hari dalam doa dan membaca firman Allah.
2. Tetaplah berjaga-jaga dalam doamu!
Tentara berjaga-jaga dua puluh empat jam setiap hari, kita juga harus berjaga-jaga “dalam roh” dua puluh empat jam sehari. Dalam segala keadaan, kita janganlah pernah lengah satu menit pun!
- Ada banyak “Kristen Profesional” yang dibaptis ... membaca firman Tuhan ... mendengarkan kotbah demi kotbah ... tetapi kehidupannya mengikuti segala nafsu kedagingan mereka sehingga mereka gagal untuk mempraktekkan apa yang mereka dengar. I
ngatlah! Hari itu akan datang di mana Kristus akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk memisahkan gandum dan lalang (Mat 13:30).
- Hanya dengan pertolongan Allah, kita dapat menjauhkan diri dari dosa-dosa sehingga kita layak menjadi pengantin perempuan yang murni bagi Yesus. Itulah upah bagi orang yang setia dan taat karena tidak mencemarkan pakaiannya (Why 3:4; 21:9). Jadi, kita harus berusaha supaya kedapatan tidak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya (2 Pet 3:14).
3. Berjaga-jagalah melawan segala beban duniawi!
Banyak orang Kristiani terlalu sibuk mencari nafkah, hanya memperhatikan keluarganya dan menikmati kesenangan hidup sehingga tidak memperhatikan hal-hal rohani.
Mata rohani dan hati mereka menjadi tumpul sehingga mereka tidak dapat membedakan tanda-tanda kedatangan Tuhan.
Ingatlah! Lepaskan diri dari segala masalah kehidupan sehingga kedatangan Tuhan tidak akan menjadi jerat (Luk 21:34-36).
Bukan berarti kita dapat luput dari masalah atau melalui krisis yang akan datang di atas muka bumi ini sebelum Kristus datang kembali, tetapi ketika penghakiman dari Allah dicurahkan atas orang jahat, kita terluput dan terhitung sebagai orang-orang yang layak berdiri menyambut kedatangan Kristus (1 Tes 5:9; Mal 3:2).
Menghadapi krisis yang pasti akan terjadi pada dekade ini, tidak ada pilihan lain. Selain bangkit dari kemalasan dan berjaga-jaga dalam doa. Pikirkanlah!
Allah memanggil kita untuk berjaga-jaga secara rohani dan tetap waspada dalam sikap doa dan bersekutu dengan Dia.
Sebagai tambahan waktu-waktu khusus dalam doa syafaat yang mendalam, kita harus menjaga hati kita, pikiran kita, keinginan kita dan mengarahkan hati kita kepada Allah.
Sepanjang hari kita harus menaikkan doa dan mengucapkan syukur ... pada waktu kita bekerja, di sekolah, menyetir mobil, di rumah, apa pun yang sedang kita lakukan.
Doa harus menjadi bagaikan irama hidup harian kita:
Pagi - menghadap Tuhan, minta karunia Roh Kudus, membaca Injil dan memilih pokok yang paling menyentuh hati kita.
Siang - kembali ke pokok itu sambil merenungkannya dalam hati, dengan demikian sabda Tuhan mengikuti kita dalam segala kegiatan.
Malam - kita berterima kasih atas semuanya, minta maaf atas kesalahan dan minta berkat untuk beristirahat dengan baik supaya jiwa kita tetap memuji Tuhan.
Dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus (Ef 6:18)
Datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?”
Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” (Mat 9:14-15).
Puasa memperkuat dan membuat doa-doa kita lebih intensif.
Ketika kita mulai merendahkan diri melalui doa dan puasa di hadapan Allah, kita akan dapat menerobos dan mendapatkan kemenangan.
Puasa yang dihormati oleh Allah adalah puasa yang dimulai dari sikap hati.
Doa dan puasa adalah senjata Allah yang dahsyat yang yang diberikan oleh Allah kepada kita supaya memiliki kemampuan untuk mengubah pikiran Allah (Yun 3:10; Yer 18:7-8); dapat memukul mundur musuh, melakukan serangan balik, dan mengubah nasib seluruh bangsa (Dan 9:16, 19).
Puasa dan doa adalah dua kaki yang membuat manusia maju dalam hidup rohaninya.
Doa - menghancurkan kedinginan hati sesama dan segala rintangan menghilang
Puasa – memperkuat jiwa dan membebaskan dari perbudakan barang duniawi.
(Sumber: Warta KPI TL No. 82/II/2011 » Prajurid Doa, Morris Cerullo).