Di waktu kecil, saya dan keluarga saya selalu berdoa rosario secara teratur di ruang keluarga. Meskipun adik saya suka mengantuk ketika berdoa, dia selalu ikut mendaraskannya.
Pada suatu hari, adik saya minta doa di kamar tidurnya saja sambil dia tidur-tiduran. Ternyata mama saya menyetujuinya. Pada waktu doa, tiba-tiba terdengar suara lampu gantung jatuh. Andaikata kami doa di ruang keluarga, maka kami dapat tertimpa lampu gantung tersebut.
Tiga tahun yang lalu saya berdoa di Fatima (Portugal): “Kalau boleh saya ingin balik lagi ke sini 2-3 tahun lagi karena suasananya enak sekali.” Ternyata doa saya terkabul tahun lalu, saya boleh mengikuti seminar bersama 300 pastor muda di Fatima.
Di bulan Agustus, semua frater-frater libur. Jadi, sebagai pastor dosen, saya manfaatkan kesempatan ini untuk berlibur juga di sana.
Dari Fatima, saya beserta rombongan ke Madrid. Dari Madrid rencananya saya pulang ke Indonesia, tetapi rombongan mengajak saya ke Lordes, jaraknya berdekatan dengan kota itu.
Sebagai pastor, uang saya sangat terbatas sehingga saya harus menghitung uang saya yang mepet sekali. Rencananya saya tidur di airport saja, makan diirit-irit, minum apa adanya.
Pada jam 12 malam saya berdoa, tiba-tiba ada seseorang yang datang di sebelah saya. Ketika selesai berdoa, ternyata orang tersebut sudah tidak ada di sebelah saya lagi.
Tiba-tiba saya di datangi seorang ibu dan ditanya dari mana asalnya. Ketika saya mengatakan berasal dari Indonesia, ibu dan bapak tersebut senang sekali karena dapat bertemu dengan orang Indonesia.
Kami mengobrol-ngobrol, akhirnya mereka tahu bahwa saya seorang pastor. Saya naik kereta ke Milan, sedangkan mereka naik kereta ke Paris. Karena jadwal kereta saya lebih dahulu, maka saya pamit.
Ketika saya hendak naik kereta, ibu itu memanggil dan memberi saya amplop, katanya: “Ini buat pastor, siapa tahu nanti di jalan butuh.”
Sesudah saya masuk dan duduk, amplop itu saya buka, ternyata isinya cukup buat saya tidur di hotel yang pantas, makan dengan cukup enak, itu lebih dari cukup buat saya beli oleh-oleh buat frater-frater.
Tuhan selalu mencukupkan kebutuhan kita tepat pada waktunya, dan kita diberi lebih baik daripada yang kita butuhkan. Dia selalu mengerti anak-Nya, sebagai pastor saya tidak boleh tidur di airport. Jadi, jangan malu dan takut minta tolong pada ibu Maria, karena dia selalu menyertai kita.
Orang Katolik menghormati Ibu Maria, karena
1. Maria adalah ibu Tuhan (Luk 1:43) - Yesus telah menyerahkan ibu-Nya kepada kita sehingga ibu-Nya juga mencintai kita (Yoh 19:26-27).
Jadi, ibu Maria selalu menjaga kita, dia tidak pernah membiarkan kita sendiri; dia mempunyai posisi yang luar biasa sebagai pengantara doa kita.
2. Bunda Maria adalah Bunda Gereja (Bunda orang beriman) - Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel, bahwa akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki yang disebut Anak Allah Yang Mahatinggi ...
Kalau dipikir lebih dalam lagi “apakah kabar gembira itu sungguh-sungguh gembira buat ibu Maria” Tidak! Pada zamannya, jika mengandung di luar nikah hukumannya dirajam/dilempari batu. Selain itu keluarganya akan marah kepadanya. Dan dia pun menanggung malu karena diremehkan oleh semua orang.
Walaupun hidupnya sulit, ibu Maria mempunyai iman yang luar biasa (dia mempunyai hati yang bersyukur, masih bisa tetap memuji Allah - Luk 1: 46-55).
Jika kita mau sungguh-sungguh gembira dan mempunyai kebahagiaan yang tidak bisa diambil orang lain, maka kita perlu belajar bersyukur seperti ibu Maria. Jangan terfokus pada masalah saja sehingga berkat yang di depan mata hilang.
Misalnya seorang anak tangan kanannya memegang balon dan tangan kirinya memegang es krim. Ketika balonnya terlepas, dia berlari mengejar balonnya, maka tanpa dia sadari es krimnya juga terjatuh. Atau sangking asiknya makan es krim, tanpa sadar balonnya terlepas.
Kebahagiaan yang sejati bukan tergantung dari apa yang ada di luar diri kita tetapi tergantung pada sikap hati kita.
(Sumber: Warta KPI TL No. 78/X/2010 » Renungan KPI TL tgl 27 Mei 2010, Rm Adrian OP).