Pages

Senin, 31 Oktober 2016

Mengalah itu indah

Mengalah itu indah, namun sebagai orang Kristen kita tidak boleh mengalah terhadap hal-hal tertentu:


Tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! (Yak 4:7).

Kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya. Jadi, manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa (Rm 6:3, 6).

Sikap mengalah merupakan suatu pertanda kedewasaan rohani. Kita yang kuat wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat. Jadi, setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya (Rm 15:1-2).

Sikap mengalah adalah kunci untuk membuka hikmat Allah yang tersembunyi

Marilah kita belajar dari Salomo (1 Raj 3:16-28):

Pada waktu itu masuklah dua orang perempuan sundal menghadap raja.

Kata perempuan yang satu: “Ya tuanku! Aku dan perempuan ini diam dalam satu rumah, dan aku melahirkan anak, pada waktu itu dia ada di rumah itu. 

Pada hari ketiga sesudah aku melahirkan, perempuan inipun melahirkan anak; kami sendirian, tidak ada orang luar bersama-sama kami dalam rumah, hanya kami berdua saja dalam rumah. 

Pada waktu tengah malam anak perempuan itu mati, karena ia menidurinya. Pada waktu tengah malam ia bangun, lalu mengambil anakku dari sampingku; sementara hambamu ini tidur, dibaringkannya anakku itu di pangkuannya, sedangkan anaknya yang mati itu dibaringkannya di pangkuanku. 

Ketika aku bangun pada waktu pagi untuk menyusui anakku, tampaklah anak itu sudah mati, tetapi ketika aku mengamat-amati dia pada waktu pagi itu, tampaklah bukan dia anak yang kulahirkan.”

Kata perempuan yang lain itu: “Bukan! Anakkulah yang hidup dan anakmulah yang mati.”

Tetapi perempuan yang pertama berkata pula: “Bukan! Anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup.”

Begitulah mereka bertengkar di depan raja. … Sesudah itu raja berkata: “Ambilkan aku pedang.” Lalu dibawalah pedang ke depan raja. Kata raja: “Penggallah anak yang hidup itu menjadi dua dan berikanlah setengah kepada yang satu dan yang setengah lagi kepada yang lain.”

Maka kata perempuan yang empunya anak yang hidup itu kepada raja, sebab timbullah belas kasihannya terhadap anaknya itu, katanya: “Ya tuanku! Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia.”

Tetapi yang lain itu berkata: “Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggallah!”

Tetapi raja menjawab, katanya: “Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, janganlah sekali-sekali membunuh dia; dia itulah ibunya.”

Jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukanlah milik Kristus. Roh Kristus adalah roh yang rela mengalah (Rm 8:9; Bdk.Flp 2:6)

(Sumber: Warta KPI TL No. 85/V/2011 » Mengalah Itu Indah, Derek Prince).