Pages

Rabu, 07 September 2016

Pembentukan Tuhan dalam kehidupan kita

Ada seorang bapak (X) mempunyai seorang anak yang berusia 8 tahun, dia menderita kanker getah bening yang letaknya di jantung. Melalui proses penyembuhan anaknya, X mengenal Allah. 

Pada saat di Tumpang, X dianjurkan suster untuk masuk komunitasnya. Tetapi jawabnya: “Oh ... nggak bisa suster, saya repot. Toko saya nggak ada yang jaga.” Suster itu berkata: “Oh .. bapak mau tidak sibuk? Nggak apa-apa. Nanti Tuhan akan buat bapak tidak sibuk.”

Ternyata satu setengah bulan tokonya sepi, tidak ada seorang pun yang masuk tokonya.. Dia datang lagi ke Tumpang, dan berkata pada suster: “Bagaimana ini suster. Yang tadinya saya tidak punya hutang, sekarang punya hutang seratus lima puluh juta karena sudah satu setengah bulan saya tidak ada penghasilan.” Jawab suster itu: “Bapak kan mau tidak sibuk, biar punya waktu buat Tuhan. Sekaranglah Tuhan memberinya.” 

Akhirnya X masuk dalam komunitas itu. Karena X mempunyai sikap hati yang tidak memberontak maka rohnya bertumbuh dan bertumbuh. Sehingga hanya dalam waktu dua minggu saja Tuhan mengembalikan semuanya - proses pembentukan Tuhan cepat. 

Ingatlah pelajaran dari pekerjaan tukang periuk (Yer 18:1-6).

Kalau kita mengadari hal ini, maka kita akan tetap bersukacita meskipun mengalami penderitaan/pergumulan. Tetapi seringkali orang berkata: “Bagaimana hidup ini indah? Wong hidupku selalu sengsara.” 

» tidak dapat melihat rahmat Allah bekerja di dalam hidupnya, hidup itu dia ukur dengan ukuran yang salah. Ingatlah! Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Jika kita bebas dari ganjaran (pemangkasan Allah), maka kita bukan anak, tetapi anak-anak gampang (anak yang tidak sah/haram/bukan anak-anak Allah) (Ibr 12:5-8). 

(Sumber: Warta KPI TL No. 61/V/2009 » Renungan KPI TL tgl 7 Mei 2009, Dra Yovita Baskoro, MM).