Tak lama kemudian, ia pun terjerat pengaruh rekan-rekan kerjanya lalu menempuh jalan pintas untuk mendapatkan tambahan uang dari pekerjaannya itu. Hal ini tentu merupakan suatu perbuatan yang sangat mempengaruhi bisnis dalam perusahaan tersebut.
Hingga pada akhirnya perbuatan tersebut diketahui oleh atasannya. Dan tidak heran kalau ia bersama dengan beberapa rekannya itu dikeluarkan dari pekerjaannya.
Disadarinya bahwa pelanggaran itu memang bukan datang dari dirinya sendiri, tetapi karena pengaruh dari rekan sekerjanya. Itu bukanlah yang diinginkannya, tetapi semuanya telah terjadi.
Seseorang manusia yang jelas bersalah, bisa menganggap dirinya benar dan berhasil meyakinkan banyak orang dengan pernyataannya yang dibuat logis namun tidak bisa lari dari tuntutan suara hatinya. Kemana pun ia pergi suara hati akan terus mengejarnya dengan perasaan bersalah seperti yang di alami pemuda di atas tadi.
Manusia yang bijaksana mendengar suara dari Allah yang berbicara di dalamnya dan tidak dipengaruhi oleh orang lain yang membawa kehancuran di dalam hidupnya.
Inilah realitas kehidupan umat manusia pada zaman ini, mereka tidak bisa memilah, mana masalah yang harus diprioritaskan dan mana yang boleh diurus belakangan.
Apalagi jika hubungan tersebut menyangkut masalah pribadi dengan kebenaran. Yang lebih dominan adalah perasaan tidak enak terhadap sesama atau teman kerja jika tidak bekerja sama dalam hal yang buruk.
Mereka telah salah menerapkan rasa solidaritas. Sehingga tanpa sadar mereka menjatuhkan orang lain dan menghancurkan dirinya sendiri.
Apalagi jika hubungan tersebut menyangkut masalah pribadi dengan kebenaran. Yang lebih dominan adalah perasaan tidak enak terhadap sesama atau teman kerja jika tidak bekerja sama dalam hal yang buruk.
Mereka telah salah menerapkan rasa solidaritas. Sehingga tanpa sadar mereka menjatuhkan orang lain dan menghancurkan dirinya sendiri.
Pada zaman Musa, orang Israel menerima 10 perintah Allah berasal dari luar ke dalam (2 loh batu di gunung Sinai), hal ini terjadi 50 hari sesudah Paskah Yahudi.
Demikian juga para rasul menerima Roh Kudus 50 hari sesudah Paskah. Sejak saat itulah, hukum-hukum Allah (firman Tuhan) ada di dalam hati manusia, hal ini disempurnakan oleh Allah dengan sesuatu yang lebih baik yaitu suara hati, di mana Allah berdiam di dalam hati manusia.
Demikian juga para rasul menerima Roh Kudus 50 hari sesudah Paskah. Sejak saat itulah, hukum-hukum Allah (firman Tuhan) ada di dalam hati manusia, hal ini disempurnakan oleh Allah dengan sesuatu yang lebih baik yaitu suara hati, di mana Allah berdiam di dalam hati manusia.
Suara hati selalu bekerja di dalam lubuk hati seseorang.
Suara hati adalah tempat hukum cintakasih; tempat Allah berbicara, manusia bertemu dengan Allahnya dan manusia bertemu dengan dirinya sendiri.
Pada waktu tertentu ia memberi perintah untuk melakukan yang baik dan menghindari yang jahat. Ia juga menilai keputusan yang konkret, di mana ia menyetujui yang baik dan menolak yang jahat. Ia memberi kesaksian tentang kebenaran dalam hubungan dengan kebaikan tertentu yaitu Allah.
Ajakah suara hati itu selalu benar, yang keliru adalah cara mengungkapkannya atau pelaksanaan keputusannya.
Hati nurani adalah keputusan akal budi, di mana manusia mengerti apakah suatu perbuatan konkrit yang ia rencanakan, sedang dilaksanakan, atau sudah terlaksana, baik atau buruk secara moral.
Hati nurani adalah keputusan akal budi, di mana manusia mengerti apakah suatu perbuatan konkrit yang ia rencanakan, sedang dilaksanakan, atau sudah terlaksana, baik atau buruk secara moral.
Dalam segala sesuatu yang diperbuat, manusia berkewajiban untuk mengikuti dengan seksama apa yang ia tahu, bahwa itu benar dan tepat.
Oleh keputusan hati nurani manusia mendengar dan mengenal penetapan hukum ilahi. Sebab manusia diciptakan untuk suatu persahabatan yang mendalam dan akrab dengan Tuhan dan menjadi sempurna seperti Dia sempurna.
Oleh keputusan hati nurani manusia mendengar dan mengenal penetapan hukum ilahi. Sebab manusia diciptakan untuk suatu persahabatan yang mendalam dan akrab dengan Tuhan dan menjadi sempurna seperti Dia sempurna.
Bagi manusia yang telah menemukan Tuhan sebagai dasar dan tujuan hidupnya, keputusan suara hati juga merupakan jawaban terhadap Allah.
Di dalam imanlah, manusia bertemu dengan Tuhan. Maka bagi orang beriman keputusan suara hati berarti perwujudan iman, sebab sebagai hidup menjadi kenyataan kalau membuat sesuatu yang konkret, demikian juga iman menjadi dasar di dalam kehidupan kita umat Kristen.
Jadi iman itu, hidup bukan pertama-tama dalam agama sebagai ungkapan iman yang implisit, melainkan dalam tindakan moral sebagai wujud hidup beriman.
Di dalam imanlah, manusia bertemu dengan Tuhan. Maka bagi orang beriman keputusan suara hati berarti perwujudan iman, sebab sebagai hidup menjadi kenyataan kalau membuat sesuatu yang konkret, demikian juga iman menjadi dasar di dalam kehidupan kita umat Kristen.
Jadi iman itu, hidup bukan pertama-tama dalam agama sebagai ungkapan iman yang implisit, melainkan dalam tindakan moral sebagai wujud hidup beriman.
Hati nurani harus dibentuk dan keputusan moral harus diterangi. Dalam pembentukan hati nurani, Sabda Allah adalah terang di jalan kita.
Pembentukan hati nurani merupakan suatu tugas seumur hidup yang pada akhirnya membawa kita kepada pengenalan akan kasih Tuhan.
Pembentukan ini mutlak diperlukan agar kita dapat memutuskan secara tepat dan benar, sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah sendiri.
Dengan meninggalkan segala sesuatu yang bukan Dia, hati nurani kita selalu terarah kepada Dia, dan hidup kita tidak lagi dipengaruhi yang tidak diinginkan, misalnya: manipulasi, menjatuhkan orang lain dan juga hal-hal yang bertentangan dengan kehendak-Nya.
Pembentukan ini mutlak diperlukan agar kita dapat memutuskan secara tepat dan benar, sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah sendiri.
Dengan meninggalkan segala sesuatu yang bukan Dia, hati nurani kita selalu terarah kepada Dia, dan hidup kita tidak lagi dipengaruhi yang tidak diinginkan, misalnya: manipulasi, menjatuhkan orang lain dan juga hal-hal yang bertentangan dengan kehendak-Nya.
Marilah kita mohon rahmat Tuhan agar dalam kehidpan sehari-hari cepat atau lambat kita akan mengalami kebahagian di dalam hidup. Tidak ada kekuatiran dan kecemasan di dalam hidup, sebab kasih Tuhan selalu menjiwai hidup kita
(Sumber: Warta KPI TL No. 61/V/2009 » Suara hati, HDR Januari-Februari 2005 Tahun IX; Renungan KPI TL tgl 7 Mei 2009, Dra Yovita Baskoro, MM).