Pages

Senin, 05 September 2016

Kamulah bangsa terpilih

Di suatu kota kecil ada seorang pendeta yang fanatik sekali. Semua orang di sana dipaksa untuk menerima Yesus dan dibaptis selam. Ketika ada seorang ibu yang tidak mau dibaptis selam, beberapa orang yang tegap membawa ibu tadi ke sungai dan dibaptis. Waktu diselam ibu itu ditanya: “Kamu percaya atau tidak?” Karena menjawab “tidak”, ibu tersebut diselam lagi. Namun, ketika ditanya lagi: “Kamu percaya atau tidak?”, ia tetap menjawab “tidak”. Maka, untuk ketiga kalinya ia diselam lagi dengan lebih lama, sampai ia tidak bisa bernafas. 

Lalu pendetanya bertanya: “Kamu percaya atau tidak?” Ibu itu pun menjawab: “Percaya.” Pendeta bertanya lagi: “Percaya apa?” Ibu tadi menjawab: “Percaya bahwa kamu gila!”



Kita menjadi murid, setelah kita percaya kepada Yesus dan dibaptis. Pembaptisan adalah ungkapan/pernyataan dari iman dan kepercayaan kita bahwa kita menerima Yesus; merupakan suatu penyerahan kepada Tuhan Yesus



Oleh karena itu syarat pertama untuk dibaptis adalah percaya. Jadi sekedar dibaptis saja tidak ada artinya, karena yang menguduskan dalam pembaptisan bukan airnya atau caranya, tetapi imannya.

Kita masing-masing dipanggil oleh Allah untuk menjadi murid Kristus, bukan menjadi murid Lucifer (kepala iblis). Kita dipanggil, dikeluarkan dari kuasa kegelapan, untuk masuk ke dalam kerajaan Allah.

Apa sih untungnya kalau mau menjadi murid Kristus?

Menjadi anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus (Gal 3:26).

* Mewarisi kerajaan imam dan bangsa yang kudus (Kel 19:6). Kita adalah Israel rohani. Karena hati Tuhan terpikat ... (Ul 7:7).

* Kita memperoleh suatu kehidupan yang baru, menjadi bangsa yang baru (1 Ptr 2:9kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib).

* Kita adalah imam karena kita mengambil bagian dalam imamat Yesus Kristus sendiri (imamat umum), artinya: kita bisa menjadi pengantara antara Allah dan manusia (berdoa kepada Allah untuk orang lain, maupun untuk diri kita sendiri).

* Menjadi bangsa yang terpilih, supaya kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya (Ef 1:4). Ini adalah suatu panggilan dan kalau Allah memanggil maka Dia juga akan memberikan kemampuan dan sarana untuk dapat melaksanakan apa yang diminta-Nya

Untuk itu Ia mengutus Roh Kudus-Nya. Karena kita menjadi murid-murid Yesus, maka Yesus juga akan menjaga dan melindungi kita secara istimewa (Yoh 10:29). Hanya satu yang dapat memisahkan kita dari Allah, tetapi yang satu ini tergantung dari keputusan/persetujuan kita sendiri, yaitu: dosa.

* Sejak di dunia ini, kita boleh mengambil bagian dalam kemuliaan Kristus, walaupun belum sempurna – karena martabat kita.

* Kita mengambil bagian dalam sukacita Yesus sendiri: “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh (Yoh 15:11). 

Jika kita betul-betul mengikuti Yesus, kita tidak akan kehilangan sukacita itu, apa pun yang terjadi: pencobaan-pencobaan, tantangan-tantangan, hambatan-hambatan, kesukaran-kesukaran (Mat 5: 12 – bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga).

Jika kita dalam kesukaran, terimalah itu dan persembahkanlah pada Tuhan: jangan mengeluh, menolak, dan memberontak, tetapi betul-betul mempersembahkannya kepada Tuhan: “Tuhan, kupersembahkan bebanku ini, biarlah rencana-Mu yang terjadi!” 

Kalau kita dihina orang, jangan marah lalu dendam, tetapi doakanlah dia dan kita akan mengalami bahwa penghinaan tadi membuat kita bersukacita. 

Sebaliknya, kalau kita marah, dendam. Kita pasti terus tersiksa dan kita tidak bisa tidur. Akan tetapi, begitu kita mendoakan dan mengampuni dia, ini pasti menjadi sumber sukacita dalam diri kita. semakin dalam kita mengampuni, semakin besar sukacita yang kita alami.

* Memperoleh hidup yang kekal (Yoh 17:3, 24mengenal Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telah diutus-Nya; di mana pun kita berada, Yesus pun berada bersama-sama kita). Sehingga tidak seorang pun yang bisa merampas damai yang Dia berikan (Yoh 14:27). 

Cara memperoleh hidup yang kekal (Luk 10:25, 27): Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Sebelum kebangkitan, Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya: “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Allah sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit, bangkitkanlah orang mati, tahirkanlah orang kusta, usirlah setan-setan.” (Mat 10:7-8), lalu sesudah kebangkitan-Nya dan sebelum naik ke sorga Yesus masih berpesan: “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Mat 28:19-20).

Jadi kita semua, yang percaya kepada nama Yesus Kristus, dipanggil menjadi murid Yesus. Seringkali kita tidak bangga menjadi murid Yesus, karena hanya menjadi penonton dari luar.

Kalau seorang seniman melihat sebatang kayu, dalam hatinya berkata: “Kayu ini akan menjadi patung yang bagus dan tinggi sekali nilainya.” Akan tetapi, kalau kita yang melihat kayu itu, mungkin menurut kita kayu itu hanya bisa dibuang atau dibakar. Allah adalah Sang Seniman yang Maha-agung. Ketika Dia melihat kita, Dia mempunyai rencana: “Akan Saya jadikan indah.” 

Sang Seniman Sorgawi kadang-kadang potong sana, potong sini, pahat itu, pahat ini, dan karena “kayu/bahan” ini hidup, maka baru saja disentuh sudah berteriak, “Aduh, sakit! Jangan keras-keras, Tuhan! 

“Proses pemahatan” ini sulit bagi kita karena selama dalam proses kita belum melihat apa-apa dan kita tidak melihat bentuk kita sendiri. Hanya Sang Seniman yang sudah melihat sebelumnya, bagaimana keseluruhannya dan bagaimana kita masing-masing. Tuhan adalah seniman yang luar biasa lihainya. 

Allah bisa memakai bermacam-macam bahan untuk memotong/memoles kita. kadang-kadang Dia membiarkan kesukaran, masalah, tantangan, godaan, kekecewaan dsb. Supaya kita tumbuh dalam iman, harapan dan kasih. 

Misalnya: jika kita mengalami kesukaran, lalu Tuhan, melepaskan kita dari kesukaran itu, maka kita menjadi bersyukur dan menyadari kuasa Tuhan. ini bukan berarti Tuhan merencanakan yang tidak baik dan mau mencobai kita.

Allah tidak mencobai siapa pun. Tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya (Yak 1:13-14)

Yesus berkata: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Mat 6:33).

Mencari Kerajaan Allah” itu artinya apa? Menomer satukan Allah di atas segala-galanya tanpa meninggalkan profesi yang halal (harus mengikuti norma-norma Injil). 

Memang ada orang-orang tertentu, orang-orang khusus yang diminta oleh Allah untuk meninggalkan segala-galanya. Akan tetapi, pada umumnya kita dipanggil untuk tetap menjalankan profesi kita masing-masing dengan semangat iman dan dalam persatuan dengan Kristus, maka berkat Tuhan akan turun atas kita masing-masing.

Sehingga sudah sejak di dunia ini, kita akan mengalami hidup kekal, damai, sukacita dan kebahagiaan, serta nanti masih ada bonus tambahannya lagi. Inilah berkat-berkat dan janji Tuhan kepada kita bila kita menjadi murid-murid-Nya.

(Sumber: Warta KPI TL No. 57/I/2009 » HDR September-Desember 2008 Tahun XII).