Pages

Rabu, 29 Juni 2016

Mat 5:13-16

Sarapan Pagi 
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Selasa, 12 Juni 2018: Hari Biasa X - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: 1 Raj 17:7-16; Mzm 4:2-3, 4-5, 7-8; Mat 5:13-16

Selasa, 7 Juni 2016: Hari Biasa X - Tahun C/II (Hijau)
Bacaan: 1 Raj 17:7-16; Mzm 4:2-3, 4-5, 7-8; Mat 5:13-16



(1) Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

(2) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."



Renungan




1. Kamu adalah garam dunia

Apa pun jenis makanannya dengan resep yang berbeda-beda, hampir selalu ada garam yang menjadi salah satu bahan utamanya. 

Selain sebagai penyedap untuk setiap masakan, garam berfungsi untuk mengawetkan sesuatu yang telah mati agar tidak membusuk dan berbau.  Makanan tanpa garam akan terasa hambar.

Dunia ini penuh dengan kebobrokan dan bisa dikatakan dalam proses membusuk karena dosa. Ada banyak orang percaya yang hidupnya setali tiga uang dengan orang-orang dunia; mereka berkompromi dengan dosa, terlibat narkoba, seks bebas, perselingkuhan, korupsi dan perbuatan-perbuatan dosa lainnya. Adakah karena kesaksian hidup kita mereka bertobat?

Keberadaan orang percaya sebagai 'garam dunia' sangat dibutuhkan. Orang Kristen yang hidupnya tidak menjadi kesaksian sama dengan garam yang tawar. Keadaan ini sungguh memalukan

Sebagaimana Kristus  "... datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."  (Luk 19:10), begitu pula tugas kita sebagai garam dunia adalah menebarkan pengaruh bagi jiwa-jiwa di sekitar kita.

Menjadi garam dunia berarti menjadi kesaksian bagi orang lain. Melalui hidup kita seharusnya banyak jiwa yang diselamatkan sehingga proses pembusukan dunia karena dosa dapat diperlambat.


2. Kualitas hidup umat beriman

(1) Garam adalah salah satu zat yang memiliki banyak manfaat. Dalam dunia kuliner, garam merupakan salah satu bahan penyedap yang menghasilkan rasa tersendiri pada makanan. Sedangkan dalam dunia produksi, garam dapat digunakan sebagai bahan pengawet. Misalnya dalam pembuatan ikan asin.

Bahkan dalam kaitan dengan iman, kita menggunakan garam sebagai penangkal, sebagai salah satu pendukung doa-doa kita untuk mengusir kuasa kegelapan.

(2) Alat penerang digunakan untuk membantu melancarkan aktifitas manusia dan memperluas pandangan manusia.

Kualitas hidup umat beriman hendaknya seperti garam (bisa memberikan rasa dan warna tersendiri bagi sesama, menjadi penolong dan kekuatan bagi yang lemah serta menjadi penangkal untuk melawan kuasa kegelapan) dan terang (menuntun dan memimpin sesama pada kebenaran).

Konkretnya, kalau sesama kita melakukan kesalahan, misalnya korupsi, berdusta, atau malas berdoa, hendaknya kita berani menegur serta mengarahkan mereka pada kebenaran. Kita bisa memberi inspirasi atau nasehat kepada mereka yang berputus asa supaya bangkit lagi.