Pages

Selasa, 05 April 2016

Iman seorang anak

Sejak diberitahu oleh sensei (guru) kalau ada pertandingan karate se Jawa Timur dan Bali, anak saya (R) bingung menurunkan berat badan. Dia berusaha makan apel dan mengurangi makan nasi.

Akan tetapi menjelang hari H, R tidak bisa mengendalikan rasa laparnya sehingga berat badannya menjadi 47 kg. Padahal syarat untuk kelompok yunior berat badan harus dibawah 45 kg.


Meskipun beratnya 47 kg, R tetap berangkat bersama rombongannya ke Batu untuk bertanding.

Sesampainya di Surabaya, R dengan gembira bercerita: “Ma, aku bersyukur menang juara 2. Sebelum pertandingan dimulai, K sebagai managerku (kelas 1 SMP) tawar menawar dengan ketua panitia agar aku bisa ikut bertanding. Aku diperintahkan lari mengelilingi lapangan sebanyak 3 putaran. Puji Tuhan, berat badanku bisa turun 3 ons dan boleh bertanding. Selain itu aku juga minta dukungan doa banyak orang.”

Mendengar itu, saya sungguh bersyukur karena R mengerti pentingnya doa dan dukungan doa, meskipun dia masih kecil.

Sebagai orang tua, kami tidak menyangka bahwa R menjadi juara 2 karena berat badannya tidak memenuhi syarat untuk kategori yunior. Selain itu dia kurang bertekun dalam latihan. 

Namun, Tuhan melihat iman seorang anak kecil dan mengabulkan doanya.

(Sumber: Warta KPI TL No.131/III/2016).