Tidak.
Nafsu itu sangat berharga. Ia dirancang untuk mengarahkan dan menggerakkan
perbuatan-perbuatan yang baik, namun nafsu yang tidak teratur dapat berakibat jahat [KGK 1767-1770, 1773-1775].
Nafsu yang diarahkan untuk kebaikan akan menjadi
kebajikan atau keutamaan. Ia menjadi pendorong bagi perjuangan kasih dan
keadilan.
Nafsu yang menguasai seseorang, merampas kebebasannya
dan menyesatkannya menuju hal buruk. Ini kita sebut sebagai kekejian atau
kejahatan.
(Sumber:Warta KPI TL No. 130/II /2016; Youcat No. 294)
» Youcat No. 396