Pages

Jumat, 22 Januari 2016

Jadwal Persekutuan KPI TL


Agar kita tidak tersesat dalam menjalani kehidupan ini,
maka seharusnya kita hidup
dalam sebuah komunitas yang benar. 
Di dalam komunitas, iman kita akan bertumbuh 
karena jiwa kita dibersihkan oleh firman yang kita dengar
(Yoh 15:3)
dan jiwa kita juga dikuatkan oleh kesaksian
saudara-saudara seiman (Why 12:11) 
sehingga kita benar-benar percaya 
bahwa Allah sungguh-sungguh mengasihi kita.


Jadwal persekutuan KPI TL

Setiap Selasa jam 10.00 doa syafaat 
di ruang seksi GRK Surabaya

Setiap Kamis I-IV jam 10.00 Pendalaman Iman 
di Balai Paroki GRK Surabaya

Kamis, 21 Januari 2016

Menderita Sakit Secara Batin

Hampir empat tahun kami tidak memakai pembantu karena kami di rumah tinggal hanya bertiga. Setelah tidak ada pembantu, semua pekerjaan saya lakukan sendiri. 



Pada awalnya keadaan ini biasa-biasa saja, namun dengan berjalannya waktu timbullah rasa jenuh dan bosan. Tanpa sadar saya bersungut-sungut karena merasa diperlakukan seperti pembantu. Hal inilah yang membuat suasana di dalam keluarga sangat tidak nyaman.


Suatu hari jam empat pagi saya mendengar renungan seorang ustad: “Apapun yang kamu lakukan, harus dikerjakan dengan ikhlas.” Ketika mendengar kata ustad itu, hati saya tersentak. 

Meskipun pagi itu saya malas mengikuti Misa Pagi, tetapi saya katakan pada jiwa saya: “Kamu harus berangkat Misa.” 

Saat homili pagi Rm Wid bercerita: “Ketika saya pergi ziarah ke suatu tempat, di pintu masuk tempat itu tertulis: “Kalau kamu terus menghakimi orang, kapan kamu berusaha untuk mengasihinya?” 

Hari Minggu saya mendengar homili romo Yoseph, bahwa dosa melawan Roh Kudus adalah orang yang tegar tengkuk, keras kepala

Homili ini menyadarkan apa yang saya lakukan, yaitu memelihara perasaan marah yang terus-menerus adalah melawan Roh Kudus.

Pada waktu pertemuan doa syafaat, kami merenungkan Markus 5:21-43. Pada saat lectio Devina, saya terkesan dengan ayat tentang “seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib ... namun tiada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.” 

Melalui peristiwa perempuan pendarahan ini saya disadarkan bahwa saya juga menderita sakit, bukan secara fisik tetapi secara batin

Meskipun saya sudah berusaha berobat melalui Misa Harian, PDKK, KPI TL, Ekomene dll. tetapi semuanya itu rasanya hanya menghabiskan waktu dan tenaga saja.

Saya sungguh bersyukur hidup dalam suatu komunitas dan selalu merenungkan Kitab Suci. Karena melalui komunitas dan sabda-Nya saya disadarkan oleh Roh Kudus melalui renungan ustad di mesjid yang berada di belakang rumah saya, melalui homili romo di Gereja maupun melalui Lectio Devina.

Sejak saat itu sebelum memulai aktifitas, saya selalu mohon kepada Tuhan untuk menaruh “roh keikhlasan” dan roh untuk mengasihi” agar saya dimampukan segala sesuatu hanya untuk kemuliaan nama-Nya.

(Sumber: Warta KPI TL No.129/I /2016).

Kasih adalah ukuran dari iman.
(Paus Fransiskus)

Yesus sahabat dalam perjalanan



Lima tahun pertama saya menjadi imam di Afrika, saya mengalami suatu kekeringan yang luar biasa.

Tidak ada sukacita dalam hati saya ketika merayakan misa maupun melayani umat dari pagi sampai malam. Hal inilah yang menyebabkan saya malas menjadi imam, meskipun tidak ada dalam pikiran saya untuk keluar sebagai imam.

Pada suatu hari saya diutus untuk merayakan misa di kampung lepra. Karena orangnya sedikit, maka romo paroki meminta saya memberikan komuni dalam dua rupa, yaitu hosti dan anggur.

Pada saat mengambil hosti, mereka kesulitan mengambilnya karena tangannya penuh dengan luka akibat penyakitnya.

Sesudah memberikan komuni pada umat, saya harus menghabiskan anggur yang sudah dikonsekrasi. Meskipun ada perasaan tidak nyaman, saya berjuang untuk menghabiskannya karena saya sadar bahwa itu adalah Tubuh dan Darah Kristus.

Pada saat saya minum anggur, tiba-tiba pikiran saya dibukakan oleh-Nya. Saya diingatkan bahwa Yesus berada dalam hosti dan anggur, dan apa yang saya makan dan minum itu berasal dari piala penderitaan.

Sejak saat itu saya menyadari bahwa tidak ada pemimpin di dunia yang  mengajarkan menghadapi penderitaan dengan minum cawan, kecuali Yesus.

Perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi telah mengubah hidup saya. Pengalaman rohani ini mengajarkan saya untuk selalu bersyukur dalam segala hal, hasilnya ... jiwa saya mengalami ketenangan yang luar biasa.

Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau (Ayb 42:5).

Marilah kita belajar dari Luk 24:13-35:

[13-14] Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,  dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi

» Kebangkitan Kristus seharusnya membuat para murid Yesus bersukacita karena mengalami kemenangan, tetapi mereka mengalami dukacita, kekalahan dan kematian. Mengapa?
Alasan: (1) Emaus terletak sebelah Barat, Yerusalem terletak sebelah Timur. Para murid berjalan menuju ke Emaus, menuju ke arah matahari terbenam, menuju kegelapan


[15-17] Ketika mereka sedang bercakap-cakap,
datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak mengenal Dia. Yesus berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?” Maka berhentilah mereka dengan muka muram


» Alasan: (2) apa yang mereka pikirkan berbeda dengan apa yang Tuhan kehendaki (Bdk. Mat 19:16-22).

Yesus selalu masuk dalam perjalanan hidup kita, tetapi karena kesibukan dunia menjadikan kita kurang peka dengan kehadiran-Nya yang membebaskan.

[18-24] Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: “Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari belakangan ini?”

Kata-Nya kepada mereka: “Apakah itu?” Jawab mereka: “Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.

Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. ...”

» Alasan (3) Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya. Allah adalah pencipta, maka mulut bibir kita juga dapat menciptakan sesuatu

Dalam percakapan para murid tidak memikirkan tentang yang benar, yang mulia, yang adil, yang suci, yang sedap di dengar (Flp 4:8) sehingga mulut bibirnya menggemakan tragedi kehidupan.

Hal inilah yang menyebabkan mereka putus asa dan pesimis dalam menjalani kehidupan.

[25-27] Lalu Ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?”

Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi

» Untuk menikmati kemuliaan, seseorang harus berani menyerahkan diri menjadi roti yang dipecah-pecahkan bagi orang lain. Jadi, perbaharuilah budimu sehingga dapat membedakan manakah kehendak Allah (Rm 12:2).

[28] Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalan-Nya

» Tuhan tidak mau dibatasi oleh  manusia, maka Dia ingin terus berjalan.

[29] Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir tenggelam.” Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.

» Sebagai orang beriman masih mempunyai perasaan belas kasih meskipun perasaannya kecewa.

[30-31] Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.

Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. 

» Dalam perjalanan rohani, seringkali kita bercakap-cakap tentang Tuhan tetapi tidak mengenal-Nya secara pribadi. 

Hal ini terjadi karena kita belum bertobat sehingga ada selubung yang menutupi hati kita  (2 Kor 3:15-16).

[32] Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”

» Ketika merasakan kehadiran Tuhan, hati mereka berkobar-kobar. Hal ini terjadi karena Tuhan telah melemparkan api kasih-Nya kepada mereka (Bdk. Luk 12:49).

[33] Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem.

» Orang yang mengalami kebangkitan akan bisa melihat dengan jelas misi Yesus datang ke dunia, mereka berjalan ke arah Matahari Sejati sehingga mempunyai terang hidup (Mat 1:21; 1 Kor 15:14, 17; Yoh 8:12; Why 22:5). 

Orang-orang yang mengalami paska atau kebangkitan akan selalu bersukacita dalam segala situasi.

Hal ini terjadi karena mereka mengenal Kristus melebihi segala sesuatu, mereka mampu berlutut dan menyerahkan hidupnya secara radikal sehingga memperoleh kekuatan meskipun berada dalam penderitaan.

Marilah kita mempercayakan diri kepada Kristus karena Dia adalah sahabat sejati yang tidak pernah mengecewakan, Dia terus berjalan bersama kita walaupun kadang kita kurang percaya.

Kamu adalah sahabat-Kujikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu (Yoh 15:14).

(Sumber: Warta KPI TL No.129/I /2016 » Renungan KPI TL tgl 4 April 2015, Rm Anton R SVD).

Bagaimana berjuang dalam menghadapi raksasa kehidupan



Ada begitu banyak raksasa di dalam kehidupan kita. Yang dimaksud raksasa adalah persoalan-persoalan yang besar yang kita tidak bisa menguasainya.

Marilah kita belajar dari Daud, buah hati kesayangan Tuhan, yang hidupnya berkenan di hadapan-Nya (1 Sam 17:1-54; Kis 13:22).

[1-2] Orang Filistin mengumpulkan tentaranya untuk berperang; mereka berkumpul di Sokho yang di tanah Yehuda dan berkemah antara Sokho dan Azeka di Efes-Damim. 

Saul dan orang-orang Israel juga berkumpul dan berkemah di Lembah Tarbantin; mereka mengatur barisan perangnya berhadapan dengan orang Filistin.

[8-11] Goliat berdiri dan berseru kepada barisan Israel, katanya kepada mereka: “Mengapa kamu keluar untuk mengatur barisan perangmu? Bukankah aku seorang Filistin dan kamu adalah hamba Saul? Pilihlah bagimu seorang, dan biarlah ia turun mendapatkan daku.

Jika ia dapat berperang melawan aku dan mengalahkan aku, maka kami akan menjadi hambamu; tetapi jika aku dapat mengungguli dia dan mengalahkannya, maka kamu akan menjadi hamba kami dan takhluk kepada kami.”

Pula kata orang Filistin itu: “Aku menantang hari ini barisan Israel; berikanlah kepadaku seorang, supaya kami berperang seorang lawan seorang.”

Ketika Saul dan segenap orang Israel mendengar perkataan orang Filistin itu, maka cemaslah hati mereka dan sangat ketakutan.

[26] Berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: “Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? (1) Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?” 

» Komentar (1) Daud sangat sinis mengenai Goliat. Daud lebih memusatkan pikirannya kepada Allah, bukan kepada masalah.

[32] Berkatalah Daud kepada Saul: “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia: hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.” 

» Meskipun Daud tidak dipilih dan tidak tahu strategi perang, tetapi dia menawarkan diri dan meninggalkan zona nyamannya.

[33-36] Saul berkata kepada Daud: “Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit.”

Tetapi Daud berkata kepada Saul: “Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. 

Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajar dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. 

Dan (2) orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup.” 

» Komentar (2) Daud sangat sinis mengenai Goliat. Daud lebih memusatkan pikirannya kepada Allah.

[37] Pula kata Daud: “Tuhan yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, (3) Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.” Kata Saul kepada Daud: “Pergilah! Tuhan menyertai engkau.”

» Daud lebih memusatkan pikirannya kepada Allah. Dia mengenal Allah secara pribadi, bukan sekadar tahu tentang Allah.

Tidak ada obrolan tentang petempuran atau pertanyaan tentang pertimbangan kekuatan. Hanya pernyataan tentang kuasa Allah dan pengalaman pribadi bersama-Nya.

[43-45] Orang Filistin itu berkata kepada Daud: “Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?” Lalu demi allahnya orang Filistin itu mengutuki Daud.

Pula orang Filistin itu berkata kepada Daud: “Hadapilah aku, maka aku makan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang.”

Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi (4) aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, (5) Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. 

» Daud lebih memusatkan pikirannya kepada Allah (4 & 5).

[Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu (Mrk 11:24)].

[46] Hari ini juga (6) Tuhan akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa (7) Israel mempunyai Allah, 

» Daud lebih memusatkan pikirannya kepada Allah (6 & 7).

[47] dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa (8) Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab (9) di tangan Tuhanlah pertempuran dan Ia menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.” 

» Daud lebih memusatkan pikirannya kepada Allah (8 & 9).

Orang-orang yang mengenal Tuhan: (1) Memiliki keyakinan yang besar untuk mengandalkan Tuhan.
Tidak ada seorang pun yang berbicara tentang Allah. Daud tidak membicarakan pribadi lain kecuali Allah. Daud lebih memusatkan pikirannya kepada Allah (9 x).

Orang-orang yang mengenal Tuhan: (2) memiliki hasrat yang besar untuk memuliakan Tuhan.

[48] Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu; » 

Orang-orang yang mengenal Tuhan: (3) memiliki keberanian yang besar untuk bertindak bagi Tuhan.

[49] lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya, diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya. Diumbannya, maka kenalah dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah. 

» Secara matematika, Goliat lebih unggul dalam segalanya (tingginya 2,97 m; pendekar dan prajurit sejak muda; pakaian: baju zirah bersisik beratnya 56,7 kg, ketopong tembaga, penutup kaki tembaga, senjata: lembing/tombak tembaga (berat mata tombak: 6,8 kg), perisai, dan pedang.

dari pada Daud (masih muda dan gembala domba; pakaian: tidak bisa berjalan dengan memakai baju perang, ia menanggalkannya; senjata: tongkat, lima batu licin, umban (= ketapel identik dengan mainan anak-anak, asal mulanya digunakan untuk berburu bahkan digunakan untuk berperang pada jaman Romawi).

Goliat diduga menderita acromegaly (gangguan kelenjar pituitari yang menyebabkan tubuh menghasilkan hormon pertumbuhan yang berlebihan. Selain menyebabkan tubuh tumbuh dengan besar, orang yang menderita gangguan langka ini juga terancam menderita tumor otak).

Goliat meremehkan Daud. Tubuh Goliat terlalu besar sehingga gerakannya lambat, selain itu dia tidak mampu beradaptasi karena matanya rabun sehingga tidak bisa melihat musuhnya mendekat. 

Daud diberi hikmat oleh Tuhan karena segala sesuatunya selalu mengandalkan Tuhan.

Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan.

Daud berlari mendapatkan orang Filistin itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnya pedangnya, dihunusnya dari sarungnya, lalu menghabisi dia. Dipancungnyalah kepalanya dengan pedang itu. 

Ketika orang-orang Filistin melihat, bahwa pahlawan mereka telah mati, maka larilah mereka.

Bagaimana kita dapat mulai memusatkan perhatian kepada Allah pada kuasa, hikmat, dan kemuliaan-Nya dan mengalihkan perhatian dari Goliat?

Kunci 1

Mengenal Allah secara pribadi, bukan sekadar tahu tentang Allah.

Orang-orang yang mengenal Tuhan:

1. Memiliki keyakinan yang besar untuk mengandalkan Tuhan. Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Rm 8:31).

2. Memiliki hasrat yang besar untuk memuliakan Tuhan. 

3. Memiliki keberanian yang besar untuk bertindak bagi Tuhan.

Mengenal Allah bukan sekadar melibatkan pemahaman, tetapi juga melibatkan pengalaman berjalan bersama Dia dalam menghadapi ‘raksasa-raksasa’ tantangan dan kesulitan hidup.

Kunci ke 2

Daud lebih memusatkan perhatiannya kepada Allah, bukan kepada masalah.

Fokus kepada Allah ~ Raksasa akan tumbang: Kasih karunia Allah; Daftar berkat Allah; Harapan; Kekuatan Allah.

Fokus kepada raksasa ~ Anda akan tersandung: Kesalahan Anda; Daftar keluhan Anda; Ketakutan; Tuntutan hidup Anda.

Kunci sukses menghadapi raksasa dengan lima batu dan satu kuasa Tuhan

1. Batu Pengalaman

Ingat kembali kemenangan-kemenangan yang Allah berikan pada masa lalu. Tuliskanlah kecemasan Anda hari ini di atas pasir. Pahatlah kemenangan-kemenangan kemarin di atas batu.

2. Batu Doa

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Flp 4:6-7).

3. Batu Prioritas

Memiliki prioritas tertinggi: menjaga kemuliaan nama Allah.

Anggaplah pergumulan Anda sebagai kanvas Allah. Di atas kanvas itu Dia akan melukiskan supremasi-Nya yang beraneka warna.

4. Batu Pandangan

Berlari menyongsong, bukan menjauhi raksasa

Di hadirat Tuhan, kita dapat melihat semua permasalahan dalam ukuran dan proporsi yang sebenarnya.

5. Buah Ketekunan

Terus bertekun dalam keempat hal sebelumnya. 

Daud juga harus menghadapi saudara-saudara Goliat yang juga bertubuh raksasa (2 Sam 21:16-22).

Allah yang membuat titik balik bagi Daud siap membuatnya juga bagimu!

Dalam kehidupan rohani terdapat dua prinsip besar yang tidak pernah boleh dilupakan: tanpa rahmat kita tidak bisa melakukan apa-apa (Yoh 15:5), dengan rahmat kita bisa melakukan segala sesuatu (Flp 4:13) (Vital Lehodey).

(Sumber: Warta KPI TL No.129/I /2016 » Renungan KPI TL tgl 5 November 2015, Dra Yovita Baskoro, MM).

Kamis, 07 Januari 2016

Santa Perawan Maria dipersembahkan kepada Allah




Menurut cerita tradisi, Santo Joakim dan Santa Anna lama tidak memiliki anak. Mereka berdoa kepada Allah dan bernazar bahwa jika mereka dikaruniai anak, maka mereka akan mempersembahkannya untuk melayani Allah. Doa mereka pun dikabulkan, dan St Maria pun lahir.

Ketika St Maria menginjak umur 3 tahun, kedua orang tuanya itu memenuhi nazar mereka kepada Allah dan membawa St Maria ke Bait Allah. 

Dikisahkan, mereka kuatir jikalau Maria kecil tidak cukup kuat untuk menaiki ke-15 anak-anak tangga Bait Allah. 

Padahal, anak-anak tangga itu lah yang menuju ke ruang maha kudus dimana hanya imam-imam agung yang diperkenankan untuk masuk ke dalamnya. 

Tapi, ketika Maria kecil diletakkan di anak tangga terbawah, Allah member kekuatan kepada Maria sehingga ia mampu melewati ke-15 anak tangga tersebut. 

Sang Imam Agung, dengan bimbingan Roh Kudus, mengangkat Maria dan membawanya masuk ke dalam Ruang Maha Kudus, dimana hanya sekali setahun ia masuk untuk mempersembahkan kurban kepada Allah. 

Sanak keluarga dan teman-teman Maria yang saat itu berada di Bait Allah, melihatnya dengan takjub.

Peringatan Santa Perawan Maria dipersembahkan kepada Allah ini berawal dari tahun 543 untuk mengenang pemberkatan Gereja Bunda Maria di Yerusalem. 

Tahun 1585 perayaan ini dimasukkan dalam Kalender Liturgi Gereja Barat dan sekarang dirayakan [setiap tanggal 21 November] sebagai pengakuan akan Bunda Maria yang merupakan kenisah di mana Allah (Putra) berdiam.

Senin, 04 Januari 2016

Kekuatan Sebenarnya dari Air





Secara sepintas tak ada yang istimewa dari bentuk fisik air. Bentuknya cair. Bisa menjadi padat bila dibekukan. Dan menjadi gas bila diuapkan. 

Penelitian tentang air pun hanya sampai sebatas mengetahui massa jenis, daya apung, dan beberapa sifat kimia-fisik dari air. Sampai pada tahun 1994 seorang peneliti Jepang yang bernama Masaru Emoto menggemparkan dunia dengan hasil penelitiannya yang menyimpulkan bahwa air itu "hidup" dan memiliki "perasaan".



Sedikit radikal memang kesimpulan ini, dan adalah bukan hal yang mudah untuk membuktikan kesimpulan ini agar diterima oleh ilmu pengetahuan konvensional. 



Namun faktanya, Masaru Emoto bersama rekannya (Kazuya Ishibashi, seorang ahli sains yang ahli dalam mengobservasi objek melalui mikroskop) berhasil menunjukkan bukti-bukti hasil penelitiannya kepada publik.



Bukti penelitian Masaru Emoto itu berupa gambar-gambar kristal air yang terbentuk saat sample air dibekukan pada suhu -25 derajat celcius, dan diambil gambarnya pada suhu -5 derajat celcius. 



Yang paling mencengangkan bukan hanya berhasil mengambil gambar kristal air untuk pertama kalinya di dunia yang karenanya Emoto mendapatkan penghargaan. 


Namun yang lebih fantastis adalah ditemukannya gambar kristal air yang bermacam-macam bentuk untuk setiap "informasi" yang diberikan pada sample air yang diuji.

"Informasi" yang disampaikan pada sample air tersebut ada yang berupa kata-kata maupun sekedar tulisan diatas kertas dan ditempelkan pada wadah air yang akan diuji. 

Untuk setiap kata-kata atau tulisan yang bernada positif (misalnya : "aku sayang", "kamu baik") akan dihasilkan gambar kristal air yang benar-benar hexagonal (segi enam sempurna) dengan hiasaan indah di sekelilingnya, persis seperti manik-manik perhiasan yang berkilauan.

Sedangkan untuk setiap kata-kata ataupun tulisan yang bernada negatif (misalnya : "kamu jahat", "aku benci") akan dihasilkan gambar kristal yang berantakan, bahkan sama sekali tidak menghasikan gambar kristal air.

Berdasarkan pengujian dari seorang peneliti yang sebenarnya bukan berlatar belakang pendidikan sains ini disimpulkan bahwa kata-kata paling "ajaib" yang mampu mengubah kualitas air menjadi lebih bagus sehingga menghasilkan kristal-kristal air yang paling indah adalah dua kata, yaitu "cinta" dan "terima kasih". 

Semakin bagus kristal yang terbentuk, semakin bagus kualitas air tersebut.

Lalu bagaimana dengan air yang ada dalam tubuh kita? Bukankah tubuh kita 70% terdiri dari air juga? Temukan korelasi pengujian sifat air tersebut dengan psikologi seseorang.



(Sumber: Keajaiban air yang ditemukan Masaru Emoto, tarunalaut.blogspot.co.id; The True of Water, wsata-buku.com).

Minggu, 03 Januari 2016