Menurut cerita tradisi, Santo Joakim dan Santa Anna lama tidak memiliki anak. Mereka berdoa kepada Allah dan bernazar bahwa jika mereka dikaruniai anak, maka mereka akan mempersembahkannya untuk melayani Allah. Doa mereka pun dikabulkan, dan St Maria pun lahir.
Ketika St Maria menginjak umur 3 tahun, kedua orang tuanya itu memenuhi nazar mereka kepada Allah dan membawa St Maria ke Bait Allah.
Dikisahkan, mereka kuatir jikalau Maria kecil tidak cukup kuat untuk menaiki ke-15 anak-anak tangga Bait Allah.
Padahal, anak-anak tangga itu lah yang menuju ke ruang maha kudus dimana hanya imam-imam agung yang diperkenankan untuk masuk ke dalamnya.
Tapi, ketika Maria kecil diletakkan di anak tangga terbawah, Allah member kekuatan kepada Maria sehingga ia mampu melewati ke-15 anak tangga tersebut.
Sang Imam Agung, dengan bimbingan Roh Kudus, mengangkat Maria dan membawanya masuk ke dalam Ruang Maha Kudus, dimana hanya sekali setahun ia masuk untuk mempersembahkan kurban kepada Allah.
Sanak keluarga dan teman-teman Maria yang saat itu berada di Bait Allah, melihatnya dengan takjub.
Peringatan Santa Perawan Maria dipersembahkan kepada Allah ini berawal dari tahun 543 untuk mengenang pemberkatan Gereja Bunda Maria di Yerusalem.
Tahun 1585 perayaan ini dimasukkan dalam Kalender Liturgi Gereja Barat dan sekarang dirayakan [setiap tanggal 21 November] sebagai pengakuan akan Bunda Maria yang merupakan kenisah di mana Allah (Putra) berdiam.