Sikap yang diperlukan untuk berdoa adalah menguasai diri dan menenangkan diri (1 Ptr 4:7b). Kalau kita selalu masuk dalam doa, maka kita akan bertumbuh baik dalam Kristus dan menjadi peka terhadap sekeliling kita, terutama terhadap sesama kita.
Hanya doa yang terlatih yang akan membawa manusia pada hadirat Allah. Percayakanlah kehidupan kita pada gembala kita yang baik (Mzm 23).
Tetapi hal ini akan menjadi sulit dan berat untuk dijalani kalau tidak berani menguasai diri dalam aneka kesibukan. Contoh: pekerjaan/bisnis lagi rame – kita kurang waspada karena tidak berdoa (tidak berada di hadirat Allah).
Si jahat mau mengacaukan segala perasaan anak-anak Allah dengan cara:
Dia taruh untuk tidak ada kepercayaan pada Allah Sang Pencipta, memutar balikkan fakta yang sudah Yesus lakukan.
Doa-doa pribadi tak dilakukan – ada kemauan tapi tak ada waktu.
Marilah kita belajar dari Yesus:
Pagi-pagi benar …ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana (Mrk 1:35).
Meskipun sangat sibuk dengan karya-karya-Nya, tetapi Yesus selalu meluangkan waktu ke tempat yang sunyi (masuk dalam keheningan - Mrk 6:31).
Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang (Luk 12:35-40)
(Sumber: Warta KPI TL No. 37/V/2007; Renungan KPI TL, Ibu Pangestu).