Pages

Selasa, 10 November 2015

Rosario Pembebasan

Di sorga Yesus sangat bahagia, tenggelam dalam percakapan yang serius mengenai cinta dengan Allah Bapa dan dengan Allah Roh Kudus. Cinta Allah mengalir dari Bapa kepada Putra melalui Roh Kudus, dan dari Putra kepada Bapa. 

Tiba-tiba Allah Bapa berkata kepada Yesus: “Anak-Ku, sabar sebentar ... Aku mendengar sesuatu dari dunia. Biarkan Aku mendengar dengan baik apa itu. Engkau tahu apa itu, Anak-Ku? Ada seseorang di dunia yang sedang berseru: ‘Yesus, kasihanilah aku, orang berdosa!’ Pergilah segera ke sana, bersama Roh Kudus, untuk melihat apa yang diinginkan anak-Ku di dunia. Jangan biarkan dia berseru terlalu lama. Pergilah segera, tolong dia! Dengar, ‘Yesus, kasihanilah aku!’ Ia sedang meminta dalam Nama-Mu dan dalam kuasa Darah-Mu, dan Engkau tahu Anak-Ku, Aku tidak dapat menolak apa pun yang sesuai dengan kehendak-Ku dan datang kepada-Ku dibalut kuasa Nama-Mu dan Darah-Mu ...”

Cerita di atas hanyalah sebuah ilustrasi. 

Ada seorang pengemis yang buta bernama Bartimeus berseru: “Yesus, kasihanilah aku.” Lalu Yesus berhenti dan berkata: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu: “Rabuni, supaya aku dapat melihat!”... Imanmu telah menyelamatkan (Mrk 10:46-52).

Apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar bebas (Yoh 8:36). Firman itu baru bisa dimengerti jika kita mengalami.

Apa saja yang kamu minta dan doakan percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Jika engkau percaya akan melihat kemuliaan (Mrk 11:24; Yoh 11:40).

Kita sering melakukan kesalahan besar dalam kehidupan rohani kita, mendoakan orang lain, sedangkan diri kita belum dibebaskan ... Jadi kita harus terlebih dahulu disembuhkan agar benar-benar dapat menjadi saluran rahmat Allah yang dahsyat. 

Dengan berdoa Rosario Pembebasan, sambil dengan jujur bertobat atas dosa-dosa kita, kita pasti diampuni Allah karena kerahiman-Nya kepada kita datang melalui Darah Yesus yang membersihkan kita dari dosa. 

Dengan iman yang besar, kita harus memohon untuk pembebasan dari ketakutan, penyembuhan fisik dan rohani; penyembuhan pikiran kita dari depresi, kesedihan, kebencian, kemarahan dan perasaan terluka; penyembuhan dari kesedihan yang mendalam atas kehidupan perkawinan serta keluarga kita dan atas suasana lingkungan kerja dan sosial.

Buah-buah dari doa ini adalah sukacita batin, kedamaian batin, bebas dari kecemasan, depresi, ketakutan dll; juga terjadi penyembuhan relasi, hidup kita didamaikan secara fisik dari penyakit-penyakit psikosomatik; dibebaskan dari penindasan spiritual yang disebabkan oleh kutukan, perbuatan-perbuatan jahat, keterlibatan (entah kita sendiri/keluarga kita) dalam okultisme/warisan spiritual negatif yang berasal dari leluhur kita.

Dalam menghadapi ketakutan-ketakutan/halusinasi-halusinasi, jika kita mempunyai iman akan dapat mengatakan kepada gunung (melambangkan halangan-halangan/hambatan-hambatan rohani seperti ketakutan dan penderitaan) “Pergilah dalam nama Yesus” dan gunung itu akan pergi.

Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus betekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi (Flp 2:9-10).

Cara Menggunakan Rosario Pembebasan

Setiap Peistiwa dalam Rosario Pembebasan ini, intensi tetap satu dan sama. 

Urutan doa Rosario Pembebasan:

- Tanda Salib ...

- Aku Percaya ...

- Salam Putri Allah Bapa. Salam Maria ...; Salam Bunda Allah Putra. Salam Maria ...; Salam Mempelai Allah Roh Kudus. Salam Maria ...

- Kemuliaan ...

- Hanya dipakai Peristiwa Mulia (1. Yesus bangkit dari antara orang mati. 2. Yesus naik ke sorga. 3. Roh Kudus turun atas Para Rasul. 4. Maria diangkat ke sorga. 5. Maria dimahkotai di sorga).

- Pada butir rosario Doa Bapa Kami diganti doa:

Jika Yesus membebaskan ... (aku/keluargaku/nama), ... akan sungguh-sungguh bebas.

- Pada butir-butir rosario Doa Salam Maria diganti doa:

Ø Yesus, kasihanilah ... (aku/keluargaku/nama)!
Ø Yesus, sembuhkanlah...!
Ø Yesus, selamatkanlah...!
Ø Yesus, bebaskanlah...!

- Kemuliaan... 

- Salam Ya Ratu – sebagai penutup

(Sumber: Warta KPI TL No. 43/XI/2007; Renungan KPI TL Tgl 25 Oktober 2007, Dra Yovita Baskoro, MM).