Kita sulit mengerti rencana Allah bagi ciptaan-Nya.
Contoh:
Biji kelapa – bagaimana dan kapan Tuhan memasukkan air yang manis di dalamnya, sedangkan tempurungnya keras?
Buah pepaya – akar, batang, daun, bunga dan bijinya pahit, tetapi buahnya manis.
Buah pare - akar, batang, daun, bunga dan bijinya pahit, tetapi kalau bijinya sudah matang, selaput bijinya yang merah manis.
Allah mempunyai rencana yang indah kepada manusia (hanya dapat kita ketahui melalui doa), yaitu:
Untuk maksud penyelamatan ... untuk menjadi terang bangsa-bangsa (Yes 42:6-7).
Rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yer 29:11).
Bagaimana rencana Allah agar dapat sampai kepada kita?
Marilah kita belajar pada Nehemia (Neh 1-6) - ada proses kalau kita mau melaksanakan apa yang direncanakan Allah.
Ketika mendengar berita bahwa tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar – Nehemia menangis dan berkabung; berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah; ingin membangunnya kembali » muncul dari hati dalam bentuk keprihatinan/belas kasihan/terharu.
Tindakan Nehemia: minta surat-surat bagi bupati-bupati ... supaya mereka memperbolehkan lewat sampai di Yehuda; dan minta sepucuk surat supaya memberikan kayu dan memasang balok-balok pada pintu-pintu gerbang di benteng bait suci, untuk tembok kota dan rumah yang akan didiami.
Menyelidiki dengan seksama tembok-tembok Yerusalem – rencana yang diberikan Allah kepada Nehemia untuk membangun kembali tembok Yerusalem.
Ada hambatan dari:
1. Kaumnya (diolok-olok dan dihina) –
diberi kesabaran terhadap kaumnya.
2. Perampok - diberi kekuatan untuk
berjaga siang malam supaya tidak terjadi perampokan.
3. Dirinya sendiri – Tuhan memberi
kesejahteraan sehingga dapat bekerja dan berdoa siang malam.
Untuk mengetahui rencana
Allah:
1. Sadar - kita harus menyadari kelemahan
dan kekuatan kita.
Seringkali
manusia hanya melihat kelemahannya saja sehingga menjadi pisimis (aku tidak
bisa ...). Orang tidak akan menjadi sombong karena mempunyai kekuatan. Orang
lain mengatakan sombong karena mereka melihat dari sudut kelemahan.
Kalau dalam
suatu komunitas, setiap orang melihat kekuatan orang lain dan tidak melihat
kelemahannya, maka jika kekuatan-kekuatan itu digabungkan akan terjadi sesuatu
yang luar biasa (dapat mengguncang dunia)
2.
Tahu – sumber kekuatan.
Contoh:
Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa karena ingin tahu. Apakah benar yang
dikatakan Tuhan? – Jangan kamu makan/raba buah ini, nanti kamu mati. Apakah
yang dikatakan Iblis itu benar/tidak? – Semua pohon dalam taman ini jangan kamu
makan buahnya, bukan? Sekali-kali ... tidak... waktu kamu makannya... tahu
tentang yang baik dan yang jahat.
Keingintahu itu bisa menimbulkan kekuatan di dalam, tetapi
kalau tidak ingin tahu pasti hasilnya kurang memuaskan.
3. Mau - kalau ada suatu kemauan untuk
menuju pada kekuatan maka kita bisa maju.
4. Waktu – apakah kita punya waktu untuk
menyadari kekuatan kita untuk melaksanakannya?
Menurut Pkh 2:4-11, segala sesuatunya adalah kesia-siaan.
Marilah kita belajar mengikuti jejak Kristus agar hidup kita tidak sia-sia:
Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup (Yoh 8:12) – dihindarkan dari kebutaan hati, hendaklah kita merenungkan kehidupan Yesus Kristus.
Ajaran Kristus jauh melebihi semua ajaran orang-orang Kudus; dan barangsiapa mempunyai semangat yang sejati, akan mendapat makna yang tersembunyi di dalamnya.
Tetapi sering terjadi, meskipun telah berkali-kali mendengar Injil, rasa rindu mereka kepada Injil hanya kecil sekali, sebab mereka tidak memiliki semangat Kristus.
Apakah faedahnya mengadakan perdebatan secara mendalam tentang Allah Tritunggal Mahakudus, apabila kita tidak rendah hati, sehingga Tritunggal tidak berkenan akan kita?
Bukan kata yang muluk-muluk membuat orang menjadi suci dan adil, melainkan hidup yang bertakwalah membuat orang berkenan kepada Tuhan.
Lebih baik hati kita merasa remuk redam daripada mengerti segala seluk beluknya. Seandainya kita hafal seluruh Kitab Suci dan ucapan-ucapan para ahli filsafat semuanya, apakah gunanya semua itu, apabila kita tidak memiliki cintakasih Allah dan rahmat-Nya?
Inilah hikmat yang tertinggi: dengan menolak dunia menuju kepada kerajaan sorga.
Kesia-siaanlah mencari kekayaan yang fana, menaruh pengharapan padanya, mengejar kehormatan, membanggakan diri, menuruti keinginan daging, menginginkan segala sesuatu yang akhirnya harus mengakibatkan hukuman berat bagi kita, mengharapkan umur panjang, mencintai segala sesuatu yang lewat dengan cepat dan tiada mengejar kebahagiaan yang kekal.
Hendaklah kita senantiasa ingat akan perkataan ini: bahwa mata tiada pernah puas melihat dan bahwa telinga tiada pernah puas mendengar.
Maka hendaklah kita berusaha mengelakan hati kita dari cinta akan yang kelihatan dan mengarahkannya kepada apa yang tidak tampak.
Barangsiapa menuruti kenikmatan nafsu saja, akan menodai hatinya dan kehilangan rahmat Allah.
(Sumber: Warta KPI TL No. 40/VIII/2007 » Renungan retret KPI TL Tgl 11-12 Agustus 2007, Romo Kamto, CDD; Mengikuti Jejak Kristus, Thomas a Kempis).