Pages

Selasa, 03 November 2015

Milikilah visi dari Tuhan

Kalau orang tidak punya visi, hidupnya akan sia-sia; tidak akan mampu bertahan sampai garis akhir/akhir zaman.

Supaya kita dapat melihat visi yang Tuhan berikan (dalam alam roh), kita harus disiplin terus-menerus di dalam firman Tuhan sehingga kita mampu menangkap visi Tuhan; akan memiliki kekuatan, dapat fokus melakukan segala sesuatu/mampu bertahan, apapun yang dikatakan/dilakukan orang, dan kita tidak takut di mana pun Tuhan taruh.



Hanya orang-orang yang memiliki hati murni yang mampu melayani Allah dan berdiri dihadapan Allah

Kekritenan bukan isinya mujizat saja tetapi komitmen kesetiaan dan ketekunan

Satu kali Tuhan taruh visi dalam hidup kita, Tuhan akan laksanakan agar visi itu selesai. Contoh visi Yusuf: berkas-berkas gandum Yusuf tegak berdiri, kemudian berkas-berkas saudaranya mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkas Yusuf. Karena iri hati, saudaranya ingin menghancurkannya, tetapi tidak dapat.

Marilah kita belajar dari Elisa (1 Raj 19:16, 19-21; 2 Raj 2:1-14; 2 Raj 6:8-17):

Elisa bin Safat harus kau urapi menjadi nabi menggantikan engkau 

» sebelum Elia bertemu dengan Elisa, Tuhan sudah memberi tahu visi, bahwa yang akan menggantikannya adalah Elisa bin Safat. Elisa sekalipun tidak diceritakan di firman Tuhan pasti sudah mendapat visi Tuhan bahwa ia harus mengikuti seorang hamba Tuhan.
... menyembelih dan memasak dagingnya dengan bajak lembu sebagai kayu api ... sesudah itu ... mengikuti Elia dan menjadi pelayannya 

» Elisa tinggalkan kekayaannya, melupakan semua kenikmatan yang ada di belakangnya dan mengikuti Elia sebagai pelayannya selama 20 tahun. 

Kenapa Elisa bisa bertahan mengikuti Elia sebagai pelayannya? Karena dia punya visi, ingin melihat/belajar bagaimana kehidupan Elia yang mempunyai relasi dengan Allah, sehingga Allah menyertainya dan memiliki kekuatan yang luar biasa; agar dia juga bisa seperti itu di masa yang akan datang.

Di setiap tempat mereka pergi (Gilgal, Yerikho, Yordan), Elia berkata: “Baiklah tinggal di sini, sebab Tuhan menyuruh aku ke ...” 

» Meskipun Elia menolak Elisa 3x, tetapi dia tidak mengalami kepahitan.

Jawab Elisa: “Demi Tuhan yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau.” 

» Elisa tidak melihat rintangannya (apa kata/penolakan Elia, bagaimana hati/harga dirinya), tetapi Elisa hanya melihat visi yang Tuhan berikan sebelum mengikuti Elia.

Di setiap kota ketika bertemu dengan serombongan nabi berkata kepadanya: “Sudahkah engkau tahu, bahwa pada hari ini tuanmu akan terangkat ke sorga?” Jawabnya: “Aku juga tahu, diamlah!” 

» kadang-kadang kita harus keras pada orang lain yang mengejek/sok tahu urusan hidup kita.

Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu 

» mencangkok spirit.

Apa yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian 

» Ketika Elisa melihat visi itu maka ia menerima apa yang dia minta.

Semua strategi raja Aram, Elisa tahu sehingga membuat raja Aram marah dan ingin menangkapnya. Waktu kemah Elisa dikepung tentara Aram, Elisa santai saja, yang panik bujangnya 

» orang kalau punya visi mau diancam seperti apa pun tenang saja karena dia tahu bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan visinya dihancurkan begitu saja.

Ada 14 musim persiapan dalam kehidupan rohani untuk mencapai tempat di mana Tuhan mau kita berada:

1. Musim penindasan – Aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu (Mzm 119:17). 

Contoh: bertambah banyak berdoa/baca Alkitab, kok bertambah banyak masalah/mengalami kesesakan dan tidak keluar-keluar. 

Janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan malu karena aku, seorang hukuman karena Dia ... (2 Tim 1:8) » banyak orang merasa malu bersaksi ketika menderita, sebenarnya kesaksian itu membuat kita lebih bertumbuh.

2.Musim kesunyian – sepi, sudah lahir baru/dapat banyak karunia, tidak terjadi apa-apa/tidak ada orang yang mengundang pelayanan; kehidupan rohani biasa-biasa saja; ketika mengalami pergumulan berat tidak ada yang menanyakan kabarnya. 

Aku terkenang akan ..., aku ingin melihat engkau kembali ... (2 Tim 1:4).

3.Musim peperangan – menghadapi problem terus-menerus dalam hidup, bertemu orang lain selalu konflik/tidak pernah cocok, ngomong sedikit maksudnya baik lalu perang, tidak bermaksud apa-apa tapi tersinggung – salah mengerti dan dimengerti.

Ikutilah menderita sebagai seorang prajurit yang baik ... tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya ia berkenan kepada komandannya (2 Tim 2:3-4» ketika berperang kita harus siap menderita/menerima apa yang Tuhan tetapkan buat kita.

4. Musim menderita – melayani orang maksudnya baik, bukan ucapan terimakasih yang diterima tapi malah difitnah. 

Karena itu harus sabar menanggung semuanya itu ... supaya mereka juga mendapat keselamatan ... (2 Tim 2:10-12).

5. Musim tidak tahu apa-apa – tidak tahu apa-apa tapi kena getahnya; kadang-kadang mendengar kotbah yang sudah begitu mendalam/baca firman Tuhan sudah dijelaskan tapi kita masih tidak mengerti; kadang-kadang kita tidak tahu apa-apa lalu komentar.

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Tuhan ... hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci ... (2 Tim 2:15-16).

6. Musim di mana keinginan daging ke luar semuanya – sudah mengalah/rendah hati tapi marah, ngambek, rasa malas keluar; harus bergaul dengan orang yang mempunyai hati murni.

Jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni (2 Tim 2:22).

7. Musim berdebat – ingat prinsip padi, semakin berisi semakin menunduk. 

Hindarilah soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak ... soal-soal itu menimbulkan pertengkaran ... harus ramah terhadap semua orang (2 Tim 2:23-24).

8.Musim dianiaya – musibah satu belum selesai muncul musibah lagi.

... ikut menderita penganiayaan dan sengsara ... Setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus akan menderita aniaya (2 Tim 3:11-12).

9.Musim dimana kita membuktikan diri kita yang benar dengan perbuatan sesuai dengan firman Tuhan » harus tahu visi.

Kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan ... tugas pelayananmu! (2 Tim 4:5). 

10.Musim tidak setia – kalau orang di sekitar kita ke luar dari visinya. Contoh: tidak ikut persekutuan, tapi ke pasar Atom mumpung ada temannya.

Karena ... lebih mencintai dunia ini dan meninggalkan aku (2 Tim 4:10).

11.Musim dimana ketidak adilan kita alami

... telah berbuat jahat terhadap aku. Tuhan akan membalas menurut perbuatannya (2 Tim 4:14).

12.Musim terisolasi – ketika masuk pergumulan, Tuhan dan manusia diam; pada saat kita sangat membutuhkan teman, semua teman repot; waktu kita butuh doa, tak ada orang lain yang tergerak mendoakan.

... tidak ada seorangpun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku ... (2 Tim 4:16).

13.Musim dimana kita mengalami interfensi supra natural – mujizat-mujizat kita terima dalam kehidupan ini.

14.Musim keselamatan - di mana Tuhan melepaskan kita dan membawa kita ke tempat yang Dia mau-i. 

Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku ... dengan demikian aku lepas dari mulut singa (2 Tim 4:17-18).

Dalam setiap musim, Paulus selalu keluar lebih dari seorang pemenang (Rm 8:35-39).

Ada 5 kunci yang harus dipegang untuk tahu di mana musim-musim itu – musim itu bisa kembali dan tidak (tidak tumbuh dan berkembang), tergantung dari setiap pribadi.

1.Di mana pun musim kita berada, ketahuilah bahwa Bapa di sorga tahu apa yang sedang kita alami dan Dia tahu apa yang sedang Dia kerjakan.

Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas (Ayb 23:10).

2.Kadang-kadang kita tidak bisa mengerti/tidak merasakan hadirat Allah ketika masuk musim ini; itulah saatnya Allah tidak campur tangan dalam hidup kita tetapi memperhatikan kita (Tuhan menyertai).

3. Sekalipun kita mengalami musim disesah Tuhan, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sendiri; tugas kita adalah peluk dan pegang erat-erat yang namanya pengharapan, karena memiliki pengharapan di manapun musim berada itu penting.

4. Dari setiap musim yang kita alami, ambil hikmahnya/ekstrak semua keuntungan dan manfaatnya.

Contoh: musim salju bisa main ski.

5. Pada waktu kita di musim yang berbeda-beda itu, Tuhan sendiri yang akan menyelesaikannya semuanya dan kita akan ke luar sebagai pemenang.

Berharaplah pada Tuhan, sebab pada Tuhan ada kasih setia dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan ... dari segala kesalahan (Mzm 130:7-8).

(Sumber: Warta KPI TL No. 40/VIII/2007 » Renungan KPI TL Tgl 26 Juli 2007, Dra Yovita Baskoro, MM).