Pages

Jumat, 06 November 2015

Musuh-musuh Dalam Kehidupan

Sebagai anak-anak Tuhan, kita harus belajar untuk mengenali musuh-musuh kita agar mampu mengenali siapa diri kita sesungguhnya. Karena Tuhan mengajari kita bukan untuk lari dari musuh, tetapi untuk menghadapi musuh

Maka kita harus mencari apa yang menjadi musuh-musuh kehidupan kita agar hidup kita tidak terbelenggu/tertipu/terjebak dengan apa yang kita alami, sehingga kita dapat tetap setia menjalankan visi yang Tuhan berikan. 

Musuh itu bukan manusia, tetapi segala problem di dalam kehidupan kita yang berasal dari penguasa-penguasa dalam dunia kegelapan.

Allah tidak pernah membawa anak-anaknya untuk menjauh dari musuh-musuh itu, tetapi Allah selalu membawa anak-anaknya untuk berani menghadapi musuh-musuh itu.

Contoh: kalau seorang anak kecil selalu digendong, dia tidak bisa belajar berjalan. Maka kita harus berani melepaskannya untuk mengalami jatuh dan berdiri lagi. Karena kalau kita tidak berani melihat anak kita jatuh maka dia tidak akan pernah bisa jalan. 

Seperti itu juga Allah membawa setiap kita untuk masuk ke dalam kekuatan untuk menghadapi musuh-musuh itu. Kita harus belajar dari setiap kegagalan-kegagalan di dalam kehidupan ini.

Marilah kita belajar dari pengalaman Romo Paskalis yang terbelenggu ... harus menjadi yang terbaik.

Pada waktu di sekolah seminari dia tidak pernah repot-repot belajar untuk mendapatkan nilai A, karena Tuhan memberikan karunia kecerdasan tetapi dia tidak merasa itu sebagai suatu anugerah.

Dengan bahasa Inggris yang pas-pasan, dia harus belajar bahasa Itali, bahasa Yunani dan bahasa Ibrani ketika harus berangkat ke Roma untuk mengambil S3 (doktor Kitab Suci). 

Pada saat harus ujian – Alkitab bahasa Yunani harus diperjemahkan dalam bahasa Itali, dan Alkitab dalam bahasa Ibrani harus diterjemahkan dalam bahasa Itali. 

Romo Pembimbingnya berkata: “Paskalis, anda tidak bisa mengambil ujian dua bahasa sekaligus, cukup pilih salah satu, yaitu: Yunani atau Ibrani, nanti kamu tidak berhasil.” 

Karena merasa Allah selalu menolongnya, dia menjawab: “Saya mau dua-duanya.” (tidak menyadari sombong di hadapan Tuhan).

Pada waktu ujian bahasa Yunani dia lulus. Tetapi karena tidak begitu yakin pada saat ujian bahasa Ibrani, dia belajar sepanjang malam tidak tidur, kalau capai belajar ... berdoa, kalau capai berdoa ... belajar, kalau capai berdoa ...

Besoknya sebelum berangkat ujian dia pasang dua lilin dan salib, juga meletakkan gambar Bunda Maria sambil berdoa: “Tuhan, tolong saya ... Bunda Maria berjaga-jagalah buat saya karena saya mau ujian.”

Pada waktu masuk ruang ujian dia berdoa: “Tuhan tolong saya.” Tetapi dia tetap tidak tahu apa-apa perjemahannya.

Karena stres dan frustasi dia naik bis keliling Roma, Itali. Karena tidak tidur semalaman dia tidur di bis sampai ke tempat tujuan, ganti bis terus sampai bosan naik bus kemudian turun ke biaranya.

Pada waktu pulang, merasa tidak lulus, dia ambil lilin dan salib dibanting, gambar Bunda Maria dirobek-robeknya – karena frustasi dan merasa percuma sarana-sarana itu tidak dapat menolongnya.

Walaupun pengumuman belum keluar, dia berharap namanya ada di pengumuman, karena Tuhan akan menolongnya dengan mujizat. Ternyata namanya tidak ada. Meskipun tidak lulus dia nekat masuk ke test oral, siapa tahu mujizat pertama dia tidak dapat tetapi mujizat ke dua dia dapat.

Pastornya berkata: “Hai Paskalis! Engkau tidak lulus, keluar!” Jawabnya: “Saya mau coba.” Tetapi Romonya berkata: “Engkau pulang saja karena tidak lulus!”

Di situ dia stres berat, dia pulang dan berjalan ke sebuah kota di mana ada sebuah keluarga yang dia kenal yang tinggal di kota itu, lalu dia ceritakan masalahnya. Keluarga itu berkata: “Romo, tidur saja. Romo mau apapun di sini pokoknya tenangkan pikiran.” 

Karena dia seorang biarawan, sekalipun marah dengan Tuhan/kondisi apapun dia tetap setia berdoa brevir.

Ketika masuk dalam keheningan hati dia berkata: “Tuhan, siapakah Engkau bagi saya? Tuhan mengapa begini?” 

Lalu dia melihat Yesus datang, bangkit dari kubur, turun dari salib dan memegang bendera sambil berkata: “Hari ini Aku membebaskan engkau. Aku adalah Allah Pembebas bagimu. Aku memanggilmu dengan nama Paska, artinya: bangkit dari kubur dan bebas dari maut.” 

Padahal dia paling benci dengan nama Paska karena pada waktu kecil dia suka diolok-olok dengan nama itu. 

Dia bertanya: “Kenapa Tuhan?” “Dengan kegagalanmu ini engkau harus bersyukur. Karena engkau selalu suksesengkau terbelenggu dengan itu ... selalu berharap orang memuji-mujimu terus ..., lama-kelamaan hidupmu tidak nyaman/merdeka

Tahukah engkau bahwa kepandaian yang Kuberikan padamu itu adalah suatu anugerah bukan karena usahamu. Aku membebaskan engkau dari rasa itu dengan kegagalan yang Aku izinkan terjadi di dalam hidupmu, pulanglah, bersuka citalah dengan kegagalanmu.”

Sesudah pulang ke biara, Romo Paskalis menghadap Romo rektornya dan berkata: “Romo, kayaknya perlakuan terhadap saya nggak fair, teman-teman belajar bahasa Ibrani sejak mereka SMA, sedangkan saya orang Indonesia, kan susah harus belajar hanya dengan waktu 6 bulan saja, nggak mungkin bagi saya. Romo rektornya berkata: “Okey... Paskalis, saya berikan engkau her 1 x.” 

Pada waktu ujian dia tidak terbeban lagi dan dapat berdoa: “Tuhan, aku tahu apa yang Kau berikan padaku adalah anugerah. Apakah aku lulus atau tidak itu semuanya adalah anugerah dari-Mu. Kalau Engkau mau meluluskan aku silahkan, kalau tidak nggak apa-apa, mungkin aku harus pindah dari sekolah sini dan pergi ke sekolah lain.” Akhirnya dia lulus dengan nilai terbaik.

Cara iblis merusak manusia:

1. Secara frontal: orang yang kosong/lemah, iblis bisa masuk – kelihatan dan gampang mengusirnya.

2. Secara diam-diam: seperti cara rayap menggrogoti sebuah rumah, kita tidak melihat gejala-gejala kerusakan tapi dampaknya terhadap rumah itu sangat berbahaya; kita kelihatan hebat/gagah/kuat sampai suatu saat ketika kena suatu peristiwa, tiba-tiba kita KO/tidak mampu lagi bangun – kita tidak menyadari bahwa iblis menaruh benih yang paling bahaya dan efektif untuk menghancurkan jiwa kita

Iblis menaruh benih di dalam kehidupan manusia berupa:

1. Benih keserakahan – tidak dapat tumbuh dengan subur di hati yang tahu mengucap syukur. Karena hati adalah tanah/media akar pohon kehidupan untuk bertumbuh. 

2. Benih luka – tidak bisa tumbuh di hati yang selalu memberi pengampunan. Tetapi hati yang sulit memberi pengampunan (apa yang dilakukan orang pada kita masih dapat diingat seperti kemarin sore kejadiannya), mudah tumbuh subur seperti rayap yang menghabiskan rumah.

Tuhan mau mengajar pada setiap kita memiliki kekuatan untuk berperang dalam menghadapi musuh, tidak menjadikan kita anak-anak-Nya yang manja.

Malaikat-Ku akan berjalan di depanmu 
dan membawa engkau kepada orang ...
mempersenjatai diri untuk berperang.
(Kel 23:23; Bil 31:3)

Sebagian musuh-musuh Israel: 1. Orang Amori. 2. Orang Het. 3. Orang Feris. 4. Orang Amalek. 5. Orang Filistin. 6. Orang Median

1. Amori artinya: tawaran yang lebih baik (sesuatu yang berkilau akan mempesona). 

Pada zaman ini Iblis tidak datang dalam bentuk yang jelek dan mengerikan, tetapi datang dengan apa yang mereka suka

Apapun yang terjadi di dalam kehidupan ini, jangan biarkan ego kita semakin besar, kenali berapa banyak tawaran yang masuk dalam kehidupan kita.

Ada seorang ibu yang diizinkan Tuhan untuk bertemu dengan 3 roh yang langsung di bawah Lucifer.

1. Iblis cinta akan dunia – dia di datangi Iblis laki-laki yang ganteng, lemah-lembut, dan penuh perhatian menawarkan semua hal yang nampak di depan mata

Iblis mempengaruhinya lewat pikirannya: “Apa yang Tuhan berikan padamu setelah kamu menyerahkan hidupmu pada-Nya? Kamu tak dapat hidup dari belas kasihan Tuhan lewat manusia. Dengan ijazah/kepandaianmu/wajah yang ada padamu aku bisa berikan semuanya. Suamimu hanya pendoa biasa, bisa apa dia? Dia hanya naik sepeda ontel, sedangkan orang lain naik moge. 

Kamu hanya pindah dari satu tempat ke tempat lain, paling ... paling ... hanya boleh persembahan seratus ribu atau ditraktir orang, seperti pengemis berjubah pengkotbah. Kan kamu bisa penginjilan sesudah kerja, karena tangan juga bekerja di hadirat Allah.” - visi yang ada di dalam hidupnya mau diubah oleh Iblis. Seandainya Tuhan tidak menyelubungi dia saat Iblis datang, maka dia akan kecewa pada Tuhan. 

Tawaran yang lebih bagus itu kelihatannya sepele sekali tetapi kalau kita izinkan masuk dalam hidup kita seperkian detik saja, maka kita akan kecewa pada Tuhan dan mulai berpikir ‘pasti panggilan Tuhan ini keliru’.

Jika benih ini masuk, maka saat pelayanan kita tidak mencari perkenanan dari Allah tapi mencari hasil

Tawaran dunia menjadikan kita suam-suam kuku dan murtad. Jadi mengikuti Yesus tidak boleh di zona netral (tidak mempunyai pendirian/plin-plan), karena penyembahan pada Tuhan bisa ditarik oleh dunia, Allah tidak pernah memaksa, tetapi Iblis suka memaksa untuk mengikutinya.

2. Benih cinta diri sendiriIblis menghadirkan semua yang tidak enak di dalam hidupnya

“Coba lihat, kamu semakin rendah hati, orang lain semakin menginjak-injak/menghinamu

Ketika kamu menjaga kekudusan dengan tidak mencontek mendapat nilai empat, tidak lulus sedangkan temanmu mendapat nilai delapan, lulus

Mana Tuhan yang melindungimu, buktinya kamu hampir diperkosa dua kali?” 

Tetapi Roh Kudus datang pada saat itu dan berkata: “Cobalah kamu belajar dari hidup Yusuf, yang menjaga kekudusan hidupnya bukannya mendapat pujian tetapi masuk penjara karena difitnah oleh istri Potifar, tapi lihat akhir hidupnya

Bagaimana Ayub yang setia dan hidup benar tetapi anaknya mati satu persatu.” – Iblis mengungkit-ungkit masa lalunya dengan tujuan untuk membuat dia mengucapkan emosinya/hatinya pahit/marah lalu kecewa dihadapan Tuhan

Dalam hati ibu itu keluar perkataan: “Tuhan, dari awalnya aku mengikuti Engkau karena aku bukan mengharapkan apa-apa dari-Mu, tetapi karena Engkau sudah menebus aku. Mendapat anugerah keselamatan itu sudah cukup bagiku, sisanya yang Engkau berikan adalah bonus.” 

Tuhan berkata: “Kalau dasarmu mengikuti Aku, karena Aku kudus, itulah yang menjadi selubungmu yang kuat.” - karena anugerah dari Allah, maka pada waktu Iblis datang mengingatkan apa yang terjadi di masa lalunya tidak mempan, ada selubung yang menutupinya. 

Dalam mengikuti Yesus, kita perlu melihat motivasi kita. Kalau motivasi kita supaya diberkati/disembuhkan, maka suatu saat akan kecewa pada Tuhan.

3. Benih sesuatu yang sangat rohaniIblis menunjukkan kebenaran-kebenaran, seperti pembelaan Tuhan, urapan, dst.

Pada saat ketiga Iblis itu pergi, komentarnya: “Hamba Tuhan/orang pilihan berjatuhan/gereja-gereja pecah/yayasan kehilangan visi karena kami (Iblis cinta akan dunia, Benih cinta diri sendiri, Benih sesuatu yang sangat rohani).”

2. Het artinya teror, bukan teror telpon tetapi perlakuan semua orang yang kita jumpai dalam kehidupan ini (ortu/guru/lingkungan). Misalnya: ortu membeda-bedakan anaknya/selalu memberi tanggungjawab pada anak pertama dll. 

Teror-teror ini membuat seseorang di dalam hidupnya memiliki trauma demi trauma dan dia tidak menyadarinya, sehingga selalu berpikir negatif, dan berakibat menjadi dingin/cuek/tidak bisa mengasihi/tidak punya kepekaan/sombongnya luar biasa/penakut sekali.

Jika seperti itu terus-menerus, maka kita tidak bisa melakukan apa yang Tuhan mau/dapat menggagalkan rencana Allah di dalam kehidupan kita.

Trauma seperti luka dalam hidup kita. Misalnya kulit kita luka, waktu disentuh/dipegang akan sakit.

Tak ada satu manusiapun yang dapat menyembuhkan dirinya sendiri dari trauma. Maka marilah kita mencari akarnya, mengakuinya dan membiarkan Allah membongkarnya, agar kita sembuh dari luka-luka itu dan kita dapat menjadi sempurna.

Ada seorang anak kecil yang berusia 8 tahun, melihat bagaimana ayahnya yang terkena narkoba mengancam ibunya dengan samurai. Karena takutnya, anak ini sampai terkencing-kencing. Anak ini tumbuh dengan teror di dalam hatinya tentang pria. Kelihatannya terornya tentang keributan, tetapi gejalanya dapat bermacam-macam. Jika ia bertemu dengan pria yang bicaranya keras, dia sudah berpikir pria ini jahat. Pada saat sudah bekerja, ketika mendengar bosnya berbicara dengan nada sedikit keras, dia ketakutan, pekerjaannya menjadi berantakan. Dia selalu keluar dari pekerjaannya, karena dipikirnya bosnya marah /jahat.

Ada seorang ibu yang mempunyai seorang anak laki-laki yang baik. Tetapi setiap kali melihat anaknya pergi dan pulang malam/anaknya tersenyum sendiri (senyumnya mirip ayahnya), ibunya marah-marah/bencinya luar biasa karena dia teringat suaminya yang berselingkuh, meskipun suaminya sudah meninggal.

3. Feris artinya besar/raksasa. Orang Feris adalah kelompok orang raksasa (kelompok orang Enak). 

Ketika orang Israel ke luar dari Mesir dipelihara dengan sangat sempurna oleh Allah (Dia mencurahkan mujizat-mujizat-Nya di padang gurun - laut terbelah, makan manna, mendengar sendiri suara Allah, mendapatkan firman Allah yang diajarkan oleh Musa, melihat tiang awan dan api) - mereka percaya kepada Allah. 

Tetapi ketika tanah yang sudah dijanjikan Allah ada di depan mata mereka, mereka merasa kecil seperti belalang dan merasa putus asa/tidak mampu menghadapi mereka dan mulai ragu-ragu dengan Tuhan (bereaksi salah) - mereka lupa dengan penyertaan Allah di masa lalu, sehingga hilang kesempatan untuk menikmati Tanah Kanaan. 

Akhirnya Tuhan murka dan berkata: “Mereka tidak akan memasuki tanah perjanjian dan akan mati di padang gurun.” Kecuali Kaleb, Yosua dan anak-anak Israel yang berumur di bawah 20 th mendapatkan jaminan pada saat mereka bereaksi benar pada waktu menghadapi raksasa itu (Bil 13-14).

Setiap orang mempunyai raksasa-raksasa/persoalan-persoalan yang besar dalam kehidupannya. Misalnya: penyakit, keluarga, pekerjaan, ekonomi dll.

Kalau raksasa dalam kehidupan kita bertubi-tubi, hadapi saja jangan berontak sehingga mengalami kedamaian - itu sebenarnya suatu ujian (kesetiaan, iman, kerelaan diuji, kemauan dan hati yang teguh).

Dibalik raksasa itu ada tanah yang berlimpah susu dan madu serta ada pemulihan yang Tuhan sediakan.

Apakah kita akan mendapat jaminan seperti Kaleb dan Yosua atau orang Israel yang lain, itu tergantung reaksi kita sendiri pada pengenalan dan pemahaman kita akan Allah.

Ada seorang anak muda berusia 35 tahun kena kanker dan kankernya sudah menyebar ke seluruh tulang-tulangnya. Dokter berkata, lebih baik kamu menikmati hidup dan membiarkan Tuhan beracara. 

Dan dokternya menjelaskan: “Jika kamu mau melawan kanker itu, kamu harus melewati terapi yang sangat menyakitkan dan tidak mungkin kamu tahan (radiasi, kemoterapi, dan sebagian tulang-tulangnya dipotong dan diganti besi supaya kankernya hilang).”

Anak muda itu berdoa: “ Tuhan, Engkau mau apa dengan diriku? Aku menyerah, aku ingin melihat mujizat, tetapi dengan cara bagaimana, apakah dengan mengucap syukur saja? Atau bagaimana?”

Tuhan berkata, “Lawan kanker itu memakai segala upaya medis yang harus kamu lewati.”

Anak muda ini mengalami masa putus asa, tetapi di dalam keputusasaannya, hatinya masih tetap tertuju kepada Tuhan dan berkata: “Bapa, terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.”

Anak muda ini diradiasi dan dikemoterapi, serta semua sendi-sendinya dipotong dan digips, keadaannya seperti mumi. Dia melayani dengan kondisi seperti mumi diantar oleh ortunya pada anak-anak/orang-orang yang kena kanker yang putus asa, dia bercerita tentang Tuhan yang hidup, tentang Dia yang tetap menolong dan menopangnya

Katanya: “Memang kadang-kadang saya putus asa mengalami hal ini, sakitnya luar biasa. Tetapi lihatlah, Tuhan adalah Bapa yang baik, di dalam melewati ini Dia selalu menyertai saya.”

Anak muda ini memenangkan ribuan jiwa yang menerima Yesus sebagai Tuhan. Karena dia melayani di tengah-tengah penderitaannya dengan tidak pernah bersungut-sungut/menceritakan betapa pahit hatinya

Anak muda itu merubah kutuk di dalam hidupnya dan menjadi berkat ... akhirnya dia sembuh total.

Ada sebuah keluarga dengan 7 anaknya. Anak yang bungsu pada waktu lahir kepalanya membesar (hidrocephalus), berobat tidak ada obatnya dan difonis umurnya paling lama 7 th. Banyak sekali hamba-hamba Tuhan yang mendoakan tetapi tidak sembuh

Bapaknya berdoa dan Tuhan minta mereka melakukan mezbah keluarga. Lalu bapaknya berkata kepada kakak-kakaknya: “Sebentar lagi adikmu tidak bersama kita. Marilah kita buat kenangan yang indah buat dia, kita semua berkumpul setiap jam 7 malam, berdoa 1 jam dan makan bersama.” Karena sayang pada adiknya, kakak-kakaknya menyetujui.

Mulailah mereka setiap malam melakukan mezbah keluarga. Apakah yang terjadi? Kepalanya bukan mengecil tetapi bertambah besar. Meskipun demikian mereka tetap melakukan mezbah keluarga, tiba-tiba terjadilah suatu mujizat ... ketika berumur 10 th dia sembuh total.

Meskipun Tuhan telah memberi mujizat, keluarga itu tetap melakukan mezbah keluarga karena sudah terbiasa. 

Itulah yang Tuhan mau agar keluarga ini melakukan berdoa bersama sebelum mereka melayani di gereja.

4. Amalek artinya lembah, roh yang membawa kita terjebak ke dalam lembah

Roh ini suka mengganggu relasi, membuat hamba-hamba Tuhan/anak-anak Tuhan tidak mampu menyelesaikan tugasnya karena stres/lelah/mengasihi diri/patah semangat/bosan dll. (jenuh dengan rutinitas) dan mereka tidak tahu penyebabnya

Misalnya: doa merasa bosan, sudah lama ikut PA bertahun-tahun merasa bosan, bangun pagi nggak ada masalah tiba-tiba perasaan tidak nyaman/capai/tidak ada kekuatan untuk berbuat sesuatu padahal tidak ngantuk/sakit. 

Saat roh ini mulai menyerang dan orang ini tidak tahu diserang maka hatinya mulai pahit dengan Tuhan, cara berpikir kita akan berubah – saling menyalahkan satu dengan yang lain tetapi tidak tahu penyebabnya.

Saat roh ini menyerang, hamba-hamba Tuhan akan berhenti pelayanan karena jenuh, padahal mereka mempunyai visi, keluarga-keluarga akan hancur. Kalau kita mulai mengalami itu, ada suatu kuasa yang tak terlihat mata jasmani kita yang mulai menguasai kita.

Pada waktu kita meragukan Allah, setan gampang sekali masuk dalam pikiran. Ketika iman kita mulai digrogoti, membuat kita merasa lemah dan putus asa, lalu mulai berpikir negatif sehingga membuka celah untuk mengalami hal itu. 

Saat kita menghadapi roh ini, seharusnya kita menuruti keinginan roh bukan keinginan daging (sebel/bete dll.).

Saat Elia melawan 450 nabi Baal tidak merasa takut. Tetapi ketika diancam Izebel berkata: “... ambillah nyawaku ...” - sebenarnya Elia tidak takut mati, dia mengalami stres/tekanan karena roh Amalek menyerangnya (1 Raj 18:20-19:4).

Ketika kota itu terbakar habis, istri dan anak-anak Daud beserta istri dan anak para pahlawannya ditawan oleh suku Amalek. Roh kesedihan yang luar biasa menyerang mereka, sehingga mereka menangis dan menyalahkan Daud (mengasihani diri bersama muncul dengan stres yang ada di dalam kehidupan mereka; jika stres ... meningkat jadi depresi ... merasa buat apa lagi hidup alias bunuh diri).

Pahlawan Daud tidak bangkit karena mereka kecewa dan sakit hati, mereka menyalahkan dan hendak melempari batu. Padahal itu bukan salahnya, karena Daud pergi berperang bersama-sama dengan mereka.

Ketika Daud dipersalahkan pahlawan-pahlawannya/rakyatnya, dia menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, Allahnya; dia memakai efod (pakaian imam) dan pergi mencari kehendak Tuhan dengan bermazmur (brevir) - 1 Sam 30.

Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu
Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku ... 
berharaplah kepada Allah
(Mzm 56:4; 42:6, 12; 43:5)

Semua pahlawan-pahlawan Allah harus menghadapi roh Amalek. Bagaimana kita berperang dengan roh ini, kita harus sadar dan mengerti bagian kita adalah berperang dengan roh ini.

Sebelum kita memulai sesuatu (ikut PA/PD/retret/rajin berdoa/membangun ruang doa/mezbah keluarga), Iblis sudah kirim satu pleton, untuk membujuk dan berkata: “Ah ... tidak mungkin kamu bisa ...” Dan mengerahkan semua usahanya untuk membatalkan. 

Di tengah jalan Iblis mengirim 3-4 pleton lagi, supaya setiap hari orang terjebak dalam kebosanan, keletihan/kesuaman. 

Tetapi jika kita sudah dekat sekali dengan hasilnya/tujuan, maka Iblis mengirim sebanyak mungkin pasukan, jika mungkin 1000 pleton untuk menggagalkan kita, sehingga pada saat serangan mulai banyak, kita bertambah goyah.

Seringkali anak-anak Tuhan tidak mengerti, jika serangan Iblis bertambah/masalah bertambah di dalam kehidupannya, berarti dia sudah mendekati tujuan

Seperti orang Israel ketika mereka sudah sampai di depan Kanaan justru mereka gagal untuk memasuki tanah itu. 

Ketika orang semakin dekat dengan Allah (masih setia dan tekun) diserang tidak mempan.

5. Filistin artinya debu/tanah yang berdebu

Seringkali kita berpikir debu itu bukan masalah. Debu itu hal yang kecil tetapi mengerikan. Semakin canggih sesuatu, semakin sensitif dan debu semakin berbahaya. 

Jika debu kena tangan - tidak masalah, tangan dapat dicuci; debu masuk mata - sakitnya luar biasa karena di dalamnya ada lapisan yang sangat sensitif. Karena itu kita perlu mandi, jika tidak debu akan melekat di tubuh kita. 

Seperti burung rajawali, kalau tidak mandi, debu dan kotoran akan membuat sayapnya semakin berat. Ketika memerlukan kekuatan untuk terbang tetapi sayapnya berat, maka dia akan jatuh dan mati.

Debu dalam hidup kita adalah gambaran suatu sistem. Misalnya: suatu pelayanan memerlukan sistem, tetapi pada saat sistem itu menjebak kita, kita harus dapat keluar dari sistem itu.

Demikian juga kehidupan kita, memiliki kekuatan yang terbatas. Debu dalam hidup kita dapat berupa keletihan/kelelahan

Kalau tubuh kita lelah - istirahat secara jasmani; kalau jiwa kita yang lelahharus retret (kembali refleksi diri).

Ada orang-orang yang mengalami keletihan sampai breaking point/mengalami mental fatique/burn-out.

Sebatang besi terbukti sanggup menanggung sejumlah beban tertentu selama jangka waktu yang terbatas, misalnya dua jam. Tetapi belum tentu dalam waktu 10 jam atau dua minggu besi itu kuat bertahan, lama-kelamaan ia akan melengkung dan dalam waktu beberapa minggu akan retak. Jika retak itu didiamkan akan semakin melebar dan akhirnya patahlah besi itu. 

Segelas air Aqua dipegang dengan merentangkan tangan sejajar bahu – terasa ringan. Ditambah waktu 10 jam - terasa berat, karena kekuatan tangan menurun. Ditambah lagi waktu sampai 24 jam – tangan tidak bisa lagi mengangkat. 

Banyak orang tak sadar akan bahayanya keletihan ini sehingga pelayanan/keluarga hancur, terjebak rutinitas karena tidak dapat berpikir benar dalam mengambil keputusan/tidak memiliki kekuatan.

Hamba Tuhan – bungkam dan stres.

Pengusaha sukses - membuat kesalahan yang fatal dan menjadi bangkrut.

Suami–istri mengalami kejenuhan, keletihan dan tidak dapat komunikasi – jika hidup mereka tidak diperbaharui dan tidak memelihara keintiman terus menerus akhirnya mereka akan sampai pada titik jenuh dan penyelewenganpun bisa terjadi (ada yang ketahuan dan ada yang tidak ketahuan, tetapi pada saat kematian ketahuan). 

Jadi suami-istri perlu mengambil waktu untuk perbaharuan dan kemesraan di dalam kehidupan.

Ada seorang suami berkata: “ Bagaimana saya tidak tertarik dengan wanita lain, karena istri saya kalau diajak berhubungan intim lalu berkata: “Ini kedagingan/cepat kamu lakukan, saya diam saja.” Suaminya stres; istrinya malas berhubungan dengan cara pura-pura berdoa sampai suaminya ngorok.

Jika seorang istri bersikap seperti itu pada suaminya, berarti membiarkan suaminya berada pada suatu titik keletihan, yang dapat menjerumuskan dia ke dalam perzinahan – bertobatlah!

Marilah kita belajar untuk mengenal sifat-sifat dari suami/istri, agar ada getar-getar di hati sebagai sepasang kekasih bukan sayang sebagai saudara.

Wanita - kebanyakan orientasinya tidak pada seks; membutuhkan suprise/pujian/sentuhan/kelembutan/penger-tian untuk didengarkan.

Laki-laki - kebanyakan orientasinya pada seks.

Orang Kristen yang belum dewasa rohaninya, dan kalau tidak memiliki senjata-senjata perang (Ef 6:14-17) – biasanya roh ini mudah menyerang mereka. 

Roh ini banyak menguasai perempuan, karena mudah dipermainkan perasaannya. Jika orang bergantung pada emosinya, dia mudah sekali terserang roh ini.

Kalau suami/istri masuk dalam pelayanan mimbar (pewarta/WL), maka pasangannya dan anak-anaknya harus membangun kekuatan khusus, kalau tidak gampang diserang roh ini, sehingga setiap sebelum/sesudah pelayanan bisa berkelahi.

Ada seorang bapak melayani WL, sedangkan istrinya melayani bagian keyboard. Suatu saat berkata: “Aku tidak mau pelayanan lagi karena rumah tangganya cekcok setiap hari.” 

Ada seorang istri yang pelayanan mimbar dan suaminya kerja sekuler. Biasanya suaminya sabar, kok tiba-tiba emosi, pekara kecil menjadi besar – di mata Tuhan suaminya yang jadi perempuan, emosinya yang dikenakan. 

6. Median artinya terbelah. Roh pemecah belah/roh perselisihan ini bekerjanya sangat berbahaya, biasanya tanpa kita sadari – hati/pikiran kita terbelah/tidak terfokus, sehingga dalam melayani tidak dengan segenap hati, jiwa dan pikiran.

Pada suatu saat ada sepasang suami-istri berselisih karena suaminya pelayanan pulang jam setengah duabelas malam. Ketika masuk kamar, dia melihat istrinya tidur nyenyak dan tidurnya memakai ¾ tempat tidur. Dia ganti baju pelan-pelan, karena tidak ingin membangunkan istrinya, dia tidurnya di pinggir ranjang – maksudnya baik agar istrinya tidak terbangun. 

Tetapi pada waktu bangun pagi, muka istrinya cemberut dan marah-marah, lalu suaminya bertanya: “Kamu ini ada apa?” Jawabnya: “Ada apa dengan kamu ini, tadi malam jalannya pelan-pelan dan tidurnya di pinggir ranjang.”

Akhirnya mereka bertengkar karena terjadi kesalahpahaman - perasaan istrinya terpengaruh dengan sinetron yang baru ditontonnya, yang menceritakan: seorang suami yang mengendap-endap karena habis berselingkuh. Dan dia pura-pura tidur dengan harapan dipeluk suaminya seperti di sinetron yang ditontonnya.

Ada seorang ibu hamil pergi ke dokter kandungan sendiri, dengan maksud tidak merepotkan suaminya, karena dilihatnya suaminya begitu sibuk. 

Waktu dia pulang dari dokter kandungan, suaminya marah-marah (terjadi salah paham) dan berkata: “Kenapa pergi nggak bilang-bilang? Emangnya anak itu hasil perselingkuhan!”

Kalau di rumah terjadi hal-hal seperti itu janganlah kita terpancing, ajaklah pasangan kita untuk berdoa. Ketika roh ini masuk, yang berdiri di tengah-tengah kita adalah Iblis yang membuat semuanya kacau. 

Lawanlah roh pemecah belah itu dan jernihkan masalah. Jika kita menunda, bertepuk tanganlah penguasa kegelapan.

Bagaimana caranya agar kita dapat memenangkan peperangan demi peperangan dalam kehidupan ini? Kita harus memakai seluruh perlengkapan senjata Allah (Ef 6:14-17): 

Berdirilah tegap berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahklan keadilan.


Kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera. 

Pergunakanlah perisai iman, iman kita adalah Yesus Kristus – karena Yesus di depan sebagai perisai kita. 

Terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh yaitu firman Allah – ketopong seperti helm, agar Tuhan membersihkan dan menjernihkan pikiran-pikiran kita sehingga hidup kita hanya tertuju pada Yesus; pedang roh, agar dalam segala waktu dan karya kita menggunakan firman Tuhan. 

(Sumber: Warta KPI TL No. 41/IX/2007; Renungan KPI TL Tgl 2, 16, 23 Agustus 2007, Dra Yovita Baskoro, MM).






Sebelum masuk di dalam doa peperangan


harus bernyanyi memuji Allah 


dan mempersiapkan hati lebih dahulu.


Doa membutuhkan energi, kosentrasi/hati 


untuk bisa naik ke Tuhan.


karena dimensi Allah (roh) 


berbeda dengan manusia (roh, jiwa, dan daging)