Pinsil dan permata asli, mengandung molekul yang sama, yaitu: C. Mengapa yang satu hitam dan yang lainya putih mengkilat. Apa yang membuat ke dua benda ini berbeda?
Reaksinya:
Yang hitam – proses pembakarannya cepat sekali, tekanan dan panas sebentar, tidak ada seperseribunya yang dialami permata.
Yang putih mengkilat - prosesnya begitu lama bertahun-tahun ditekan kuat di dalam perut bumi; mengalami perubahan yang drastis, dari panas ke dingin, dingin ke panas, ... sehingga menjadi permata asli yang tidak pernah hitam lagi dan luntur.
Kalau sudah bertahun-tahun Tuhan membentuk kita dan prosesnya belum selesai karena kita tidak tahan/mengeluh, maka jadilah kita permata imitasi (cepat hitam, luntur dan tidak tahan lama).
Kembang api dan roket sama-sama meluncur, tetapi beda nyalanya.
Nyala kembang api: bagusnya hanya sebentar lalu mati, tidak ada dampaknya semuanya biasa-biasa saja - punya karunia tetapi tidak didukung karakter yang baik.
Ketika Tuhan mendidiknya, pikirannya tidak mengerti karena dia lebih mendengarkan perasaannya saja. Akhirnya mengalami luka batin yang mengerikan, lalu lari dari masalah - lari dari rumah/komunitas/kehidupan (bunuh diri) dan mengundurkan diri dari Tuhan.
Nyala roket: ..., dampaknya bisa menjadi satelit-satelit yang berdampak besar di dalam kehidupan ini – punya karunia didukung karakter yang baik, maka pelayanannya akan meluncur seperti roket.
Kalau kita ingin punya karakter yang baik seperti Bapa di sorga (9 buah Roh), kita harus siap ditancapkan ke dalam, dipukul-pukul, menerima perendahan/penghinaan sebagai proses di dalam kehidupan kita.
Pembentukan karakter membuat kita berada di bawah bukan di atas, karena pondasi tidak ada yang di atas tetapi semuanya dibangun ke bawah.
Kalau pondasi kita hanya 80 cm dan Tuhan mau pakai/memberkati secara luar biasa, maka kita tidak akan kuat memegangnya, jadi sombong.
Karena waktu di atas, angin begitu kencang, maka sebelum kita naik ke atas izinkanlah Allah menancapkan dalam-dalam agar kita dapat berdiri di atas pondasi yang benar.
Dipakai oleh Tuhan secara luar biasa, memiliki karunia rohani banyak bukan ukuran kedewasaan rohani seseorang. Ketaatan dan buah Roh dalam hidup kitalah ukurannya.
Marilah kita belajar dari Yusuf.
Ketika Tuhan memilih Yusuf akan dijadikan pemimpin, tidak dilihatkan dia memakai baju kaesar, tetapi hanya berkas-berkas gandumnya saja. Waktu dapat mimpi seperti itu ia mengalami proses: dari anak kesayangan, turun jadi budak, turun lagi jadi pesakitan masuk penjara Firaun.
Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan Barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan (Mat 23:12)
(Sumber: Warta KPI TL No. 39/VII/2007; Renungan KPI TL Tgl 14 Juni 2007 & 12 Juli 2007 Dra Yovita Baskoro, MM).