Ada kisah tentang seorang wanita yang memiliki anak kucing di rumahnya. Wanita itu begitu menyayanginya. Ia memberi makan dan merawatnya, bahkan diizinkan tidur bersama di ranjangnya.
Seperti memperlakukan anak perempuan cilik yang manis, wanita itu memandikannya pada pagi hari, mengeringkan serta menyisir bulunya dan mengikatkan pita merah muda di lehernya.
Anak kucing itu semakin hari semakin besar, dan ia masih tetap tidur di ranjang bersama sang wanita. Lama-kelamaan kucing itu semakin besar dan gemuk sehingga biaya yang dibutuhkan untuk makanannya bertambah besar.
Dalam sehari ia menghabiskan seliter susu dan beberapa potong daging, sedangkan wanita itu tidak pernah minum susu dan hanya makan tulang-tulang daging sapi dengan sedikit sekali daging yang melekat di tulang itu.
Kucing itu semakin besar dan gemuk, sedangkan si wanita itu semakin kurus. Mereka berdua masih tidur bersama di satu ranjang.
Suatu hari, kucing yang sudah besar dan gemuk itu mencakar dan menggigit si wanita, tidak mengizinkan si wanita tidur di ranjang, sehingga terpaksa wanita itu pun tidur di lantai yang dingin. Kini kucing kesayangannya telah menguasai seluruh hidup si wanita.
Dosa yang kita biarkan tanpa ada keinginan untuk membuangnya, akan terus bertumbuh dan menguasai hidup kita. Sekarang ini mungkin kita masih aman-aman saja, tetapi akhirnya akan melahirkan maut.
(Sumber: Warta KPI TL No. 29/IX/2006 » Wanita dan Seekor Kucing, Mansor September 2006 No 102 Tahun IX).