Sejak dari permulaan, orang-orang telah mencari Allah. Mereka secara keliru mencapai Dia dengan membangun Menara Babel (Kej 11:1-9); dengan angkuh memikirkan dan hidup dalam hukum-hukum legalistik agar Allah berkesan; membangun biara-biara dan mengasingkan diri untuk menyukakan Allah; berpuasa secara salah dalam usaha untuk mengalihkan perhatian-Nya dari hal-hal lain yang seharusnya mereka perbuat, namun mereka telantarkan.
Puasa berarti penyangkalan diri/pengorbanan – membayar harga dengan menyerahkan kebutuhan-kebutuhan hidup, termasuk kesenangan.
Puasa bermula sebagai suatu ekspresi alamiah dari kesedihan; namun lama-kelamaan hal ini menjadi suatu kebiasaan untuk menunjukkan atau membuktikan kesedihan seseorang kepada orang lain dengan memantangkan diri dari makanan dan/minuman menunjukkan dukacita (2 Sam 3:35); cara terbaik untuk membantu memenuhi kondisi merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah Allah, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat (2 Taw 7:14); memampukan kita untuk menjadi seorang pemenang, untuk meningkatkan iman dan menyelesaikan hal-hal besar dalam hidup orang lain.
Kebiasan-kebiasaan rohani seperti puasa sifatnya kurang penting dibandingkan melakukan kehendak Allah (berlaku adil, mencintai kesetiaan, hidup dengan rendah hati – Mi 6:8).
Tujuan dari semua penyembahan, termasuk puasa, adalah untuk mengubah penyembah dengan cara-cara yang memiliki pengaruh sosial dan pengaruh dalam hubungan antar pribadi – tidak hanya untuk memuaskan diri sendiri, tetapi dikuatkan untuk mengubah dunia!
Tujuan dari setiap disiplin adalah kemerdekaan. Jika hasilnya bukan kemerdekaan yang lebih besar, ada sesuatu yang salah.
Berpuasa tanpa hasil karena tetap mengurus urusan sendiri, berbantah, berkelahi serta memukul dengan tidak semena-mena (Yes 58:3-4)
Ketika kita berpuasa, membawa tubuh fisik kita pada kelaparan, kita kemudian dapat merasakan kelaparan jiwa rohani kita. Roh dan tubuh saling berhubungan erat dalam rancangan kreatif Allah sehingga berpuasa memiliki manfaat untuk rohani dan jasmani.
Dari mulanya, sebelum kejatuhan manusia, tubuh kita didesain menyembuhkan dirinya sendiri pada tingkat sel - menggunakan masa-masa istirahat untuk membersihkan dirinya sendiri dari produk-produk racun.
Ketika kita sakit, biasanya tidak ingin berpikir tentang makan, melainkan ingin beristirahat, memberi kesempatan kepada tubuh membersihkan diri sendiri dan menghilangkan racun yang terkumpul.
Tubuh kita dirancang untuk memberikan respons terhadap rasa sakit dengan berpuasa dan demam, merupakan bagian-bagian dari rancangan Allah untuk melawan infeksi.
Sama seperti hari ketujuh dirancang sebagai hari untuk istirahat pada Penciptaan, begitu pula dengan sel-sel dalam tubuh kita membutuhkan istirahat dari makanan. Salah satu manfaat utama dari tidur malam hari mencakup istirahat untuk sistem pencernaan.
Secara alkitabiah, doa dan puasa berjalan bersama-sama, menyenangkan Allah dan membantu menggerakkan tangan-Nya untuk menyelesaikan tujuan-tujuan-Nya.
Jika saudara cukup serius dengan tugas-tugas pribadi dan sosial untuk memulai disiplin puasa; bersiaplah untuk mendapatkan perlawanan, gangguan, dan pertentangan sejauh saudara mampu (jangan sampai tidak waspada).
Ingatlah bahwa saudara sedang berusaha untuk maju dalam perjalanan rohani saudara dan untuk memperluas Kerajaan Allah (tidak ada gerakan besar oleh Roh Kudus yang tidak mendapat tantangan dari musuh).
Ketika menjalankan puasa kita harus menyadari bahwa ada beberapa hal yang tidak dapat diubah/tidak dapat mengubah sejarah – tidak mengakhiri masalah, tetapi memberikan kekuatan untuk melawan masalah kita.
Empat macam puasa (Dr. Rex Russel, What Bible Says About Healthy Living):
1. Puasa normal - melakukan kegiatan tanpa makan selama periode tertentu, di mana hanya memasukkan cairan (air dan/jus) ke dalam tubuh) jangka waktunya bisa
1 hari (Im 23:27; 1 Sam 7:6, 14:24; Neh 9:1),
3 hari (1 Sam 30:12; Mat 15:32; Mrk 8:2-3; Kis 9:9),
1 minggu (1 Sam 31:11-13; 2 Sam 12:15-18, 21-23; 1 Taw 10:11-12) ,
2 minggu (Kis 27:33),
3 minggu (Dan 10:2-3),
40 hari (Kel 34:28; Ul 9:9, 18; 1Raj 19:8; Mat 4:1-2; Luk 4:1-2).
2. Puasa mutlak – tidak memperkenankan makanan atau air sama sekali , dan seharusnya dilakukan dalam jangka pendek.
3. Puasa parcial (sebagian) – puasa yang menghilangkan makanan tertentu, atau suatu jadwal yang mencakup makanan terbatas.
4. Puasa bergilir – terdiri dari makanan atau menghilangkan kelompok makanan tertentu selama periode tertentu.
Teladan puasa yang diberikan sebagian tokoh-tokoh dalam Alkitab, dapat digunakan dan disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pribadi untuk bertumbuh semakin dekat dengan Allah.
Puasa yang Allah kehendaki supaya merendahkan diri, membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk,
memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,
memecah-mecah roti bagi orang yang lapar dan membawa ke rumah orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila melihat orang telanjang, supaya memberi dia pakaian (Yes 58:5-7).
Puasa Para Murid
(Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa - Mat 17:21)
Alasan yang nyata untuk berpuasa adalah melepaskan orang-orang dari perhambaan dosa yang mengikat (kecanduan alkohol, obat-obatan, seks, rokok, dorongan untuk makan, perselingkuhan, dan kebohongan dll – kelalaian atau kesalahan sesaat (Ibr 12:1).
Yesus tahu semua orang ingin disembuhkan, tetapi Ia menanyakan: “Maukah engkau sembuh?” Karena Yesus merindukan kekuatan yang dapat Ia berikan kepada kita – untuk membuka belenggu-belenggu kelaliman (Yes 58:6).
Setiap kita rentan terhadap ancaman kecanduan. Misalnya: ketika minum obat pereda rasa sakit. Jika tanpa pengetahuan yang cukup dan secara naif minum obat itu, kita bisa menjadi budak mereka. Puasa ini seharusnya mengingatkan kita terhadap resiko yang terus-menerus yang dapat merusak tubuh kita.
Dalam dosa yang mengikat, Iblis adalah pendusta (Yoh 8:44), membuat kita mempercayainya (ada dorongan kuat):
Saya telah mencoba, dan saya tidak dapat mematahkannya.
Saya tidak mau melakukan ini, tetapi saya tidak dapat melawan.
Saya membutuhkan jawaban, tetapi saya tidak dapat menemukannya.
Mereka yang tidak dapat menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk mengalami frustasi yang sangat besar.
Untuk mematahkan ikatan-ikatan rohani, kita harus mengikuti langkah-langkah yang telah Tuhan berikan untuk peperangan rohani:
* Membedakan realitas yang benar dari yang palsu – pengaruh jahat dari media masa dalam buku-buku, film, musik, okultisme dll. Untuk mengalami kelimpahan hidup yang dijanjikan Yesus (Yoh 10:10), dan dibebaskan dari keterikatan rohani, kita harus meninggalkan pengaruh-pengaruh palsu dalam hidup kita.
* Mengakui penipuan diri sendiri – ketika kita mendengar, namun gagal melaksanakan firman Allah dalam hidup kita (Yak 1:22). Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kebenaran tidak ada di dalam kita (1Yoh 1:8); kalau seseorang menyangka, bahwa ia berarti padahal ia sama sekali tidak berarti (Gal 6:3); mengevaluasi hikmat kita dengan standar zaman, bukannya dengan hikmat Allah (1 Kor 3:18). Jika kita jujur kepada Allah dan diri sendiri, maka kebenaran Allah akan membebaskan dari penipuan.
Mengampuni untuk mengatasi kepahitan – supaya Iblis jangan memperoleh keuntungan (2 Kor 2:10-11).
Mengungkapkan dosa-dosa yang lalu secara terus menerus adalah bukti bahwa saudara belum mengampuni.
* Tunduk pada kuasa Allah - juga kepada garis otoritas yang telah Ia tentukan untuk memberikan pimpinan dalam hidup kita. Misalnya: pemerintahan sipil (Rm 13:1-7), kepemimpinan dalam gereja (Ibr 13:7), orang tua (Ef 6:1-3).
* Memikul tanggung jawab pribadi – hadapi masalah kesombongan dengan roh rendah hati. Jika kita mengaku dosa, Ia akan mengampuni segala dosa dan menyucikan dari segala kejahatan (1 Yoh 1:9).
* Memutuskan pengaruh yang penuh dosa – dipengaruhi oleh tingkah laku tertentu yang bersumber dari masalah-masalah emosional/psikologis, genetik, stimulasi dosa langsung, tokoh/pahlawan yang salah, dan aktivitas langsung dari setan/roh jahat - biasanya hal-hal ini adalah bagian dari warisan keluarga (Kel 20:4-5).
Puasa Ezra
(tidak makan dan minum – Ezr 10:6)
Setiap orang menghadapi masalah dan masa-masa yang sulit. Sering kali masalah tampak jauh lebih besar dari keadaan sebenarnya.
Masalah yang didefinisikan dengan baik adalah masalah yang setengah terselesaikan. ... memohonkan hal itu kepada Allah dan Allah mengabulkan permohonan kami (Ezr 8:23) – sebagai penyelesaian masalah bukanlah lari dari masalah/mencegah terjadinya masalah, melainkan untuk mendapatkan pertolongan Roh Kudus untuk menghadapinya.
Selama berpuasa, kita mencari pemecahan atas masalah-masalah kita selangkah demi selangkah – perlu memecah-mecah masalah menjadi masalah-masalah kecil. Memohon kepada-Nya jalan yang aman (Ezr 8:21); hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya (Ams 16:9).
Ketika menghadapi masalah, jangan batasi diri hanya pada doa, tetapi harus bertindak – “iman dan perbuatan”.
Kita dapat mengatasi masalah dengan baik ketika memahami penyebabnya:
* Perubahan – karena alasan apa pun dan untuk tujuan apa pun akan disesali (pernikahan, pekerjaan baru, ancaman kehilangan pekerjaan), maka perselisihan dan tekanan akan muncul.
* Perbedaan (latar belakang keluarga, doktrin, etnis) – apa yang akan saudara perbuat dan bagaimana saudara akan merespon masalah yang timbul.
* Lingkungan
Allah memberikan kepada saudara untuk melihat masalah melalui “mata Allah”
Mata untuk melihat segi positif – dapat membangun perspektif yang positif, baik terhadap masalah maupun terhadap rencana Allah dalam hidup. Mata yang buta kehilangan nilainya, menyalahkan orang lain, membuat kita merasa bersalah.
Mata untuk melihat orang-orang – bisa memberi kesempatan untuk berdoa bersama orang lain (Mat 18:20).
Mata untuk melihat fakta – berusaha untuk menjaga keseimbangan antara “pengetahuan pikiran” akan Firman dan “ekspresi perasaan” akan Roh ketika mengatasi masalah.
Puasa Samuel
(berpuasa pada hari itu – 1 Sam 7:6)
Sebagai puasa untuk kebangunan rohani dan penginjilan - untuk memerdekakan orang yang tertindas (secara fisik dan rohani) (Yes 58:6) - untuk kebangunan rohani (dibutuhkan kesatuan dalam pikiran, hati dan visi) dan memenangkan jiwa, untuk mengidentifikasi orang-orang di mana saja yang sungguh-sungguh diperbudak oleh dosa (1 Sam 7:6) dan membawa orang-orang keluar dari kerajaan kegelapan untuk masuk ke dalam terang-Nya yang ajaib.
Untuk kebangunan rohani, kita harus menginginkannya sepenuh hati, mencarinya dengan tulus, dan bersedia untuk bertobat atas semua dosa yang diketahui; harus bersedia untuk menghentikan setiap gangguan atas jadwal kita untuk proses membangun rohani hubungan kepada kedewasaan.
Ketika kita mencapai kebangunan rohani, kita harus meletakkan Allah sebagai yang pertama atas waktu/talenta/ uang/ tubuh kita.
Puasa Samuel selain untuk kebangunan rohani juga untuk:
Kebutuhan akan pemimpin yang takut akan Tuhan, yang melaluinya Allah dapat bekerja.
Untuk persatuan di antara umat Allah.
Kebutuhan akan iman dan perbuatan.
Puasa Elia
(...lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya –
1 Raj 19:8)
Suatu puasa untuk membantu mematahkan kebiasaan negatif dan emosional yang buruk (rasa takut yang tidak beralasan, ketidakmampuan untuk tetap kontrol dan tahu bahwa masa depannya terjamin - membuat ia merasa terabaikan dan sangat depresi, kecenderungan untuk menarik diri dari orang-orang dan lari dari masalahnya, tergelincir dalam kemurungan, lelah secara emosional, menderita rasa kasihan kepada diri sendiri, bicara gagap, menggaruk dll.); sehingga kebiasaan membuat orang terikat secara psikologis, fisik, atau mental.
Kebiasaan dipatahkan dengan mengambil tindakan positif dan bukannya berkosentrasi pada sifat-sifat negatif. Sebagian besar apa yang kita lakukan dalam kehidupan merupakan suatu respon terhadap cara kita memandang diri kita sendiri.
Oleh karena itu, untuk mematahkan suatu kebisaan buruk, kita harus melihat diri kita sendiri melakukan suatu kebiasaan baru dengan sukses. Kepercayaan/keyakinan batiniah kita mempengaruhi harapan/visi kita.
Hal ini juga mempengaruhi sikap dan nilai kita, yang mempengaruhi tindakan/kebiasaan, yang membentuk karakter kita, membutuhkan suatu proses:
Pengembangan karakter dan kebiasaan dimulai dengan pemikiran
Ke-percaya-an merupakan suatu komitmen, keyakinan bahwa sesuatu adalah benar dan secara bersama-sama menggambarkan langkah-langkah yang biasa untuk mengembangkan iman. Dengan dasar pengharapan, kita membuat rencana yang mencerminkan apa yang kita antisipasi.
Kepercayaan yang diubah membawa pada harapan yang diubah
Harapan/visi harus berasal dari firman Allah – akan memotivasi untuk mengatasi pola pikir dan kebiasaan yang buruk untuk mengembangkan tindakan baru berdasarkan firman Allah.
Harapan yang diubah membawa sikap yang diubah
Langkah yang harus dilibatkan dalam mengembangkan sikap-sikap baru:
1. Identifikasikan masalah yang ingin dibahas.
2. Identifikasikan pemikiran yang benar yang akan membawa pada pengubahan suatu kebiasaan emosional.
3. Melibatkan hubungan dengan orang-orang yang positif.
4. Kembangkan sebuah rencana yang akan mendorong sikap-sikap yang positif dan membantu mengembangkan suatu kebiasaan baru.
Sikap yang diubah membawa pada pada tindakan yang diubah.
Tindakan kita menentukan macam apa kita – buahnya dirasakan orang lain.
Tindakan yang diubah membawa pada kebiasaan yang diubah. Kebiasaan yang diubah membawa pada pembentukkan karakter.
Puasa Elia seharusnya tidak dimulai dengan meminta Allah melakukan suatu keajaiban adikodrati untuk mengambil kebiasaan yang buruk dari diri kita, tetapi, mulailah dengan melihat firman Allah, dan dengarkan dalam “telinga batiniah” untuk menangkap apa yang sedang Allah katakan.
Allah ingin agar kita berfokus pada kuasa-Nya sehingga kita lebih banyak iman akan kuasa-Nya daripada masalah kita.
Semakin dalam kebiasaan saudara berakar, paling efektif dipraktikkan beberapa kali untuk mematahkan khususnya kebiasan mental yang mendarah daging.
Puasa Janda
(Untuk membagikan roti (kita) bagi orang yang lapar dan untuk peduli terhadap orang miskin - Yes 58:7)
Bagian dari semangat disiplin rohani gereja mula-mula – untuk memenuhi kebutuhan sesama kita.
Dalam menjalankan puasa Janda dapat lebih berarti jika kita mempersiapkan diri untuk:
Berorientasi pada orang lain – tumbuhkan kepekaan pada masalah yang menimpa orang lain dengan mencari tahu apa yang dibutuhkan orang-orang tidak mampu yang hidup di sekitar kita, secara proaktif menumbuhkan rasa empati dan kepekaan terhadap orang yang sedang berada dalam kesulitan.
Kenali berkat-berkat saudara sendiri – kebanyakan kita lebih mudah untuk mengeluh daripada bersyukur. Kita sering kali tidak menyadari betapa beruntungnya kita sampai kita melihat orang lain yang lebih berkekurangan.
Berpuasa dan berdoalah untuk meminta petunjuk/hikmat dari Allah sejauh mana seharusnya terlibat dalam suatu proyek kemanusiaan tertentu.
Berdoalah untuk orang yang saudara tolong.
Rasakanlah penderitaan orang lain.
Mempertimbangkan investasi jangka panjang – menolong kita mengenali hal-hal yang kurang penting yang dapat dihilangkan untuk menghasilkan tabungan jangka panjang yang nyata.
Puasa Rasul Paulus
(tiga hari lamanya ia tidak makan tidak minum – Kis 9:9)
Dalam kehidupan akan menghadapkan kita pada beberapa keputusan penting, sehingga dapat mengalihkan seluruh hidup dan tujuan kita – perlu mempunyai strategi pengambilan keputusan.
Jika kita tahu masa depan kita, akan lebih mudah untuk membuat keputusan-keputusan. Tetapi kita tidak tahu, sehingga Allah menjanjikan bahwa puasa yang Dia inginkan akan membuat “terang Allah merekah seperti fajar” (Yes 58:8), membawa perspektif dan wawasan yang lebih jelas ketika kita membuat keputusan-keputusan yang sangat penting.
Allah telah menyediakan banyak sumber daya lain untuk mengambil keputusan:
Membimbing melalui konseling dari teman (Ams 11:14).
Memberi petunjuk dengan kedaulatan-Nya (Rm 8:28).
Membimbing kita di dalam hati (Kis 16:6).
Memimpin kita melalui kesempatan-kesempatan (1 Kor 16:9).
Membimbing kita jika mempunyai roh yang berserah (Rm 12:1-2).
Membimbing kita melalui karunia-karunia rohani kita (1 Kor 7:7).
Membimbing kita melalui akal sehat kita (Ams 16:9).
Membimbing kita melalui doa.
Langkah untuk pengambilan keputusan:
Jujurlah/mengakui dalam menghadapi setiap masalah yang menyelimuti masalah.
Definisikan masalah dengan baik - sudah setengah terpecahkan. Setiap kali tuliskan informasi mengenai masalah tersebut. Tulis kembali masalahnya, lama-kelamaan akan mendapatkan titik pandang yang berbeda. Akhirnya akan memahami secara jelas masalah tersebut, dan pikiran akan terfokus pada sebuah jawaban.
Kumpulkan informasi.
Susunlah daftar semua penyelesaian yang mungkin. Tulis semua solusi yang masuk akal/tidak. Sebuah jawaban yang kurang baik mungkin akan memicu jawaban yang terbaik. Jika terpaku terlalu cepat pada suatu penyelesaian, akan menghalangi penyelesaian yang lebih baik.
Pilihlah keputusan yang terbaik. Ambillah keputusan ... laksanakan.
Puasa Daniel
(makanan yang sedap tidak kumakan, daging dan anggur tidak masuk ke dalam mulutku dan aku tidak berurap sampai berlalu tiga minggu penuh – Dan 10:3)
Ketika kita mulai berpuasa dan berdoa untuk kesehatan fisik dan kesembuhan, kita harus sadar bahwa hanya Allah yang menyembuhkan (Kel 15:26). Secara teknis, para dokter, prosedur operasi dan obat-obatan tidak menyembuhkan orang – hanya suatu sarana yang dipakai Allah (Sir 38: 1-14).
Puasa Daniel bertujuan membersihkan saluran pencernaan, mengistirahatkan tubuh, memperbarui sistem (sebagai terapi ketika sakit dan sebagai pencegahan jatuh sakit).
Langkah puasa untuk pencegahan atau penyembuhan kesehatan:
Pancarkan kerinduan batiniah dengan disiplin jasmaniah – menghindari junk food, camilan atau makanan pesta harus berkata ‘tidak’ untuk makanan-makanan yang tidak layak dan berkata ‘ya’ untuk makanan yang sehat.
1. Mintalah hikmat untuk membuat pilihan makanan yang layak dalam menu, pelajari diet yang tepat dengan membaca buku-buku/berbicara dengan orang-orang yang ahli mengenai masalah ini.
2. Tingkatkan komitmen rohani sebagaimana yang tercermin dalam doa yang terus menerus selama puasa, sehingga Allah memberikan kekuatan untuk menjalankan komitmen untuk tetap berpuasa.
3. Komitmen waktu . Misalnya saudara sudah membuat komitman 10 hari untuk puasa, dan setelah 7 hari makan sayuran merasa lebih baik. Saudara berpikir, satu hamburger saja tidak akan berakibat buruk; jadi jangan ganggu puasa saudara.
4. Komitmen kesaksian – pernyataan iman untuk suatu tujuan tertentu “doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit” (Yak 5:15). Oleh karena itu, buatlah komitmen ganda untuk kekuatan jasmani supaya dapat berpuasa sampai akhir dan untuk iman serta kekuatan emosional bagi roh saudara.
Berdoalah supaya dapat melihat apa peran dosa dalam kesehatan yang buruk (Yak 5:13-16). Mereka yang mempunyai sikap positif terhadap kehidupan/tubuh mereka dan terhadap Allah mempunyai dasar yang kuat untuk sembuh.
Puasa Yohanes Pembaptis
(tidak makan dan tidak minum – Mat 11:18)
Orang-orang Kristen mempunyai suatu kewajiban:
Untuk hidup kudus. Kadang-kadang, orang-orang yang belum mengenal Tuhan tidak tertarik pada kehidupan kudus.
Untuk secara aktif memperluas pengaruh mereka terhadap orang lain bagi kemuliaan Allah. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga (Mat 5:16).
Puasa Yohanes Pembaptis ditujukan untuk mereka yang ingin menjadi pengaruh yang baik (bukan untuk keegoisan/tujuan yang mementingkan diri sendiri, melainkan untuk memuliakan Tuhan), atau mereka yang belum memiliki kesaksian yang baik, tetapi ingin berarti di mata Allah; untuk membalikkan kritik ketika orang-orang tidak memahami hal baik yang saudara lakukan.
Orang Kristen harus berani untuk tampil beda dengan dunia ini untuk menjadi berpengaruh bagi Allah.
Mereka yang menjalankan Puasa Yohanes Pembaptis tidak secara otomatis dipenuhi oleh Roh Kudus dengan menahan diri untuk tidak makan.
Untuk dipenuhi Roh Kudus harus mengikuti resep Allah:
Hilangkan dosa dari hidup saudara.
Serahkan diri saudara kepada Allah.
Mintalah Roh Kudus untuk masuk dalam hidup saudara.
Berimanlah bahwa Ia akan datang.
Taatilah firman Allah. Berjalanlah terus-menerus bersama Roh Kudus.
Biarlah Roh Kudus terus-menerus menguatkan saudara.
Puasa Ester
(janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang – Est 4:16)
Kehidupan Kristiani mengandung banyak bahaya - berpihak kepada Kristus menuntut harga yang mahal - rentan terhadap serangan fisik dan terhadap ancaman rohani dari setan dan Iblis (Ef 6:12).
Puasa Ester bukanlah suatu paham pengusiran setan (exorcisme); tidak melepaskan perhambaan/kecanduan yang diderita seseorang akibat pengaruh roh jahat; tidak didesain untuk menyembuhkan orang yang menderita penyakit medis akibat pengaruh roh jahat atau kerasukan setan; digunakan sebagai senjata perlindungan untuk melawan roh jahat – tergoda untuk berbuat dosa, atau terpikat oleh ajaran sesat (dokrin setan) atau tindakan amoral.
Pahamilah bahwa setan akan mencoba menghapuskan setiap roh kepekaan dan membutakan pikiran dari pengertian tentang hal-hal rohani. Para hamba Tuhan pun bisa menjadi buta secara rohani, dengan menyangkali dasar-dasar iman atau menjadi fanatik sehingga mengabaikan kehendak Allah.
Untuk mendapatkan perlindungan peristiwa-peristiwa yang sangat berat, bukan untuk perlindungan dari cobaan dan bahaya yang kita hadapi sehari-hari. Biasanya, tipu muslihat setan tidak ditunjukkan secara berlebihan/terbuka, melainkan secara tertutup.
(Sumber: Warta KPI TL No. 22/II/2006; Puasa untuk melakukan terobosan rohani, Elmer L. Towns)