Mendengar kata Injil, orang mendapat kesan bahwa “Injil” itu sesuatu yang bersifat rohani, yang suci, yang benar dan yang datang dari Tuhan, yang kita sembah. Tetapi terhadap satu injil ini, kita harus mengetahui dan mewaspadai karena adalah “Injil palsu”.
Injil (kabar baik tentang lawatan cinta kasih Allah dalam diri Kristus) itu pertama-tama diwartakan oleh Yesus (Mrk 1:15), kemudian diteruskan secara lisan pula oleh para murid-muridNya.
Demi terjaganya pesan Ilahi itu dan untuk kebutuhan Gereja maka warta lisan itu mulai dibukukan di bawah inspirasi Roh Kudus, hingga kitab itu sampai kepada umat Kristiani sekarang.
Oleh sebab itu Injil bukanlah pertama-tama sebuah kitab, melainkan “cetusan iman” umat kristiani perdana karena pengalaman impiriknya dengan Kristus yang telah bangkit itu.
Pada tahun 1709 dunia Kristen digemparkan oleh berita adanya injil aneh yaitu Injil Barnabas dalam bahasa Itali yang ditemukan oleh seorang Penasehat Raja Prusia bernama Cremer. Saat ini Injil tersebut disimpan di Museum Di Wina Austria. Mengapa aneh? Karena isinya sangat berbeda dengan Injil yang sudah dibakukan sejak tahun 325.
Maka dilaksanakan penyelidikan dengan seksama – ternyata kertas yang dipakai adalah kertas yang lazim dipakai orang antara abad XIV dan XVI – zaman Paus Sixtus ke V pada tahun 1585-1590; penulisnya seorang Arab beragama Islam berdomisili di Spanyol bernama Mustafa de Arande dengan nama samaran Fra Marino.
Untuk meyakinkan pihak Kristen tentang kebenaran Islam, tidaklah menguntungkan memakai titik tolak “injil” palsu Barnabas sebagai dakwah anti-Kristen, karena banyak bertentangan dengan Agama Islam yang mencoba membelanya (Rahnip M. BA, 1984:307). Untuk memelihara kerukunan dan kesatuan bangsa dan negara, jangan kita mudah terprovokasi setiap pihak yang mencoba mengail di air keruh. Kiranya penganjur injil ini membaca untuk mencari nilai kebenarannya.
Mengenai injil-injil apokrif yang jumlahnya banyak sekali (sebagian kutipan dari daftar ke - 60 dari Dekrit Pseudo-Gelasius I (James, 1955:23), antara lain: History of James (Riwayat Yakobus); Apocalypse of Peter (Wahyu kepada Petrus); Travels and Teachings of the Apostles, The Apocryphal Acts in general (Perjalanan hidup dan pengajaran para Rasul: buku-buku kisah Apokrif umum); Epistles of Barnabas (Surat Barnabas); Acts of Paul (Kisah Paulus); Apocalypse of Paul (Wahyu kepada Paulus); Teaching (Didascalia)of Clement, Apostolic Constitution (Pengajaran Clement, Konstitusi Rasuli); Teaching of Ignatius (Pengajaran Ignatius); Teaching of Polycarp (Pengajaran Policarpus); Gospel according of Barnabas (Injil Barnabas); Gospel according of Matthias (Injil Matias).
Injil Barnabas dan Injil Matias tak pernah ada bukti-bukti “injil” Itali ini pernah dikutip oleh bapak-bapak gereja atau oleh para bidaah yang dikutuk gereja sekalipun.
Memang banyak tradisi lisan yang beredar sebagai ucapan-ucapan Barnabas dan sekarang terpelihara dalam beberapa tulisan, tetapi ucapan-ucapan tradisi itu tidak terdapat dalam Injil Barnabas. Dari gereja purba, baik tradisi lisan apalagi tertulis, tidak pernah ditemukan satu ayat pun atau sebagian dari Injil Barnabas.
Surat Barnabas (memuat pengakuan terhadap tulisan kanonik, Injil Matius, Injil Yohanes, Kisah Para Rasul dan 2 Petrus, serta memuat semacam interpretasi buku-buku kanonik secara ikhtisar – menasehatkan supaya orang Kristen jangan sampai kembali kepada agama Yahudi) yang memiliki cukup wibawa sama sekali tidak mendukung Injil Barnabas.
Isi Injil Barnabas sangat bertentangan dengan Injil sesungguhnya, antara lain:
- Bahasa pengajaran injil ini sangat berlainan dengan bahasa injil-injil Kanonik (bahasa Aramia-lama/Yunani).
- Mengutip Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dari perjemahan Latin, acap kali dicampur adukkan dengan cerita-cerita pada abad pertengahan, filsafat scholastik, memperkenalkan kutipan-kutipan dari Quran, Hadis dan tradisi-tradisi Islam yang berkembang belakangan.
- Sangat menekankan hukum Taurat.
- Pauluslah biang dari penyelewengan agama kristen dari pengajaran Yesus aslinya/banyak menyesatkan dengan dogma durhakanya.
- Seolah-olah Rasul Paulus berpisah dengan Barnabas karena perbedaan theologis dan doktriner.
- Penonjolan peranan Ismail menggantikan Ishak dalam tradisi Yahudi Kristen (pasal 19, 22, 192) dll.
(Sumber: Warta KPI TL No. 25/V/2006; Telaah Kritis Atas Injil Barnabas, Bambang Noorsena, SH.).