Dalam ibadat bersama, baik Ibadat Sabda maupun Ibadat Ekaristi, umat Katolik mempunyai kebiasaan untuk mengaku dosa terlebih dahulu (“Saya mengaku ..., bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan , dengan perbuatan dan kelalaian ...”)
Pada umumnya orang jarang berdosa dengan pikiran/perkataan/perbuatan jahat, tetapi banyak kali melalaikan kewajiban terhadap Allah dan sesama.
- Lalai menjaga sesama (sikap masa bodoh/acuh tak acuh) - Yeh 33:1-9 – Tuhan menciptakan manusia tidak sendirian, melainkan berkelompok, supaya mereka dapat saling menjaga dan menolong satu sama lain (Kej 2:18). Karena dosa kelalaian Adam dan Hawa, maut telah menjalar ke semua orang (Rm 5:12), dalam hal ini Tuhan akan menuntut pertanggung jawaban (Mat 25:45).
- Lalai menegor sesama – 1 Tes 5:14, 2 Tim 4:2, Tit 1:13 – jika ia tidak mau bertobat, anggap saja ia seorang kafir yang tidak mengenal Allah.
- Lalai menolong sesama (mengabaikan kewajiban untuk menolong sesama yang sedang menderita) – Luk 10:25-37, Mat 25:31-46.
- Lalai memuliakan Allah – Luk 17:11-19 – dari dahulu sampai sekarang, cukup banyak orang beragama yang munafik, yaitu dengan berpura-pura beribadah kepada Allah, padahal hati mereka sama sekali jauh dari Allah - memuliakan hanya dengan bibir, tetapi hati penuh dengan pikiran jahat (Mrk 7:20-23); sebab itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu (1 Kor 6:20).
- Lalai melawan iblis – 1 Pet 5:8-9.
Orang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya! Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, ... Ia sabar, karena menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat! (Ams 1:32; 2 Pet 3:9).
(Sumber: Warta KPI TL No. 24/IV/2006; Dosa Kelalaian P. Hendrik Njiolah, Pr.).