Sering kali manusia berpikir sudah hidup di dalam Tuhan/merasa rohaninya sudah mantap/stabil, tiba-tiba di tengah kemantapannya ada sedikit masalah mulai kecewa (hati dan mulut mulai mengeluarkan komentar-komentar yang kejam waktu dosa mengikat kehidupan kita); akhirnya mulai malas berdoa/membaca Kitab Suci/pelayanan/berkomunitas dengan seribu satu macam alasan (tanyalah di dalam hati apa akarnya yang menyebabkannya). Berhati-hatilah karena orientasinya Allah bukan manusia.
Berbahagialah orang yang tidak kecewa dan menolak Aku (Mat 11:6).
Kejatuhan manusia dihadapan Allah yang pertama kali ketika rohani kita redup/mati - tidak ada rasa takut akan Tuhan (tidak dapat dilihat oleh mata jasmani). Kejatuhan dimulai dari rohani – hati – jasmani.
Kenapa orang Kristen/hamba Tuhan yang penuh urapan juga dapat jatuh ke dalam dosa? Bukan karena manusia biasa/manusiawi tetapi api di dalam hatinya mulai redup, rohnya mulai menjauh dari Allah; meskipun tubuhnya masih bisa berkotbah/bernyanyi dengan baik/duduk-duduk tenang di Gereja.
Pengurapan Allah akan menghasilkan cinta di dalam hati manusia. Ketika pengurapan itu masih berkobar di hati dan hati kita berpaut pada Tuhan, maka kita akan melakukan yang Tuhan minta.
Perzinahan di mata Allah adalah ketika kita mulai berpaling dari Tuhan/ketika kita mulai tertarik dengan yang semua dunia tawarkan/terlalu melekat dengan mamon di dalam kehidupan ini – perzinahan secara roh, karena Allah hanya bergaul dengan roh manusia, bukan dengan fisik manusia (Mzm 73:27).
Perzinahan ada 3 jenis:
1. Perzinahan di dalam roh – orang yang berpaling dari Allah, secara roh sudah jatuh. Misalnya: bertanya pada peramal (Im 19:31).
2. Berzinah di dalam jiwa – setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya (Mat 5:28).
3. Perzinahan jasmani.
Kejatuhan dalam konteks kaca mata Allah:
- ... sebab pada hari engkau memakannya pastilah engkau mati (Kej 2:15-17) – bukan mati secara jasmani tapi rohaninya (rohnya terpisah dari Allah).
- Generasi yang jahat dan pezinah (Mat 12:38-39 versi James King); tetapi Yesus mengecamnya (Mat 23:1-36). Ahli Taurat dan orang-orang Farisi menjadi pelaku firman secara jasmani/kewajiban/ritual - dalam hati mereka yang ada hanya kewajiban agar tidak berdosa/Tuhan memberkati, tapi hati mereka jauh dari Allah (ketika beribadah tidak ada api cinta/getaran akan kasih Tuhan).
- Saul hanya diurapi sebagai raja karena kebutuhan bangsa Israel.
1. Saul menunggu tujuh hari lamanya ... tetapi Samuel tidak datang, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan dia... lalu ia mempersembahkan korban bakaran (1Sam 13:8-12) – untuk menguji ketahanan. Karena takut melihat musuh, Saul melihat rakyat sebagai barometernya dari pada Samuel abdi Allah.
2. ... kalahkan orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya ... bunuhlah semuanya ... Tetapi Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agang (raja orang Amalek) dan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun 1 Sam 15:1-26) – maksudnya baik, tetapi melangkahi titah Tuhan dan abdi-Nya.
3. Saul telah menyingkirkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh peramal ... bertanya pada Tuhan, tetapi Tuhan tidak menjawab baik melalui mimpi/Urim/perantaraan nabi ...Tuhan telah undur padanya dan telah menjadi musuhnya karena tidak mendengarkan suara Tuhan dan tidak melaksanakan murka-Nya (1 Sam 28:3-18) – ternyata masih ada seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah yang belum disingkirkan, lalu Saul bertanya padanya.
- Daud diurapi sebagai raja (panglima tertinggi) seharusnya habitatnya di medan perang; tetapi ia ada di zona kenyamanan, merasa puas/bangga dengan yang sudah dialaminya dan api cintanya mulai redup maka ia tidak melakukan itu, sehingga melakukan dosa besar dua kali..
1. ... berjalan-jalan di atas sotoh istana ... tampaklah seorang perempuan yang sangat elok rupanya sedang mandi. Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia, lalu Daud tidur dengan dia, mengandunglah perempuan itu. Uria suami perempuan itu (Batsyeba) adalah hamba yang setia dibunuh dengan cara menempatkannya di barisan depan dalam pertempuran hebat (dari kaca mata manusia tidak kelihatan) – 2 Sam 11
2. Daud tahu dan mengerti ketika berperang melawan anaknya sendiri, ia akan memenangkan pertempuran itu. Padahal Absalom, anaknya membalas kebaikan hati bapanya dengan makar untuk menggulingkannya (2 Sam 15:1-15).
(Sumber: Warta KPI TL No. 35/III/2007; Renungan KPI TL Tgl 15 Februari 2007, Dra Yovita Baskoro, MM).