Setiap saat Allah berbicara pada kita, tetapi seringkali kita tidak peka sehingga ada ketakutan dalam menghadapi peristiwa akhir-akhir ini. Sebagai anak Tuhan kita tidak boleh ketakutan/gelisah, karena hal itu harus terjadi sesuai nubuatan Yesus.
Jangan takut, sebab Tuhan telah memanggil dan menyebut nama kita sejak dalam kandungan (Yes 49:1). Tuhan menyertai/menebus kita dengan mengutus Anak-Nya sebagai pendamai bagi dosa-dosa kita (Yes 43:5; I Yoh 4:10). Oleh karena kita kepunyaan-Nya dan kita berharga di mata-Nya (Yes 43:1, 4).
Jikalau Allah sedemikian rupa mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi (1 Yoh 4:11).
Kasih itu sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersukacita karena ketidakadilan, menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Nubuatan akan berakhir, bahasa roh akan berhenti, pengetahuan akan lenyap, tetapi kasih tidak berkesudahan (1 Kor 13:4-8).
Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barang siapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih (1 Yoh 4:18).
(Sumber: Warta KPI TL No. 29/IX/2006; Renungan KPI TL Tgl 20 Juli 2006, Akhsen Gumelar).