Anugerah adalah pemberian pihak atas, karena berkenan memberi sesuatu kepada pihak bawah, yakni suatu perbuatan yang dilakukan atas dorongan kemurahan hati pihak atas.
Anugerah digunakan dalam arti sama seperti kata Sansekerta lain, yaitu 'karunia', artinya belaskasih atau sayang kepada pihak bawahan.
Kedua kata ini dipakai untuk menyatakan pemberian Tuhan sehingga sama artinya seperti kata rahmat (Arab); lih pula entri Rahmat.
(Sumber: Ensiklopedi Gereja, A Heuken SJ)
Rahmat adalah bantuan yang Allah berikan kepada kita, supaya kita dapat menjawab panggilan kita menjadi anak angkat-Nya. Ia mengantar kita masuk ke dalam kehidupan Tritunggal yang paling dalam (KGK 2021).
Kita memperoleh pembenaran berkat rahmat Allah.
Rahmat adalah kemurahan hati, pertolongan sukarela yang Allah berikan kepada kita, agar kita dapat menjawab panggilan-Nya.
Sebab panggilan kita ialah menjadi anak-anak Allah (Yoh 1:12-18), anak-anak angkat-Nya (Rm 8:14-17), mengambil bagian dalam kodrat ilahi (2 Ptr 1:3-4), dan dalam kehidupan abadi (Yoh 17:3) (KGK 1996).
Rahmat adalah keikutsertaan pada kehidupan Allah, Ia mengantar kita masuk ke dalam kehidupan Tritunggal yang paling dalam: melalui Pembaptisan warga Kristen mengambil bagian dalam rahmat Kristus, yang adalah Kepala Tubuh-Nya.
Sebagai “anak angkat”, orang Kristen dapat menamakan Allah “Bapanya” hanya dalam persatuan dengan Putera yang tunggal. Ia menerima kehidupan Roh, yang mencurahkan kasih kepadanya dan yang membangun Gereja (KGK 1997).
Tidak mudah untuk mengerti kerjasama antara rahmat (grace) dengan kehendak bebas (free will) manusia.
Rahmat dikelompokkan menjadi dua hal (Fundamentals of Catholic Dogma, Ludwig Ott):
1. Rahmat pengudusan adalah rahmat yang menetap (habitual), yang membuat jiwa kita kudus dan berkenan kepada Allah.
Rahmat ini membersihkan dan memurnikan jiwa kita yang sebelumnya ternoda dan kotor oleh dosa, sehingga pada akhirnya jiwa manusia menjadi indah kembali dan berkenan kepada Allah.
Rahmat pengudusan yang telah hilang karena dosa asal didapatkan kembali oleh manusia ketika manusia dibaptis.
2. Rahmat yang membantu (actual grace) adalah bantuan dari Tuhan yang menerangi akal budi (disebut iluminations of the will) dan menggerakkan keinginan kita (disebut inspiratons of the will) untuk menolak kejahatan dan melakukan kebaikan.
Sebagai contoh, rahmat yang membantu sebenarnya dapat mendorong seseorang menolak untuk mencuri, menolak untuk melakukan kecurangan.
Rahmat adi kodrati yang diberikan Tuhan kepada makhluk ciptaan-Nya (created grace):
1. Rahmat pengudusan (sanctifying grace).
2. Tiga kebajikan ilahi (three theological virtues – iman, harapan dan kasih – 1 Kor 13:13).).
3. Karunia Roh Kudus (gifts of the Holy Spirit).
4. Kebajikan moral yang adi kodrati (the supernatural moral virtues).
Created grace, yang mengalir dari misteri Paskah Kristus, diberikan melalui sakramen-sakramen, terutama adalah Sakramen Baptis. Sakramen-sakramen yang lain semakin memperkuat rahmat untuk lebih berdayaguna.
Bagaimana dengan orang-orang di dalam Perjanjian Lama maupun di luar bangsa Israel menerima rahmat-rahmat ini?
Secara prinsip, Tuhan dapat bekerja dengan cara-Nya yang luar biasa.
Tuhan sendiri mengatakan bahwa Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan (Yoh 3:5). Karena itu, Ia memberi perintah kepada para murid-Nya, untuk mewartakan Injil dan membaptis semua bangsa (Mat 28:19-20; DS 1618; LG 14; AG 5).
Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan orang-orang, kepada siapa Injil telah diwartakan dan yang mempunyai kemungkinan untuk memohon Sakramen ini (Mrk 16:16).
Gereja tidak mengenal sarana lain dari Pembaptisan, untuk menjamin langkah masuk ke dalam kebahagiaan abadi.
Karena itu, dengan rela hati ia mematuhi perintah yang diterimanya dari Tuhan, supaya membantu semua orang yang dapat dibaptis, untuk memperoleh “kelahiran kembali dari air dan Roh”.
Tuhan telah mengikatkan keselamatan pada Sakramen Pembaptisan, tetapi Ia sendiri tidak terikat pada Sakramen-sakramen-Nya (KGK 1257).
Jadi, sebelum Sakramen Baptis diinstitusikan oleh Kristus dan mengantisipasi misteri Paskah Kristus, maka Tuhan dapat memberikan justifikasi kepada bangsa Yahudi dengan tanda sunat – yang mengungkapkan iman – dan juga harus dibarengi dengan pertobatan yang sejati dan kasih yang bersifat adi kodrati.
Bangsa-bangsa lain juga bisa mendapatkan justifikasi dengan pertobatan yang sejati, kasih dan ungkapan iman – keinginan untuk bersama dengan Tuhan.
(Sumber: Definisi rahmat, rahmat pengudusan dan rahmat yang membantu, katolisitas.org).