Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus (Flp 4:6-7).
Pada tanggal 28 April 2020, Ferry, anak saya memberitahu bahwa dia akan pergi ke Bali. Dengan berbagai cara, kami, sebagai orang tuanya mencegahnya dan menasehatinya, namun dia berkata: “Pa, Ma, ini urusan penting dari kantor.” Mendengar penjelasan itu, kami hanya bisa memohon penyertaan Tuhan, kami berdua berdoa bersama Bunda Maria melalui Doa Rosario.
Keesokan harinya jam dua siang dia pamit pada kami, katanya: “Papa, Mama, jangan kuatir aku pergi dengan membawa surat dari kantor. Jika ada pemeriksaan, akan aku tunjukkan surat tersebut. Aku pergi dengan Iin (istrinya) dan Didik (sopirnya). Aku mohon dukungan doa papa dan mama.”
Sepanjang hari kami tidak mendapat kabar dari Ferry. Sesudah mengikuti Gideon Prayer Ministry dan berdoa rosario berdua dengan suami saya, saya menyuruh suami saya untuk menelponnya. Puji Tuhan, saya mendapatkan kabar baik. Dia lolos dari pemeriksaan dan hasil rapid testnya negatif semuanya.
Jumat, 1 Mei 2020, Ferry menelpon menceritakan bahwa dua hari di Bali pekerjaannya berjalan sesuai dengan rencana. Mendengar kabar itu, pikiran kami tenang. Namun jam empat sore saya mendengar kabar buruk dari Cindy, adik Ferry bahwa pelabuhan ditutup, baik dari Ketapang ke Gilimanuk atau sebaliknya.
Karena kami tidak mendapatkan kabar lagi, maka sesudah mengikuti GPM, kami menelpon Ferry, katanya: “Aku saat ini berada persis di tempat penjagaan, aku dibentak-bentak karena ketidak tahuanku bahwa pelabuhan ditutup atas perintah Gubernur. Aku saat ini mengalami kesulitan, kemungkinan besar aku tidak bisa pulang.” Mendengar penjelasan itu, secara spontan saya berkata: “Nyo, kamu berdoa, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Papa dan mama juga akan mendukungmu dalam doa.”
Saya segera menghubungi Gaby, cucu saya dan memberitahu kondisi papanya dan memerintahkan padanya untuk mengambil gitar dan mengajak adik-adiknya memuji dan menyembah Tuhan bersama kami.
Sungguh luar biasa kuasa pujian penyembahan. Ketika kami selesai melakukan pujian penyembahan tersebut, tiba-tiba kami mendengar kabar baik, yaitu Ferry teringat dengan seorang bapak yang bernama Chandra (anak buah dari pemilik kapal) dan dia mau membantu kesulitannya.
Pak Chandra mengatakan bahwa dia akan menemui Ferry di pom bensin. Dia memberi petunjuk untuk sampai ke tempat tersebut. Begitu Ferry bertemu dengan pak Chandra, kemudi mobil langsung digantikan olehnya sehingga sampai ke parkiran pelabuhan, Sesampainya di sana dia berkata: “Jam sepuluh lebih dua belas menit kapal itu jalan dan mobil harus segera masuk.”
Tiba-tiba Iin ingin ke toilet, maka Ferry berpesan pada Didik: “Kamu tunggu di sini!” Ketika Ferry dan Iin kembali ke mobil, mereka kaget melihat Didik berada di luar mobil dan mobil dalam keadaan mati mesinnya. Ketika ditanya Didik menjawabnya: “Pak, saya minta maaf. Tadi saja juga ke toilet. Ketika saya mau menyalakan mesinnya, tidak mau nyala.”
Sungguh luar biasa penyertaan-Nya, Ferry dalam keadaan tenang langsung mengambil kunci kontak dan memasukkan ke dalam lubangnya sambil berdoa: “Tuhan Yesus tolonglah aku. Dalam nama Yesus, aku perintahkan menyala!” Mujizatnya sungguh nyata, mobil langsung bisa menyala dan mobil tersebut dikemudikan oleh Ferry sampai ke pinggiran kapal. Di sana pak Chandra sudah menunggu dan meng-instruksikan agar mobil dimasukkan ke kapal. Ferry menelpon lagi, katanya: “Pa, Ma tidurlah. Kami sudah sampai di Ketapang.
Melalui pengalaman ini saya melihat penyertaan Tuhan yang luar biasa, ada kuasa dalam pujian dan penyembahan, ada kuasa berdoa dalam nama-Nya. Oleh karena itu setialah dalam memuji dan menyembah-Nya dan percayalah pada-Nya dengan sepenuh hati.