[KGK 347*] Tujuan penciptaan itu ialah Sabat dan dengan demikian penghormatan dan penyembahan Allah. Kebaktian telah terukir dalam tata penciptaan (Kej 1:14). "Kebaktian harus didahulukan dari apa pun" demikian bunyi peraturan santo Benediktus, yang dengan demikian menunjukkan kepada kita urutan kepentingan manusiawi yang tepat.
[KGK 1145#] Tanda dan lambang bagaikan benang, yang dengannya perayaan Sakramen ditenun. Sesuai dengan pedagogi keselamatan ilahi, arti dari tanda dan lambang itu berakar dalam karya penciptaan dan dalam kebudayaan manusiawi. Namun ia tampil lebih jelas dalam peristiwa-peristiwa Perjanjian Lama dan menyatakan diri sepenuhnya dalam pribadi dan karya Kristus.
[KGK 1146#] Tanda-tanda dari dunia pengalaman manusia. Dalam kehidupan manusiawi tanda dan lambang mendapat tempat yang penting. Karena manusia itu sekaligus makhluk jasmani dan rohani, ia menyatakan dan menangkap kenyataan-kenyataan rohani melalui tanda dan lambang jasmani. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan tanda dan lambang, supaya melalui bahasa, melalui gerak-gerik, dan kegiatan dapat berhubungan dengan orang lain. Yang sama berlaku untuk hubungannya dengan Allah.
[KGK 1147#] Allah berbicara kepada manusia melalui ciptaan yang tampak. Kosmos material menampilkan diri kepada akal budi manusia, supaya ia melihat di dalamnya jejak-jejak Penciptanya (Keb 13:1; Rm 1:19-20; Kis 14:17).
Siang dan malam, angin dan api, air dan bumi, pohon dan buah-buahan berbicara tentang Allah dan melambangkan sekaligus keagungan dan kedekatan-Nya.
[KGK 1148#] Karena mereka diciptakan oleh Allah, maka kenyataan yang dapat ditangkap oleh indera ini menjadi tanda karya Allah, yang menguduskan manusia, dan juga karya manusia yang menyembah Allah. Demikian berlaku pula untuk tanda dan lambang dalam hidup sosial manusia: mencuci dan mengurapi, membagikan roti dan minum dari cawan yang sama dapat menjadi pernyataan kehadiran Allah yang menguduskan dan terima kasih manusia terhadap Penciptanya.
[KGK 1149#] Agama-agama besar umat manusia sering kali memberi kesaksian dengan sangat mengesankan mengenai arti ritus religius yang kosmis dan simbolik ini. Liturgi Gereja membutuhkan, mengintegrasikan, dan menguduskan unsur-unsur ciptaan dan kebudayaan manusia, dengan memberikan kepadanya martabat tanda-tanda rahmat, penciptaan baru dalam Yesus Kristus.
[KGK 1150#] Tanda-tanda perjanjian. Bangsa terpilih menerima dari Allah tanda-tanda dan lambang-lambang khusus, yang menandakan kehidupan liturginya. Mereka bukan lagi hanya gambaran tentang peraturan dalam kosmos dan bukan lagi hanya isyarat-isyarat sosial, melainkan tanda-tanda perjanjian dan lambang karya agung Allah untuk umat-Nya. Penyunatan, pengurapan, dan penahbisan para raja dan para imam, peletakan tangan, persembahan, dan terutama Paska, termasuk tanda-tlanda liturgis Perjanjian Lama ini. Gereja melihat di dalam tanda-tanda ini pratanda Sakramen-sakramen Perjanjian Baru.
[KGK 1151#] Tanda-tanda yang diangkat oleh Kristus. Dalam kotbah-kotbah-Nya Yesus Tuhan sering memakai tanda-tanda dari ciptaan, guna menjelaskan misteri Kerajaan Allah (Luk 8:10). Ia menyembuhkan orang dan menopang ajaran-Nya melalui tanda yang kelihatan atau gerakan simbolik (Yoh 9:6; Mrk 7:33-35; 8:22-25). Ia memberikan kepada peristiwa-peristiwa dan tanda-tanda Perjanjian Lama, terutama keluaran dari Mesir dan Paska, (Luk 9:31; 22:7-20). satu arti baru, karena Ia sendiri adalah arti dari semua lambang ini.
[KGK 1152#] Tanda-tanda sakramental. Sejak Pantekosta, Roh Kudus menguduskan dunia melalui tanda-tanda sakramental Gereja-Nya. Sakramen-sakramen Gereja (1) tidak menghapus seluruh kekayaan tanda dan lambang kosmos dan kehidupan sosial, tetapi menyucikan dan mengintegrasikannya. Sekaligus mereka (2) memenuhi apa yang Perjanjian Lama nyatakan lebih dahulu. Mereka melambangkan dan melaksanakan keselamatan yang diperoleh Kristus, mereka menggambarkan lebih dahulu kemuliaan surga dan dalam arti tertentu mengantisipasinya.
[KGK 1145#] Tanda dan lambang bagaikan benang, yang dengannya perayaan Sakramen ditenun. Sesuai dengan pedagogi keselamatan ilahi, arti dari tanda dan lambang itu berakar dalam karya penciptaan dan dalam kebudayaan manusiawi. Namun ia tampil lebih jelas dalam peristiwa-peristiwa Perjanjian Lama dan menyatakan diri sepenuhnya dalam pribadi dan karya Kristus.
[KGK 1146#] Tanda-tanda dari dunia pengalaman manusia. Dalam kehidupan manusiawi tanda dan lambang mendapat tempat yang penting. Karena manusia itu sekaligus makhluk jasmani dan rohani, ia menyatakan dan menangkap kenyataan-kenyataan rohani melalui tanda dan lambang jasmani. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan tanda dan lambang, supaya melalui bahasa, melalui gerak-gerik, dan kegiatan dapat berhubungan dengan orang lain. Yang sama berlaku untuk hubungannya dengan Allah.
[KGK 1147#] Allah berbicara kepada manusia melalui ciptaan yang tampak. Kosmos material menampilkan diri kepada akal budi manusia, supaya ia melihat di dalamnya jejak-jejak Penciptanya (Keb 13:1; Rm 1:19-20; Kis 14:17).
Siang dan malam, angin dan api, air dan bumi, pohon dan buah-buahan berbicara tentang Allah dan melambangkan sekaligus keagungan dan kedekatan-Nya.
[KGK 1148#] Karena mereka diciptakan oleh Allah, maka kenyataan yang dapat ditangkap oleh indera ini menjadi tanda karya Allah, yang menguduskan manusia, dan juga karya manusia yang menyembah Allah. Demikian berlaku pula untuk tanda dan lambang dalam hidup sosial manusia: mencuci dan mengurapi, membagikan roti dan minum dari cawan yang sama dapat menjadi pernyataan kehadiran Allah yang menguduskan dan terima kasih manusia terhadap Penciptanya.
[KGK 1149#] Agama-agama besar umat manusia sering kali memberi kesaksian dengan sangat mengesankan mengenai arti ritus religius yang kosmis dan simbolik ini. Liturgi Gereja membutuhkan, mengintegrasikan, dan menguduskan unsur-unsur ciptaan dan kebudayaan manusia, dengan memberikan kepadanya martabat tanda-tanda rahmat, penciptaan baru dalam Yesus Kristus.
[KGK 1150#] Tanda-tanda perjanjian. Bangsa terpilih menerima dari Allah tanda-tanda dan lambang-lambang khusus, yang menandakan kehidupan liturginya. Mereka bukan lagi hanya gambaran tentang peraturan dalam kosmos dan bukan lagi hanya isyarat-isyarat sosial, melainkan tanda-tanda perjanjian dan lambang karya agung Allah untuk umat-Nya. Penyunatan, pengurapan, dan penahbisan para raja dan para imam, peletakan tangan, persembahan, dan terutama Paska, termasuk tanda-tlanda liturgis Perjanjian Lama ini. Gereja melihat di dalam tanda-tanda ini pratanda Sakramen-sakramen Perjanjian Baru.
[KGK 1151#] Tanda-tanda yang diangkat oleh Kristus. Dalam kotbah-kotbah-Nya Yesus Tuhan sering memakai tanda-tanda dari ciptaan, guna menjelaskan misteri Kerajaan Allah (Luk 8:10). Ia menyembuhkan orang dan menopang ajaran-Nya melalui tanda yang kelihatan atau gerakan simbolik (Yoh 9:6; Mrk 7:33-35; 8:22-25). Ia memberikan kepada peristiwa-peristiwa dan tanda-tanda Perjanjian Lama, terutama keluaran dari Mesir dan Paska, (Luk 9:31; 22:7-20). satu arti baru, karena Ia sendiri adalah arti dari semua lambang ini.
[KGK 1152#] Tanda-tanda sakramental. Sejak Pantekosta, Roh Kudus menguduskan dunia melalui tanda-tanda sakramental Gereja-Nya. Sakramen-sakramen Gereja (1) tidak menghapus seluruh kekayaan tanda dan lambang kosmos dan kehidupan sosial, tetapi menyucikan dan mengintegrasikannya. Sekaligus mereka (2) memenuhi apa yang Perjanjian Lama nyatakan lebih dahulu. Mereka melambangkan dan melaksanakan keselamatan yang diperoleh Kristus, mereka menggambarkan lebih dahulu kemuliaan surga dan dalam arti tertentu mengantisipasinya.