Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Jumat, 20 April 2018: Hari Biasa Pekan III Paskah - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Kis 9:1-20; Mzm 117:1, 2; Yoh 6:52-59
Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."
Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.bSama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."
Renungan
1. Perlunya katekese
Mengapa orang-orang Yahudi tidak percaya kepada Yesus, Sang Roti Hidup? Mengapa mereka begitu sulit menerima bahwa Yesuslah Mesias? Karena mereka melihat dengan sudut panjang jasmani saja. Mereka hanya melihat Yesus sebagai salah seorang diantara mereka. Mereka tidak mampu melihat bahwa Yesus adalah tanda yang Allah berikan kepada mereka, bahwa Yesus adalah penggenapan dari nubuat para nabi.
Bagaimana agar orang dapat berubah dan menangkap arti yang lebih mendalam serta percaya kepada Yesus? Melalui Pembaptisan, orang mengalami kelahiran kembali dan mengalami pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Tit 3:5). Roh Kuduslah yang menerangi orang tersebut pada saat dia mengikuti pelajaran katekese (KGK 1213-1216).
Kita bersyukur bahwa kita dapat mengimani Yesus yang memberikan tubuh dan darah-Nya dalam perayaan Ekaristi. Mari kita bertekun di dalam-Nya agar kelak dapat merayakan perjamuan abadi dan kekal bersama Dia.