Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Selasa, 3 April 2018: Hari Selasa dalam Oktaf Paskah - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Kis 2:36-41; Mzm 33:4-5, 18-19, 20, 22; Yoh 20:11-18
Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring.
Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan."
Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan (1) melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."
Kata Yesus kepadanya: (2) "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudaraKu dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Renungan
1. Kehadiran yang bermakna
(1) Maria Magdalena merasa begitu kehilangan sosok penting dalam hidupnya, yaitu Pribadi yang mengubah hidupnya, air mata itu pun mengaburkan pandangannya untuk segera mengenal Yesus. Kesedihan hatinya itu menutupi hatinya untuk mengenal Yesus yang berjumpa dengannya.
Hal ini mau mengatakan bahwa Yesus adalah pribadi yang begitu menarik dan penuh kasih, menyelamatkan dan menghidupkan, membersihkan dan mengangkat manusia dari kubangan dosa.
(2) Sapaan Yesus kepada Maria Magdalena, membuat Yesus segera dikenalinya. Perjumpaan itu menjadi perjumpaan yang penuh dengan sukacita, menguatkan hati untuk semakin teguh percaya kepada-Nya.
Kita tentu menginginkan kehidupan yang harmonis, damai dan tentram. Keinginan kita itu tidak akan tercapai jika kehadiran kita hanya mendatangkan luka dan air mata bagi orang-orang yang ada di sekitar kita.
Sebagai murid Tuhan, kita dipanggil untuk menjadi berarti bagi sesama kita. Menjadi berarti adalah sebuah panggilan untuk menjadi seperti Yesus yang penuh cinta. Apakah kehadiran dan keberadaan kita itu berarti bagi orang lain di sekitar kita?