Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Jumat, 11 Mei 2018: Hari Biasa Pekan VI Paskah - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Kis 18:9-18; Mzm 47:2-3, 4-5, 6-7; Yoh 16:20-23a
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; (1) kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita.
(2) Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia.
Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi (3) Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu.
Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.
Renungan
1. Kegembiraan sejati seorang murid
(1) Satu afirmasi bahwa dukacita dan penganiayaan itu tidaklah kekal, pasti akan berlalu. Akan ada saatnya dukacita berubah menjadi sukacita di mana para murid akan menikmati kehidupan yang baru.
(2) Penderitaan yang dialami begitu luar biasa bahkan hingga menyerupai pengalaman kematian, tetapi begitu mendengar tangisan sang anak yang baru dilahirkannya, atau melihat suatu kehidupan baru yang muncul setelah penderitaannya, sang ibu pasti melupakan penderitaannya dan gembira menyaksikan anak yang lahir daripadanya.
(3) Suatu janji penuh berkat, bahwa peristiwa kematian dan kepergiannya memang meninggalkan luka dan penderitaan di hati banyak murid. Namun hal itu perlu dialami sehingga para murid memahami apa yang dihasilkan peristiwa itu bagi iman mereka.
Saat penderitaan perlu mereka alami, supaya mereka bisa memahami maksud dan rencana Allah melalui peristiwa dan hidup Yesus. Dan saat yang menggembirakan itu tidak lain adalah bentuk kehadiran Yesus secara baru.
Jadi alasan kegembiraan para murid bukanlah alasan yang sembarangan, tetapi berkaitan dengan kehadiran-Nya sendiri. Jadi kehadiran Yesus secara baru itulah alasan yang membuat kegembiraan di hati murid tetap dan bertahan selamanya.
Apa yang dikatakannya kepada para murid waktu itu, kini dialamatkan juga kepada kita. Kita berhubungan dengan Yesus dalam iman dan keyakinan akan penyertaan-Nya itulah yang sesungguhnya menguatkan kita.
Dan kehadiran Yesus yang paling kuat adalah melalui sabda dan sakramen-Nya. Sabda dan Sakramen-Nya adalah pernyataan cinta-Nya yang kuat bagi kita dan hal inilah yang menjadikan kegembiraan kita menjadi kegembiraan yang sejati.