Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Sabtu, 16 November 2019: Hari Biasa XXXII - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Keb 18:14-16, 19:6-9; Mzm 105:2-3, 36-37, 42-43; Luk 18:1-8
Sebab sementara sunyi senyap meliputi segala sesuatu dan malam dalam peredarannya yang cepat sudah mencapai separuhnya, maka (1) firman-Mu yang mahakuasa laksana pejuang yang garang melompat dari dalam sorga, dari atas takhta kerajaan ke tengah tanah yang celaka. Bagaikan pedang yang tajam dibawanya perintah-Mu yang lurus, dan berdiri tegak diisinya semuanya dengan maut; ia sungguh menjamah langit sambil berdiri di bumi.
Sungguh (2) seluruh ciptaan dalam jenisnya dirubah kembali sama sekali oleh karena taat kepada perintah-perintah-Mu, supaya anak-anak-Mu jangan sampai mendapat celaka. Maka orang melihat awan membayangi perkemahan, tanah kering muncul di tempat yang tadinya ada air, jalan yang tidak ada rintangannya muncul dari Laut Merah, dan lembah kehijau-hijauan timbul dari empasan ombak yang hebat. Di bawah lindungan tangan-Mu seluruh bangsa berjalan lewat di tempat itu, seraya melihat pelbagai tanda yang mentakjubkan. Seperti kuda ke padang rumput mereka pergi dan melonjak-lonjak bagaikan anak domba, sambil memuji Engkau, ya Tuhan, yang telah menyelamatkan mereka.
Renungan
1. Doa - tindakan iman
Doa bukan sekedar membuka mulut dan mengucapkan kata. Doa sejatinya tindakan iman.
(1,2) Pernyataan iman akan Allah yang penuh kuasa dan mampu melakukan hal-hal ajaib bagi umat-Nya dengan cara-Nya yang dahsyat. Kepercayaan akan Allah yang mahakuasa itu harus dilandasi setiap doa.
Kepercayaan itu mencakup juga percaya akan cara kerja Allah dan membiarkan Allah bekerja dengan cara-Nya, bukan cara kita. Ketika doa terlantun, di situ iman dinyatakan.